27.1 C
Medan
Thursday, March 27, 2025

Jembatan Sicanang Kurang Matang Perencanaan

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan Jembatan Titi Dua Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, tidak dapat diselesaikan sampai rampung di tahun 2020. Hal ini membuktikan perencanaan dalam membangun jembatan tersebut tidak matang.

BELUM RAMPUNG:Jembatan Titi Dua Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Medan Belawan, pembangunannya belum rampung di tahun 2020.Fachril/sumutpos.
BELUM RAMPUNG:Jembatan Titi Dua Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Medan Belawan, pembangunannya belum rampung di tahun 2020.Fachril/sumutpos.

Demikianlah ditegaskan Wakil Ketua DPRD Kota Medan, HT Bahrumsyah, Minggu (3/1). Dikatakanannya, anggaran yang sudah dianggarkan senilai Rp13 miliar lebih untuk pembangunan jembatan itu ternyata tidak cukup, mengingat adanya perubahan rancangan desain jembatan dengan memperpanjang hembatan yang tadinya 40 meter menjadi 60 meter.

Dengan perubahan desain itu, ia menduga kurang matangnya perencanaan untuk pembangunan jembatan tersebut. Sehingga, pembangunan jembatan itu hanya sebatas pondasi sisi ujung jembatan.

“Kita tahu, di dinas itu banyak orang teknik. Masa hanya menganggarkan dan merencanakan untuk jembatan kecil di kelurahan tidak matang perencanaannya. Saya pikir ini keteledoran dan kecerobohan dalam merancang sebuah jembatan,” tegasnya.

Dijelaskan Ketua DPD PAN Kota Medan ini, anggaran yang sudah dikeluarkan harus terukur untuk pembangunan jembatan tersebut. Jadi, tidak ada alasan bagi dinas terkait adanya faktor lain yang membuat gagalnya jembatan itu tidak rampung. Sebab, jembatan tersebut sudah menjadi sorotan publik.

“Untuk apa kita bayar konsultan perencanaan, sehingga ini bisa jadi begini. Kami tegaskan, DPRD selama ini tidak pernah menghambat proses pembangunan, ketika diusulkan anggaran kami sahkan. Tapi sekarang kenyataannya ada kesalahan dalam perencanaan,” kesal Bahrum.

Mengenai pelaksanaan yang sudah berlangsung, kata Bahrum, pembangunan pondasi yang sudah terlaksana sisa anggarannya akan dikembalikan atau Silpa. Khusus jembatan sicanang tidak ada refocussing, tetapi efesiensi anggaran yang sudah terserap terhadap pembangunan pondasi yang sudah terlaksana.

“Harapannya dengan pembangunan pondasi yang sudah terlaksana, sisa anggaran harus dikembalikan dan akan diaudit untuk disampaikan LPJ-nya ke DPRD. Untuk sisa pembangunan, sudah dianggarkan Rp9 miliar, semoga segara dilanjutkan pembangunannya paling cepat di Januari 2020,” harap Bahrum.

Sementara itu, pelaksana proyek dari Direktur PT Bahtera Sukses Indonesia, Firman mengakui, pelaksanaan pembangunan jembatan sicanang hanya untuk pembangunan ketahanan tanah dan pondasi, karena ada perubahan desain ukuran jembatan tersebut.

“Jadi, anggaran Rp13 miliar untuk pembangunan jembatan itu hanya sebatas pondasi saja. Anggarannya tidak semua habis, sisanya Silpa dan akan dikembalikan. Jadi, kelanjutan pembangunan dilaksanakan di tahun 2020. makamya kami mengerjakan untuk pondasi saja,” pungkas Firman. (fac/ila)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan Jembatan Titi Dua Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, tidak dapat diselesaikan sampai rampung di tahun 2020. Hal ini membuktikan perencanaan dalam membangun jembatan tersebut tidak matang.

BELUM RAMPUNG:Jembatan Titi Dua Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Medan Belawan, pembangunannya belum rampung di tahun 2020.Fachril/sumutpos.
BELUM RAMPUNG:Jembatan Titi Dua Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Medan Belawan, pembangunannya belum rampung di tahun 2020.Fachril/sumutpos.

Demikianlah ditegaskan Wakil Ketua DPRD Kota Medan, HT Bahrumsyah, Minggu (3/1). Dikatakanannya, anggaran yang sudah dianggarkan senilai Rp13 miliar lebih untuk pembangunan jembatan itu ternyata tidak cukup, mengingat adanya perubahan rancangan desain jembatan dengan memperpanjang hembatan yang tadinya 40 meter menjadi 60 meter.

Dengan perubahan desain itu, ia menduga kurang matangnya perencanaan untuk pembangunan jembatan tersebut. Sehingga, pembangunan jembatan itu hanya sebatas pondasi sisi ujung jembatan.

“Kita tahu, di dinas itu banyak orang teknik. Masa hanya menganggarkan dan merencanakan untuk jembatan kecil di kelurahan tidak matang perencanaannya. Saya pikir ini keteledoran dan kecerobohan dalam merancang sebuah jembatan,” tegasnya.

Dijelaskan Ketua DPD PAN Kota Medan ini, anggaran yang sudah dikeluarkan harus terukur untuk pembangunan jembatan tersebut. Jadi, tidak ada alasan bagi dinas terkait adanya faktor lain yang membuat gagalnya jembatan itu tidak rampung. Sebab, jembatan tersebut sudah menjadi sorotan publik.

“Untuk apa kita bayar konsultan perencanaan, sehingga ini bisa jadi begini. Kami tegaskan, DPRD selama ini tidak pernah menghambat proses pembangunan, ketika diusulkan anggaran kami sahkan. Tapi sekarang kenyataannya ada kesalahan dalam perencanaan,” kesal Bahrum.

Mengenai pelaksanaan yang sudah berlangsung, kata Bahrum, pembangunan pondasi yang sudah terlaksana sisa anggarannya akan dikembalikan atau Silpa. Khusus jembatan sicanang tidak ada refocussing, tetapi efesiensi anggaran yang sudah terserap terhadap pembangunan pondasi yang sudah terlaksana.

“Harapannya dengan pembangunan pondasi yang sudah terlaksana, sisa anggaran harus dikembalikan dan akan diaudit untuk disampaikan LPJ-nya ke DPRD. Untuk sisa pembangunan, sudah dianggarkan Rp9 miliar, semoga segara dilanjutkan pembangunannya paling cepat di Januari 2020,” harap Bahrum.

Sementara itu, pelaksana proyek dari Direktur PT Bahtera Sukses Indonesia, Firman mengakui, pelaksanaan pembangunan jembatan sicanang hanya untuk pembangunan ketahanan tanah dan pondasi, karena ada perubahan desain ukuran jembatan tersebut.

“Jadi, anggaran Rp13 miliar untuk pembangunan jembatan itu hanya sebatas pondasi saja. Anggarannya tidak semua habis, sisanya Silpa dan akan dikembalikan. Jadi, kelanjutan pembangunan dilaksanakan di tahun 2020. makamya kami mengerjakan untuk pondasi saja,” pungkas Firman. (fac/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru