30 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Cuma Merek ‘Mercy’ yang Ada Bang….

Menelusuri Lokasi Hiburan Malam di Medan, Elegan (1)

Bagi para penikmat hiburan malam di Kota Medan, tentu tidak asing lagi dengan lokasi hiburan malam Elegan di Jalan Gatot Subroto Medan. Di lokasi ini, pengunjung cukup ramai, mulai dari siang hingga malam hari. Bahkan, di tempat ini, narkoba cukup gampang didapat!

Tim Sumut Pos, Medan

MELINTAS: Becak dayung melintas  depan Elegant  Jalan Gatot Subroto, Kamis (30/8).//ANDRI GINTING/SUMUT POS
MELINTAS: Mobil melintas di depan Elegant di Jalan Gatot Subroto, Kamis (30/8).//ANDRI GINTING/SUMUT POS

Dulunya, sebelum berganti nama Elegan, lokasi ini menggunakan nama Majestyk Entertainment atau M City. Namun, kebakaran hebat menghanguskan M City pada 4 Desember 2009 silam merenggut 23 nyawa. Meski kini M City sudah berganti nama menjadi Elegan, fungsinya tetap sama; karaoke, spa, dan hotel.

Belum lama ini, tepatnya Sabtu malam, saya menyambangi Karaoke Televisi (KTV) Elegan. Bukan tanpa alasan saya berkunjung ke lokasi itu. Tujuannya, investigasi. Saya dibantu beberapa kolega yang sangat tahu seluk beluk Elegan, termasuk soal transaksi narkoba, ekstasi!

Arloji tangan saya menunjukkan pukul 22.10 WIB. Saya tiba di lokasi Elegan. Sesuai janji, saya menunggu sang kolega di luar gerbang parkir Elegan. Parkir kendaraan roda empat cukup ramai,  hingga lokasi parkir di dalam halaman Elegan tak tertampung lagi.
Parkir cukup padat, pasti pengunjungnya ramai, pikir saya dalam hati.

Lima belas menit menunggu, sang kolega akhirnya datang. “Udah lama nunggu? Yuk kita masuk,” ajak kolega kepada saya.
Kolega datang bersama tiga temannya. Saya pun langsung mengikuti perintahnya. Sekat dinding kaca dan pintu kaca adalah pandangan pertama pintu masuk bagian depan Elegan.

Selangkah kemudian, saya dan kolega Cs langsung menaiki tangga eskalator menuju lantai dua. Di lantai dua ini, pintu masuk juga menggunakan sekat kaca, bukan dinding beton. Searah pintu masuk di lantai dua ini, tampak sebuah meja resepsionis dengan dihuni dua wanita cantik dan didampingi seorang pria. Mungkin, manajernya.

“Ada ruangan yang saya pesan tadi kan? Atas nama xxxxx (maaf nama tidak bisa dipublikasikan,Red),” tanya kolega kepada salah satu wanita resepsionis KTV.

“Ada pak, di lantai tiga ruangan VIP,” jawab resepsionis berkulit putih dan berambut sebahu itu.

Meski lokasi KTV sudah didapat, tapi kami belum beranjak dari depan meja resepsionis. Sang kolega pun menyuruh saya untuk melihat-lihat ruangan KTV di lantai dua. “Nih, masuk dari pintu ini,” tunjuk kolega kepada saya.

Saya pun masuk melalui pintu kecil seperti ruangan tersembunyi, tepatnya bersebelahan dengan meja resepsionis yang ada di lantai dua tersebut. Saya berjalan mengitari lorong jalan melalui pintu tadi, ada beberapa pintu ruangan KTV yang saling berhadapan. Suara dentuman musik dari luar pintu KTV di lantai dua itu terdengar cukup keras hingga terdengar di luar ruangan, tepatnya di lorong jalan itu. Jantung saya pun serasa ikut bergetar, karena begitu kerasnya dentuman musiknya.

“Ayo, gak usah lama-lama di situ. Kita naik ke lantai tiga. Di sana ruangan kita,” ajak kolega menyusul saya di lorong jalan tadi.

