25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

BBM dan Gaji Dipotong, Sopir Sampah Mogok

FOTO: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Puluhan truk tidak beroperasi saat petugas kebersihan dari dinas Pertamanan kota Medan melakukan aksi mogok kerja di halaman kantor dinas Pertamanan Medan jalan Pinang Baris Medan.
FOTO: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Puluhan truk tidak beroperasi saat petugas kebersihan dari dinas Pertamanan kota Medan melakukan aksi mogok kerja di halaman kantor dinas Pertamanan Medan jalan Pinang Baris Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Belum tuntas lagi kasus dugaan penyelewengan voucher BBM truk sampah di Dinas Kebersihan Medan, kini masalah baru muncul. Ratusan sopir dan kernet mobil sampah mengaku kecewa karena jatah BBM mereka dikurangi.

Rasa kekecewaan tersebut mereka sampaikan dengan melakukan aksi mogok kerja di depan halaman kantor Dinas Kebersihan Kota Medan, Jalan Pinang Baris, Senin (3/3).

“Satu voucher biasanya untuk 25 liter solar, namun sejak Hari Minggu (2/3), satu voucher hanya bisa ditukar dengan 15 liter solar,” kata Rahman kernet supir mobil sampah.

Bukan cuma itu, Rahman mengaku, seluruh gaji Tenaga Harian Lepas (THL) yang bertanggung jawab atas sampah, gajinya juga akan dipotong Rp500 ribu setiap bulan. Pemotongan jumlah BBM dan gaji dilakukan karena untuk menutupi uang Rp5,6 miliar yang menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Daripada gaji kami dipotong, lebih baik kami mogok kerja,” kata pria yang sudah tiga tahun bekerja di Dinas Kebersihan itu.

Menurutnya, aksi mogok kerja ini rencananya akan dilakukan selama dua hari. Sebelumnya, pemotongan jumlah BBM ini juga sudah pernah dilakukan. Akan tetapi, setelah dilakukan demonstrasi pemotongan dibatalkan.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, mogok kerja ini dilakukan hampir seluruh sopir dan kernet yang bertugas untuk mengangkat sampah ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).

“Hari ini mobil tidak ada yang bergerak, sehingga sampah belum dapat diangkut,” katanya.

Dia mengaku, setiap mobil jenis tiper yang bertugas mengangkut sampah di beri jatah 25 liter untuk dua trip dan ketika selesai bertugas solar yang tersisa hanya 5 liter.

“Karena dipotong jatah minyak, sopir dan dan kernet patungan untuk menutupi biaya operasional dari mobil pengangkat sampah tersebut,” katanya.

Kadis Kebersihan Kota Medan, Pardamean Siregar membantah jika ada pemotongan jumlah BBM untuk mobil pengangkut sampah. Dikatakannya, setiap sopir setiap hari diberi satu voucher untuk ditukarkan dengan BBM jenis solar.

“Mana mungkin kita yang potong jumlah BBM-nya, karena yang mengisi BBM untuk mobil pengangkut sampah ialah SPBU yang ditunjuk sebagai kuasa usaha,” katanya.

Pardamean mengaku belum mendapatkan informasi mengenai adanya aksi para sopir dan kernet yang mogok kerja. “Tidak ada itu mogok, mungkin mereka sedang istirahat dan akan kembali bekerja sebagaimana biasanya,” ungkapnya.

Sementara itu, Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengaku tidak terlalu mempermasalahkan aksi yang dilakukan para supir dan kernet mobil sampah. “Biasanya seperti itu, mereka hanya menyampaikan aspirasi,” kata Eldin.

Orang nomor satu di Kota Medan itu mengaku, seluruh supir, kernek dan petugas Bestari dan Lestari akan bekerja seperti biasa. “Setelah menyampaikan aspirasinya, THL di Dinas Kebersihan itu akan kembali bekerja sebagai mana mestinya,” tandasnya.

