31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Si Ayah ‘Menghilang’, Ibu dan Putrinya Diusir

Foto: Fachril/PM Bunga, gadis yang tujuh tahun menjadi budak seks ayah kandungnya, saat baru melahirkan di rumahnya, Rabu (28/9/2016).
Foto: Fachril/PM
Bunga, gadis yang tujuh tahun menjadi budak seks ayah kandungnya, saat baru melahirkan di rumahnya, Rabu (28/9/2016).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Kasus persetubuhan yang dilakukan Siswo Siswanto (48) terhadap anak kandungnya, Bunga (20), hingga melahirkan dua anak, menjadi perhatian serius masyarakat tempat tinggalnya. Warga yang emosi, akhirnya mengusir ibu dan anak itu dari tempat rumahnya. Sementara Siswo lenyap.

Pengusiran dilakukan Sabtu (1/10), setelah si ibu, Hus, maupun putrinya Bunga, malah sepakat untuk mencabut laporan ke Polsek Medan Labuhan. Tanpa dikomandoi, satu per satu warga yang menetap di Jalan Rawe I, Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan, mulai berkumpul membicarakan masalah perzinahan yang telah merusak nama baik kampung mereka. Hujatan dan cercaan terus keluar dari mulut masyarakat.

“Sudah jelas-jelas kemarin ditanyai, si anak itu ngaku ayah dari bayi itu bapaknya sendiri. Sekarang sudah lain dan malah mau cabut perkara,” celoteh warga yang mulai ramai berkumpul.

Warga yang sudah terpancing kekesalannya mengancam akan mengusir keluarga Siswo Siswanto. Ternyata, ancaman itu tak hanya jadi pembicaraan, pengusiran itu benar-benar dilakukan warga dengan beramai-ramai mendatangi rumah keluarga Siswo Siswanto.Kedatangan warga ke rumah berdinding tanpa plaster itu, membuat Hus dan Bunga terkejut. Ibu dan anak itu memilih meninggalkan rumah itu dengan bayi yang baru dilahirkan.

Saat warga mengusir Hus dan Bunga, kepling setempat langsung turun untuk menenangkan warganya. “Biar aja mereka pergi, karena mereka telah merusak nama kampung ini,” teriak warga yang coba di tenangkan kepling.

Setelah ibu dan anak itu pergi, hanya ada dua orang laki-laki yang juga anak dari Siswo di rumah itu, mereka tak mengetahui kemana pergi Hus dan Bunga pergi. “Kami tak tahu kemana,” kata seorang pria remaja kepada masyarakat yang bertanya.

Suasana kehebohan pasca pengusiran itu masih menjadi buah bibir dari masyarakat. “Sudah tau bapaknya biadab, tetap aja dilindungi, kemarin pas ditanya si anak itu ngaku bapaknya yang gituin, ini sekarang sudah lain, bapak kayak gitu ko dilindungi,” kesal warga.

Kepling setempat, Zainudin mengatakan, dirinya hanya bisa menenangkan warga yang kesal dengan ulah anak itu yang mencoba melindungi bapaknya. Padahal, warga ingin menolong anak itu karena telah digitui bapaknya. “Kalau tidak ada warga, mungkin tidak terbongkar soal kelahiran bayi itu siapa bapaknya,” kata Zainudin.

Dijelaskan Zainudin, warga emosi karena melihat Hus istri dari Siswo memberikan keterangan berbelit dan mencoba mencabut perkara. “Kesal kali warga karena kasus itu belum tuntas juga, ditambah si mamak anak itu mencoba menutupi apa yang terjadi, makanya warga marah dan mengusir,” ungkap Zainudin.

Foto: Fachril/PM Bunga, gadis yang tujuh tahun menjadi budak seks ayah kandungnya, saat baru melahirkan di rumahnya, Rabu (28/9/2016).
Foto: Fachril/PM
Bunga, gadis yang tujuh tahun menjadi budak seks ayah kandungnya, saat baru melahirkan di rumahnya, Rabu (28/9/2016).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Kasus persetubuhan yang dilakukan Siswo Siswanto (48) terhadap anak kandungnya, Bunga (20), hingga melahirkan dua anak, menjadi perhatian serius masyarakat tempat tinggalnya. Warga yang emosi, akhirnya mengusir ibu dan anak itu dari tempat rumahnya. Sementara Siswo lenyap.

Pengusiran dilakukan Sabtu (1/10), setelah si ibu, Hus, maupun putrinya Bunga, malah sepakat untuk mencabut laporan ke Polsek Medan Labuhan. Tanpa dikomandoi, satu per satu warga yang menetap di Jalan Rawe I, Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan, mulai berkumpul membicarakan masalah perzinahan yang telah merusak nama baik kampung mereka. Hujatan dan cercaan terus keluar dari mulut masyarakat.

“Sudah jelas-jelas kemarin ditanyai, si anak itu ngaku ayah dari bayi itu bapaknya sendiri. Sekarang sudah lain dan malah mau cabut perkara,” celoteh warga yang mulai ramai berkumpul.

Warga yang sudah terpancing kekesalannya mengancam akan mengusir keluarga Siswo Siswanto. Ternyata, ancaman itu tak hanya jadi pembicaraan, pengusiran itu benar-benar dilakukan warga dengan beramai-ramai mendatangi rumah keluarga Siswo Siswanto.Kedatangan warga ke rumah berdinding tanpa plaster itu, membuat Hus dan Bunga terkejut. Ibu dan anak itu memilih meninggalkan rumah itu dengan bayi yang baru dilahirkan.

Saat warga mengusir Hus dan Bunga, kepling setempat langsung turun untuk menenangkan warganya. “Biar aja mereka pergi, karena mereka telah merusak nama kampung ini,” teriak warga yang coba di tenangkan kepling.

Setelah ibu dan anak itu pergi, hanya ada dua orang laki-laki yang juga anak dari Siswo di rumah itu, mereka tak mengetahui kemana pergi Hus dan Bunga pergi. “Kami tak tahu kemana,” kata seorang pria remaja kepada masyarakat yang bertanya.

Suasana kehebohan pasca pengusiran itu masih menjadi buah bibir dari masyarakat. “Sudah tau bapaknya biadab, tetap aja dilindungi, kemarin pas ditanya si anak itu ngaku bapaknya yang gituin, ini sekarang sudah lain, bapak kayak gitu ko dilindungi,” kesal warga.

Kepling setempat, Zainudin mengatakan, dirinya hanya bisa menenangkan warga yang kesal dengan ulah anak itu yang mencoba melindungi bapaknya. Padahal, warga ingin menolong anak itu karena telah digitui bapaknya. “Kalau tidak ada warga, mungkin tidak terbongkar soal kelahiran bayi itu siapa bapaknya,” kata Zainudin.

Dijelaskan Zainudin, warga emosi karena melihat Hus istri dari Siswo memberikan keterangan berbelit dan mencoba mencabut perkara. “Kesal kali warga karena kasus itu belum tuntas juga, ditambah si mamak anak itu mencoba menutupi apa yang terjadi, makanya warga marah dan mengusir,” ungkap Zainudin.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/