MEDAN- Para guru di SMAN 5 Medan di Jalan Pelajar Medan Kota rencananya mogok mengajar, Rabu (3/10). Mereka memprotes kebijakan Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 5, Sutrisno yang mengangkat 15 guru honor untuk mengajar di sekolah negeri tersebut.
Selain itu, para guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) menilai kasek tidak adil karena gaji guru honorer lebih tinggi dari yang mereka terima.
“Kami tidak bisa tinggal diam saja seperti ini. Jadi apa tugas kami di sini selaku guru PNS yang mengajar di SMAN 5 Medan,” keluh Staf Pembantu Kepala Sekolah (PKS) II SMAN 5 Medan, Dra Nurmaida Rumapea MSi saat menggelar konferensi pers bersama beberap para orangtua murid yang digelar di Jalan Teladan Medan, Selasa (2/10).
Kata guru bidang studi kimia ini bahwa mereka guru yang beragama non-muslim lebih banyak ketimbang yang muslim.
“Yang non-muslim itu ada 67, lebih sedikit yang muslim” terangnya.
Malahan yang beragama muslim, kata Nurmaida lebih banyak bertugas menjadi PKS. “Inikan tidak seimbang, kami selaku guru PNS tidak tinggal diam melihat ini, kami akan mogok mengajar besok (hari ini Rabu),” tegasnya.
Lain hal dikatakan, Tahi Naingolan SH, orangtua murid sekolah SMAN 5. Dia keberatan atas kebijakan yang dilakukan Kasek, Sutrisno, seperti pengutipan uang insidental per-siswa sebesar Rp750.
Parahnya lagi, lanjut Tahi, pengutipan uang insindental itu dilakukan tanpa pemberitahuan orangtua murid.
“Sebagai orangtua murid saya keberatan dengan kebijakan yang dilakukan kasek itu,” protes Tahi yang juga alumni SMAN 5 Medan ini.
Untuk itu,lanjut Tahi, kami selaku orangtua murid akan menggelar aksi ke kantor Pemko Medan dan ke Dinas Pendidikan Kota Medan. “Untuk masalah aksi demo, kita akan gelar dalam waktu dekat ini,” seru Tahi yang juga merupakan guru karate di SMAN 5 Medan itu.(omi)