Saya pun langsung mengikuti perintah kolega, keluar dari lorong jalan di lokasi KTV lantai dua tadi. Kami lalu bergegas naik ke lantai tiga tanpa eskalator. Nah, di lantai tiga menuju ruangan KTV, tidak lagi tampak pemandangan sekat pintu kaca. Yang ada hanya dua daun pintu kayu jati dengan ukiran jepara berukuran besar. Setelah masuk melalui pintu jepara itu, kami harus menaiki sedikit tangga lagi. Barulah ruangan yang dituju dapat.

Ruangannya lumayan besar, bertuliskan VIP di depan pintu KTV. “Mau pesan minum apa? Makan mau? Ayo jangan malu-malu,” tawar kolega kepada saya di hadapan pelayan KTV yang sigap datang.

“Air mineral saja bos,” jawab saya sedikit sungkan.

“Oh ya, ada ‘vitamin’ (ekstasi,Red) ? Merek apa yang ada?” tanya kolega kepada pelayan tadi.
“Sebentar pak, saya panggil dulu orangnya,” kata pelayan kepada kolega sambil bergegas pergi.

Tanpa menunggu lama, seorang pria bertubuh lumayan tinggi dengan menggenggam HT (handytalky) di tangannya masuk ke ruangan KTV kami. Bahkan, tanpa dikoordinir, si pria ber-HT tadi langsung paham mendekati kolega saya. “Mari, bawa sini. Merek apa ini?” tanya kolega kepada pria ber-HT tadi.
“Merek Mercy yang ada Bang. Merek lain lagi kosong,” bilang pria ber-HT tadi.

“Bolehlah, kasih empat butir saja,” kata kolega.

Pria yang memegang HT-pun lalu menyerahkan empat butir pil ekstasi kepada kolega dan menerima uang Rp1 juta dari kolega saya. Pria itupun langsung berlalu keluar ruangan. “Harga pil ekstasi di tiap hiburan malam di Medan per butirnya Rp250 ribu. Kalau ada harga di bawahnya, kasiatnya kurang bagus,” ujar kolega kepada saya sambil tersenyum.

Saya pun lalu memperhatikan pil setan yang katanya merek Mercy itu. Warnanya kelihatan seperti warna cream. Kolega bercerita, tak sulit untuk membeli pil ekstasi di Elegan. Tak perlu harus kenal wajah dengan sang BD (Bandar) untuk bisa memesannya. Siapapun kalau punya uang, bisa langsung diberi kalau ingin beli.

“Memangnya ada merek lain ya?” tanya saya penasaran.

“Ya ada lah. Ada merek Pink Love, warnanya pink. Ada merek Banteng, ada merek Walet, ada merek Batman dan lainnya. Mereka jual kok di sini. Cuma mungkin ‘barangnya’ lagi kosong,” terang kolega kepada saya.

Sayapun manggut-manggut. Tak berselang lama, pelayan datang dengan membawakan minuman yang dipesan. Sedangkan ruangan KTV kami masih hening tanpa musik. Sebab, kolega belum mau dipasangkan musik karaoke, ia masih ingin ngobrol bersama saya.

Menurut cerita kolega, Elegan memang tempat favorit buat para pecinta dugem. Ini karena khasiat pil ekstasinya bisa diandalkan dan jarang mengecewakan. “Obat (ekstasi, Red) di sini lumayan bagus, gak mengecewakan. Gak perlu lama-lama, begitu telan, tunggu beberapa menit, langsung ‘tinggi’ deh. Pesannya juga gampang kok,” ujar kolega sambil tertawa.

Selain obatnya oke, kata kolega, soundsystemnya juga mantap. Degup bassnya sampai menggetarkan jantung. “Kalau bass loudspeaker mantap, makin mantap juga geleng-geleng kepalanya hahaha,” tawa kolega.

Sayapun jadi ikut tertawa karena sang kolega mempraktikkan geleng-geleng kepala di hadapan saya. (bersambung)

Menelusuri Lokasi Hiburan Malam di Medan, Elegan (1)

Bagi para penikmat hiburan malam di Kota Medan, tentu tidak asing lagi dengan lokasi hiburan malam Elegan di Jalan Gatot Subroto Medan. Di lokasi ini, pengunjung cukup ramai, mulai dari siang hingga malam hari. Bahkan, di tempat ini, narkoba cukup gampang didapat!

Tim Sumut Pos, Medan

MELINTAS: Becak dayung melintas  depan Elegant  Jalan Gatot Subroto, Kamis (30/8).//ANDRI GINTING/SUMUT POS
MELINTAS: Mobil melintas di depan Elegant di Jalan Gatot Subroto, Kamis (30/8).//ANDRI GINTING/SUMUT POS

Dulunya, sebelum berganti nama Elegan, lokasi ini menggunakan nama Majestyk Entertainment atau M City. Namun, kebakaran hebat menghanguskan M City pada 4 Desember 2009 silam merenggut 23 nyawa. Meski kini M City sudah berganti nama menjadi Elegan, fungsinya tetap sama; karaoke, spa, dan hotel.

Belum lama ini, tepatnya Sabtu malam, saya menyambangi Karaoke Televisi (KTV) Elegan. Bukan tanpa alasan saya berkunjung ke lokasi itu. Tujuannya, investigasi. Saya dibantu beberapa kolega yang sangat tahu seluk beluk Elegan, termasuk soal transaksi narkoba, ekstasi!

Arloji tangan saya menunjukkan pukul 22.10 WIB. Saya tiba di lokasi Elegan. Sesuai janji, saya menunggu sang kolega di luar gerbang parkir Elegan. Parkir kendaraan roda empat cukup ramai,  hingga lokasi parkir di dalam halaman Elegan tak tertampung lagi.
Parkir cukup padat, pasti pengunjungnya ramai, pikir saya dalam hati.

Lima belas menit menunggu, sang kolega akhirnya datang. “Udah lama nunggu? Yuk kita masuk,” ajak kolega kepada saya.
Kolega datang bersama tiga temannya. Saya pun langsung mengikuti perintahnya. Sekat dinding kaca dan pintu kaca adalah pandangan pertama pintu masuk bagian depan Elegan.

Selangkah kemudian, saya dan kolega Cs langsung menaiki tangga eskalator menuju lantai dua. Di lantai dua ini, pintu masuk juga menggunakan sekat kaca, bukan dinding beton. Searah pintu masuk di lantai dua ini, tampak sebuah meja resepsionis dengan dihuni dua wanita cantik dan didampingi seorang pria. Mungkin, manajernya.

“Ada ruangan yang saya pesan tadi kan? Atas nama xxxxx (maaf nama tidak bisa dipublikasikan,Red),” tanya kolega kepada salah satu wanita resepsionis KTV.

“Ada pak, di lantai tiga ruangan VIP,” jawab resepsionis berkulit putih dan berambut sebahu itu.

Meski lokasi KTV sudah didapat, tapi kami belum beranjak dari depan meja resepsionis. Sang kolega pun menyuruh saya untuk melihat-lihat ruangan KTV di lantai dua. “Nih, masuk dari pintu ini,” tunjuk kolega kepada saya.

Saya pun masuk melalui pintu kecil seperti ruangan tersembunyi, tepatnya bersebelahan dengan meja resepsionis yang ada di lantai dua tersebut. Saya berjalan mengitari lorong jalan melalui pintu tadi, ada beberapa pintu ruangan KTV yang saling berhadapan. Suara dentuman musik dari luar pintu KTV di lantai dua itu terdengar cukup keras hingga terdengar di luar ruangan, tepatnya di lorong jalan itu. Jantung saya pun serasa ikut bergetar, karena begitu kerasnya dentuman musiknya.

“Ayo, gak usah lama-lama di situ. Kita naik ke lantai tiga. Di sana ruangan kita,” ajak kolega menyusul saya di lorong jalan tadi.

