30 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Pelaku Seni dan Budayawan Diskusi bersama Bobby Nasution, Dorong Bentuk Dewan Kesenian Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah pelaku seni dan budaya Kota Medan meminta Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk menyiapkan tempat representatif bagi mereka. Tak hanya itu, para seniman dan budayawan juga meminta Bobby Nasution untuk membentuk Dewan Kesenian Medan (DKM) sebagai wadah bagi para pelaku seni dan budaya di Kota Medan.

Hal itu disampaikan para seniman dan budayawan Kota Medan saat melakukan diskusi bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution di Taman Budaya Medan, Selasa (1/8) sore.

Salah seorang Seniman Teater Kota Me­dan, Hafiz Taadi mengatakan sejak dulu gedung Taman Budaya di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Medan itu memang tidak representatif untuk seni dan budaya.

“Untuk itu melalui diskusi ini kami berharap Pak Wali Kota Medan dapat mewujudkan harapan dan keinginan seniman dan budayawan, yakni tempat yang representatif bagi seni dan budaya,” ucap Hafiz.

Terkait dengan Dewan Kesenian Medan, Hafiz berharap lembaga yang nantinya akan menaungi seluruh cabang kesenian dan budaya tersebut dapat bersinergi dengan Pemerintah. Artinya melalui Dewan Kesenian Medan, nantinya akan diciptakan gagasan-gagasan dan sistem maupun karya seni.

Hafiz juga mengatakan, dialog dengan Bobby Nasution ini merupakan dialog cerdas. Sebab ia menilai, Bobby Nasution memiliki cita-cita untuk kesenian dan budaya di Kota Medan. Ia juga berharap agar para seniman dan budayawan harus bersabar menunggu, sebab ada sistem manajemen yang harus dijalani.

“Kita butuh pemerintah, begitu juga sebaliknya, pemerintah juga butuh seniman dan budayawan. Untuk itu ke depannya kita bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan baik. Jika telah bersinergi, akan muncul akar yang kuat untuk seni dan budaya,” pungkasnya.

Sebelumnya, di awal diskusi, Bobby Nasution menyampaikan bahwa beberapa waktu yang lalu saat melakukan audiensi, para seniman dan budayawan mengeluhkan taman Budaya yang tidak lagi bisa dipakai untuk aktifitas seni dan budaya. Artinya, tempat atau ruangan yang dulunya dijadikan sebagai tempat latihan sudah tidak dapat digunakan lagi, karena dipakai sebagian oleh Perangkat Daerah.

Menurut Bobby Nasution, sejumlah kegiatan yang telah dilakukan Pemko Medan terkhusus di bidang seni dan budaya secara masif bila dilihat hanya merupakan hilirnya, tetapi di mata para seniman dan budayawan, Pemko Medan belum memperhatikan hulunya.

Diakui Bobby Nasution, Taman Budaya ini secara administrasi baru diterima Pemko Medan di tahun 2021. Sejak saat itu, Bobby Nasution terus mencari investor untuk membangun kembali taman budaya.

“Kita menginginkan pembangunan kembali Taman Budaya Medan ini tidak menggunakan dana APBD, namun dana dari investor seperti Taman Gajah Mada dan yang akan dibangun adalah Taman Cadika,” jelasnya, didampingi Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Laksamana Putra Siregar dan Plt Kadis Pariwisata Viza Fandhana.

Diterangkan Bobby, Taman Budaya ini merupakan tempat untuk menciptakan dan melahirkan seniman dan budayawan Kota Medan. Oleh sebab itu, Bobby Nasution mempersilakan para seniman dan budayawan untuk menggunakan ruangan yang ada untuk latihan dan berkarya.

Terkait adanya ruangan yang dijadikan sebagai tempat sementara barang-barang milik perangkat daerah, Bobby Nasution meminta Dinas terkait agar dapat memindahkan barang tersebut agar ruangannya dapat digunakan para seniman dan budayawan.

Selanjutnya, Bobby menjelaskan bahwa dirinya sudah meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan agar dapat melakukan revisi Perwal Nomor 10 tahun 2014 tentang Dewan Kesenian Medan.

Revisi Perwal ini dilakukan agar yang memimpin Dewan Kesenian Medan benar-benar orang yang berkecimpung di dunia seni dan budaya. “Dewan Kesenian Medan nantinya orang yang benar-benar yang mengerti seni dan budaya, sehingga jika nantinya dibutuhkan regulasi terkait dengan seni dan budaya maupun metode untuk pemakaian taman budaya,” kata Bobby.

Sebelum berdiskusi, Bobby Nasution bersama para seniman dan budayawan tampak meninjau gedung utama dan beberapa ruangan sanggar yang ada di Taman Budaya Medan. (map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah pelaku seni dan budaya Kota Medan meminta Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk menyiapkan tempat representatif bagi mereka. Tak hanya itu, para seniman dan budayawan juga meminta Bobby Nasution untuk membentuk Dewan Kesenian Medan (DKM) sebagai wadah bagi para pelaku seni dan budaya di Kota Medan.

Hal itu disampaikan para seniman dan budayawan Kota Medan saat melakukan diskusi bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution di Taman Budaya Medan, Selasa (1/8) sore.

Salah seorang Seniman Teater Kota Me­dan, Hafiz Taadi mengatakan sejak dulu gedung Taman Budaya di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Medan itu memang tidak representatif untuk seni dan budaya.

“Untuk itu melalui diskusi ini kami berharap Pak Wali Kota Medan dapat mewujudkan harapan dan keinginan seniman dan budayawan, yakni tempat yang representatif bagi seni dan budaya,” ucap Hafiz.

Terkait dengan Dewan Kesenian Medan, Hafiz berharap lembaga yang nantinya akan menaungi seluruh cabang kesenian dan budaya tersebut dapat bersinergi dengan Pemerintah. Artinya melalui Dewan Kesenian Medan, nantinya akan diciptakan gagasan-gagasan dan sistem maupun karya seni.

Hafiz juga mengatakan, dialog dengan Bobby Nasution ini merupakan dialog cerdas. Sebab ia menilai, Bobby Nasution memiliki cita-cita untuk kesenian dan budaya di Kota Medan. Ia juga berharap agar para seniman dan budayawan harus bersabar menunggu, sebab ada sistem manajemen yang harus dijalani.

“Kita butuh pemerintah, begitu juga sebaliknya, pemerintah juga butuh seniman dan budayawan. Untuk itu ke depannya kita bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan baik. Jika telah bersinergi, akan muncul akar yang kuat untuk seni dan budaya,” pungkasnya.

Sebelumnya, di awal diskusi, Bobby Nasution menyampaikan bahwa beberapa waktu yang lalu saat melakukan audiensi, para seniman dan budayawan mengeluhkan taman Budaya yang tidak lagi bisa dipakai untuk aktifitas seni dan budaya. Artinya, tempat atau ruangan yang dulunya dijadikan sebagai tempat latihan sudah tidak dapat digunakan lagi, karena dipakai sebagian oleh Perangkat Daerah.

Menurut Bobby Nasution, sejumlah kegiatan yang telah dilakukan Pemko Medan terkhusus di bidang seni dan budaya secara masif bila dilihat hanya merupakan hilirnya, tetapi di mata para seniman dan budayawan, Pemko Medan belum memperhatikan hulunya.

Diakui Bobby Nasution, Taman Budaya ini secara administrasi baru diterima Pemko Medan di tahun 2021. Sejak saat itu, Bobby Nasution terus mencari investor untuk membangun kembali taman budaya.

“Kita menginginkan pembangunan kembali Taman Budaya Medan ini tidak menggunakan dana APBD, namun dana dari investor seperti Taman Gajah Mada dan yang akan dibangun adalah Taman Cadika,” jelasnya, didampingi Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Laksamana Putra Siregar dan Plt Kadis Pariwisata Viza Fandhana.

Diterangkan Bobby, Taman Budaya ini merupakan tempat untuk menciptakan dan melahirkan seniman dan budayawan Kota Medan. Oleh sebab itu, Bobby Nasution mempersilakan para seniman dan budayawan untuk menggunakan ruangan yang ada untuk latihan dan berkarya.

Terkait adanya ruangan yang dijadikan sebagai tempat sementara barang-barang milik perangkat daerah, Bobby Nasution meminta Dinas terkait agar dapat memindahkan barang tersebut agar ruangannya dapat digunakan para seniman dan budayawan.

Selanjutnya, Bobby menjelaskan bahwa dirinya sudah meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan agar dapat melakukan revisi Perwal Nomor 10 tahun 2014 tentang Dewan Kesenian Medan.

Revisi Perwal ini dilakukan agar yang memimpin Dewan Kesenian Medan benar-benar orang yang berkecimpung di dunia seni dan budaya. “Dewan Kesenian Medan nantinya orang yang benar-benar yang mengerti seni dan budaya, sehingga jika nantinya dibutuhkan regulasi terkait dengan seni dan budaya maupun metode untuk pemakaian taman budaya,” kata Bobby.

Sebelum berdiskusi, Bobby Nasution bersama para seniman dan budayawan tampak meninjau gedung utama dan beberapa ruangan sanggar yang ada di Taman Budaya Medan. (map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/