Pantauan Sumut Pos di sejumlah titik masih nampak tumpukan sampah yang belum diangkat seperti di Jalan Mongonsidi, Jalan Danau Singkarak serta jalan Sekip. (dik/adz)

FOTO: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Puluhan truk tidak beroperasi saat petugas kebersihan dari dinas Pertamanan kota Medan melakukan aksi mogok kerja di halaman kantor dinas Pertamanan Medan jalan Pinang Baris Medan.
FOTO: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Puluhan truk tidak beroperasi saat petugas kebersihan dari dinas Pertamanan kota Medan melakukan aksi mogok kerja di halaman kantor dinas Pertamanan Medan jalan Pinang Baris Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Belum tuntas lagi kasus dugaan penyelewengan voucher BBM truk sampah di Dinas Kebersihan Medan, kini masalah baru muncul. Ratusan sopir dan kernet mobil sampah mengaku kecewa karena jatah BBM mereka dikurangi.

Rasa kekecewaan tersebut mereka sampaikan dengan melakukan aksi mogok kerja di depan halaman kantor Dinas Kebersihan Kota Medan, Jalan Pinang Baris, Senin (3/3).

“Satu voucher biasanya untuk 25 liter solar, namun sejak Hari Minggu (2/3), satu voucher hanya bisa ditukar dengan 15 liter solar,” kata Rahman kernet supir mobil sampah.

Bukan cuma itu, Rahman mengaku, seluruh gaji Tenaga Harian Lepas (THL) yang bertanggung jawab atas sampah, gajinya juga akan dipotong Rp500 ribu setiap bulan. Pemotongan jumlah BBM dan gaji dilakukan karena untuk menutupi uang Rp5,6 miliar yang menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Daripada gaji kami dipotong, lebih baik kami mogok kerja,” kata pria yang sudah tiga tahun bekerja di Dinas Kebersihan itu.

Menurutnya, aksi mogok kerja ini rencananya akan dilakukan selama dua hari. Sebelumnya, pemotongan jumlah BBM ini juga sudah pernah dilakukan. Akan tetapi, setelah dilakukan demonstrasi pemotongan dibatalkan.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, mogok kerja ini dilakukan hampir seluruh sopir dan kernet yang bertugas untuk mengangkat sampah ke Tempat Penampungan Akhir (TPA).

“Hari ini mobil tidak ada yang bergerak, sehingga sampah belum dapat diangkut,” katanya.

Dia mengaku, setiap mobil jenis tiper yang bertugas mengangkut sampah di beri jatah 25 liter untuk dua trip dan ketika selesai bertugas solar yang tersisa hanya 5 liter.

“Karena dipotong jatah minyak, sopir dan dan kernet patungan untuk menutupi biaya operasional dari mobil pengangkat sampah tersebut,” katanya.

Kadis Kebersihan Kota Medan, Pardamean Siregar membantah jika ada pemotongan jumlah BBM untuk mobil pengangkut sampah. Dikatakannya, setiap sopir setiap hari diberi satu voucher untuk ditukarkan dengan BBM jenis solar.

“Mana mungkin kita yang potong jumlah BBM-nya, karena yang mengisi BBM untuk mobil pengangkut sampah ialah SPBU yang ditunjuk sebagai kuasa usaha,” katanya.

Pardamean mengaku belum mendapatkan informasi mengenai adanya aksi para sopir dan kernet yang mogok kerja. “Tidak ada itu mogok, mungkin mereka sedang istirahat dan akan kembali bekerja sebagaimana biasanya,” ungkapnya.

Sementara itu, Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengaku tidak terlalu mempermasalahkan aksi yang dilakukan para supir dan kernet mobil sampah. “Biasanya seperti itu, mereka hanya menyampaikan aspirasi,” kata Eldin.

Orang nomor satu di Kota Medan itu mengaku, seluruh supir, kernek dan petugas Bestari dan Lestari akan bekerja seperti biasa. “Setelah menyampaikan aspirasinya, THL di Dinas Kebersihan itu akan kembali bekerja sebagai mana mestinya,” tandasnya.

Pantauan Sumut Pos di sejumlah titik masih nampak tumpukan sampah yang belum diangkat seperti di Jalan Mongonsidi, Jalan Danau Singkarak serta jalan Sekip. (dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/