Saya pun langsung mengikuti perintah kolega, keluar dari lorong jalan di lokasi KTV lantai dua tadi. Kami lalu bergegas naik ke lantai tiga tanpa eskalator. Nah, di lantai tiga menuju ruangan KTV, tidak lagi tampak pemandangan sekat pintu kaca. Yang ada hanya dua daun pintu kayu jati dengan ukiran jepara berukuran besar. Setelah masuk melalui pintu jepara itu, kami harus menaiki sedikit tangga lagi. Barulah ruangan yang dituju dapat.

Ruangannya lumayan besar, bertuliskan VIP di depan pintu KTV. “Mau pesan minum apa? Makan mau? Ayo jangan malu-malu,” tawar kolega kepada saya di hadapan pelayan KTV yang sigap datang.

“Air mineral saja bos,” jawab saya sedikit sungkan.

“Oh ya, ada ‘vitamin’ (ekstasi,Red) ? Merek apa yang ada?” tanya kolega kepada pelayan tadi.
“Sebentar pak, saya panggil dulu orangnya,” kata pelayan kepada kolega sambil bergegas pergi.

Tanpa menunggu lama, seorang pria bertubuh lumayan tinggi dengan menggenggam HT (handytalky) di tangannya masuk ke ruangan KTV kami. Bahkan, tanpa dikoordinir, si pria ber-HT tadi langsung paham mendekati kolega saya. “Mari, bawa sini. Merek apa ini?” tanya kolega kepada pria ber-HT tadi.
“Merek Mercy yang ada Bang. Merek lain lagi kosong,” bilang pria ber-HT tadi.

“Bolehlah, kasih empat butir saja,” kata kolega.

Pria yang memegang HT-pun lalu menyerahkan empat butir pil ekstasi kepada kolega dan menerima uang Rp1 juta dari kolega saya. Pria itupun langsung berlalu keluar ruangan. “Harga pil ekstasi di tiap hiburan malam di Medan per butirnya Rp250 ribu. Kalau ada harga di bawahnya, kasiatnya kurang bagus,” ujar kolega kepada saya sambil tersenyum.

Saya pun lalu memperhatikan pil setan yang katanya merek Mercy itu. Warnanya kelihatan seperti warna cream. Kolega bercerita, tak sulit untuk membeli pil ekstasi di Elegan. Tak perlu harus kenal wajah dengan sang BD (Bandar) untuk bisa memesannya. Siapapun kalau punya uang, bisa langsung diberi kalau ingin beli.

“Memangnya ada merek lain ya?” tanya saya penasaran.

“Ya ada lah. Ada merek Pink Love, warnanya pink. Ada merek Banteng, ada merek Walet, ada merek Batman dan lainnya. Mereka jual kok di sini. Cuma mungkin ‘barangnya’ lagi kosong,” terang kolega kepada saya.

Sayapun manggut-manggut. Tak berselang lama, pelayan datang dengan membawakan minuman yang dipesan. Sedangkan ruangan KTV kami masih hening tanpa musik. Sebab, kolega belum mau dipasangkan musik karaoke, ia masih ingin ngobrol bersama saya.

Menurut cerita kolega, Elegan memang tempat favorit buat para pecinta dugem. Ini karena khasiat pil ekstasinya bisa diandalkan dan jarang mengecewakan. “Obat (ekstasi, Red) di sini lumayan bagus, gak mengecewakan. Gak perlu lama-lama, begitu telan, tunggu beberapa menit, langsung ‘tinggi’ deh. Pesannya juga gampang kok,” ujar kolega sambil tertawa.

Selain obatnya oke, kata kolega, soundsystemnya juga mantap. Degup bassnya sampai menggetarkan jantung. “Kalau bass loudspeaker mantap, makin mantap juga geleng-geleng kepalanya hahaha,” tawa kolega.

Sayapun jadi ikut tertawa karena sang kolega mempraktikkan geleng-geleng kepala di hadapan saya. (bersambung)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/