26.7 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Diskriminasi, karena ODHA tak Terbuka

Masih banyaknya Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapat perlakuan diskriminasi di masyarakat. Perlakuan diskriminasi tersebut tidak bisa terkikis jika ODHA tak mau terbuka akan statusnya.

Hal ini dikatakan Kordinator Konselor VCTn Adam Malik dan Ketua Perhimpunan Konselor VCT HIV/AIDS (PKVHI) Rahmad Nur Kurniawan kepada wartawan Sumut Pos Kesuma Ramadhan, beberapa hari lalu. Berikut petikan wawancaranya.

Di masyarakat, penderita HIV/AIDS atau ODHA sering mendapat diskriminasi, apa yang menyebabkan terjadinya diskriminasi ini?
Setiap institusi punya kebijakan untuk tidak melakukan diskriminasi dalam penanganan ODHA. Namun, masih ada oknum di institusi yang melakukan diskriminasi terhadap mereka. Sebaliknya, saat orang di institusi pribadi mencoba untuk melakukan hal yang tidak berbentuk diskriminasi namun intitusi tidak memiliki kebijakan akan hal itu. Dan ini menjadi satu alasan mengapa diskriminasi tidak bisa dilangkan.

Menurut Anda, selain kebijakan institusi, hal apa lagi yang membuat diskriminasi tidak bisa hilang?
Ya, mungkin diantaranya, masih banyak ODHA yang belum berani membuka diri karena masih terpersepsi dalam dirinya akan mendapatkan diskriminasi jika membuka status atau disebut stigmanisasi internal pada ODHA yang berakibat muncul cap buruk itu pada dirinya. Ini yang perlu diluruskan.

Jadi, bagaimana langkah yang harusnya dilakukan dalam meminimalisasi diskriminasi tersebut?
ODHA secara perlahan harus berani membuka status di depan masyarakat, dengan kesiapan mental psikologis dan ini sudah mulai dilakukan bebrapa ODHA. Ternyata, bisa diterima oleh masyarakat. Jadi, sebelum orang lain menerima keadaan dan statusnya, ODHA harus menerima keberadaannya terlebih dahulu.

Untuk membuka status bukan hal mudah bagi mereka, menurut Anda bagaiamana proses yang harus dilakukan?
Setiap ODHA terlebih dahulu memberikan pengakuan terhadap dirinya dengan status yang dimilikinya. Setelah itu, kepada keluarganya dengan pertimbangan terlebih dahulu. Selanjutnya kepada masyarakat secara umum. Baru tunjukkan kepada masyarakat bahwa ODHA bisa sehat secara fisik dan mental meskipin virusnya tidak hilang. Selain itu, ODHA juga bisa meyakinkan jika HIV tidak mudah ditularkan bagi orang lain.

Jadi menurut Anda, ketidakberanian ODHA membuka status menjadi alasan tingginya diskriminasi yang mereka alami?
Ya tentunya, seperti saya ucapkan sebelumnya, jika para ODHA berani membuka status lewat proses dan tahapan tadi, masyarakat maupun instansi yang awalnya tidak mengerti dan memiliki stigma buruk terhadap ODHA bisa secara perlahan terkikis dan menerima keberadaan ODHA di tengah-tengah masyarakat.(*)

Masih banyaknya Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapat perlakuan diskriminasi di masyarakat. Perlakuan diskriminasi tersebut tidak bisa terkikis jika ODHA tak mau terbuka akan statusnya.

Hal ini dikatakan Kordinator Konselor VCTn Adam Malik dan Ketua Perhimpunan Konselor VCT HIV/AIDS (PKVHI) Rahmad Nur Kurniawan kepada wartawan Sumut Pos Kesuma Ramadhan, beberapa hari lalu. Berikut petikan wawancaranya.

Di masyarakat, penderita HIV/AIDS atau ODHA sering mendapat diskriminasi, apa yang menyebabkan terjadinya diskriminasi ini?
Setiap institusi punya kebijakan untuk tidak melakukan diskriminasi dalam penanganan ODHA. Namun, masih ada oknum di institusi yang melakukan diskriminasi terhadap mereka. Sebaliknya, saat orang di institusi pribadi mencoba untuk melakukan hal yang tidak berbentuk diskriminasi namun intitusi tidak memiliki kebijakan akan hal itu. Dan ini menjadi satu alasan mengapa diskriminasi tidak bisa dilangkan.

Menurut Anda, selain kebijakan institusi, hal apa lagi yang membuat diskriminasi tidak bisa hilang?
Ya, mungkin diantaranya, masih banyak ODHA yang belum berani membuka diri karena masih terpersepsi dalam dirinya akan mendapatkan diskriminasi jika membuka status atau disebut stigmanisasi internal pada ODHA yang berakibat muncul cap buruk itu pada dirinya. Ini yang perlu diluruskan.

Jadi, bagaimana langkah yang harusnya dilakukan dalam meminimalisasi diskriminasi tersebut?
ODHA secara perlahan harus berani membuka status di depan masyarakat, dengan kesiapan mental psikologis dan ini sudah mulai dilakukan bebrapa ODHA. Ternyata, bisa diterima oleh masyarakat. Jadi, sebelum orang lain menerima keadaan dan statusnya, ODHA harus menerima keberadaannya terlebih dahulu.

Untuk membuka status bukan hal mudah bagi mereka, menurut Anda bagaiamana proses yang harus dilakukan?
Setiap ODHA terlebih dahulu memberikan pengakuan terhadap dirinya dengan status yang dimilikinya. Setelah itu, kepada keluarganya dengan pertimbangan terlebih dahulu. Selanjutnya kepada masyarakat secara umum. Baru tunjukkan kepada masyarakat bahwa ODHA bisa sehat secara fisik dan mental meskipin virusnya tidak hilang. Selain itu, ODHA juga bisa meyakinkan jika HIV tidak mudah ditularkan bagi orang lain.

Jadi menurut Anda, ketidakberanian ODHA membuka status menjadi alasan tingginya diskriminasi yang mereka alami?
Ya tentunya, seperti saya ucapkan sebelumnya, jika para ODHA berani membuka status lewat proses dan tahapan tadi, masyarakat maupun instansi yang awalnya tidak mengerti dan memiliki stigma buruk terhadap ODHA bisa secara perlahan terkikis dan menerima keberadaan ODHA di tengah-tengah masyarakat.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/