30 C
Medan
Saturday, December 6, 2025

Desember, Target 70% Vaksinasi Wajib Tercapai

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menyampaikan, pada November ini target vaksinasi Covid-19 harus sudah mencapai 50 persen. Dan pada akhir tahun, Desember 2021, harus mencapai 70 persen. Karenanya,  Pemprov Sumut bersama stakeholder terkait terus mempercepat vaksinasi untuk mewujudkan kekebalan tubuh kelompok di Sumut. 

Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara.

“Saya laporkan kepada Panglima TNI dan Kapolri, target vaksin Bulan November 50 persen ada 16 kabupaten/kota yang masih jauh dari target. Termasuk kabupaten/kota di Kepulauan Nias. Pangdam dan Kapolda sudah membuat tim untuk mengejar ketertinggalan itu. Kita targetkan akhir Desember selesai 70 persen,” kata Edy dalam rapat koordinasi bersama Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Rabu (3/11).

Gubsu mengakui, kendala dalam mencapai target itu, ketersediaan vaksin yang belum mencukupi. Karenanya, ia memintan

kuota vaksin dari pemerintah pusat agar dapat lebih ditambah lagi dalam waktu dekat. ”Saya berharap untuk mempercepat target vaksin, kuota vaksin yang masuk ke Sumut bisa lebih banyak. Jika ketersedian vaksin ada makanan kita akan memprioritaskan ke daerah-daerah yang masih jauh tersebut. Khusus jelang Natal dan tahun baru ini kita akan mengejar ketertinggalan target vaksin sesuai dengan arahan presiden, 70 persen diakhir Desember,” ungkapnya. 

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, sampai saat ini capaian dosis I sebesar 5.409.845 (47,37%) dan dosis II 3.349.898 (29,33%). Namun, masih ada 16 kabupaten/kota yang capaiannya masih di bawah 40 persen antara lain Kota Tanjungbalai, Padang Sidimpuan, Kabupaten Labuhanbatu, Tapanuli Tengah, Padanglawas Utara, Deliserdang, Asahan, Labuhanbatu Utara, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Langkat, Nias Selatan, Labuhanbatu Selatan, Nias Barat, dan Nias Utara. “Kita akan terus tingkatkan upaya pencegahan jelang Nataru, prokes yang utama dan kemudian kita akan perkuat vaksinasi, terutama di daerah-daerah yang cakupannya masih rendah,” tegasnya. 

Edy mengaku, Pemprovsu bersama TNI dan Polri sudah membentuk tim pada masing-masing daerah untuk menggenjot pelaksanaan vaksinasi. “Kita bentuk tim pada masing-masing daerah. Besok, rencananya Pangdam I/Bukit Barisan akan memimpin langsung vaksinasi di Nias,” pungkasnya.

Kapolri Listyo Sigit menyebutkan, dalam waktu dekat ini vaksin akan ditambah ke seluruh daerah. Terlebih memang saat menjelang momen Nataru ini, akan lebih dimasifkan. ”Sebab bila kondisinya kita lengah akan ada peningkatan. Dalam 612 hari ini pandemi memang cukup terkendali dan terus menurun secara nasional. Angka ini bisa kita capai hasil kerja keras kita semua. Termasuk juga saat pelaksanaan PON Papua kondisi Covid bisa kita kendalikan,” katanya. 

Panglima Puji Gubsu

Panglima TNI, Hadi Tjahjanto, memuji Gubsu Edy dalam menangani dan mengendalikan pandemi Covid-19 di Sumut. Namun ia mengingatkan Pemprovsu untuk mewaspadai daerah-daerah yang saat ini mengalami peningkatan kasus Covid-19. Secara nasional ada 131 kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus walau tidak signifikan antara lain Medan, Deli Serdang dan Nias Selatan.

“Saya bangga dengan senior saya ini, Pak Gubernur Sumut dalam penanganan Covid di Sumut. Namun tetap kita harus melihat autentik dan data di lapangan termasuk testing. Tetapi harus juga yang bergejala sakit, kontak erat dan konfirmasi (lakukan tracing). Sehingga mengetahui Covid di masyarakat lebih akurat. Ini kita harus lakukan terus menerus,” ujarnya. 

 Menurutnya, kenaikan sekecil apapun perlu diwaspadai untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19. “Waspadai kenaikan sekecil apapun, lihat mengapa terjadi dan segera atasi. Kita tidak ingin kejadian beberapa bulan lalu terjadi lagi apalagi sampai ke gelombang ketiga karena sangat menyulitkan mengatasinya. Perkuat tracing agar kita mendapatkan data akurat perkembangan kasus di daerah kita,” tegas Panglima.

Vaksinasi Lansia di Bawah Target

Sementara, tingkat vaksinasi Covid-19 untuk kategori masyarakat Lanjut Usia (Lansia) di Kota Medan masih terbilang rendah, jauh dari target yang ditetapkan pemerintah. Menurut Plt Kadis Kesehatan Kota Medan dr Mardohar Tambunan, pihaknya akan terus berupaya keras mengejar target vaksinasi lansia tersebut. “Realisasi vaksinasi Lansia bukan perkara rendahnya, teman-teman di lapangan sudah bekerja keras, semampu dan sedaya mungkin,” kata Mardohar kepada Sumut Pos, Rabu (3/11).

Namun, sambung Mardohar, ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam mencapai target realisasi vaksinasi bagi warga lansia. Selain banyaknya warga lansia yang kesulitan ke lokasi vaksinasi karena tidak adanya pendamping yang membawanya, warga lansia di Kota Medan yang memiliki penyakit bawaan (komorbid) dengan kategori berat juga cukup besar. “Begitu pun kita terus memberikan sosialisasi bahwa vaksin ini aman dan baik untuk mereka,” ujarnya.

Meski begitu, Mardohar tidak menjelaskan berapa angka pasti realisasi vaksinasi lansia di Kota Medan saat ini. Namun secara umum, vaksinasi Covid-19 di Kota Medan sudah hampir mencapai 70 persen atau hampir mencapai target minimal yang ditetapkan pemerintah untuk mencapai kekebalan massal atau herd immunity.

“Khusus yang lansia saya lupa, belum saya lihat lagi datanya. Tapi kalau secara umum atau keseluruhan, realisasi vaksin dosis pertama kita itu sudah di atas 67 persen lebih atau hampir 70 persen, sudah mau mencapai target. Untuk vaksin dosis kedua sudah di atas 50 persen. Itu data kemarin ya, angka itu bergerak naik terus karena vaksinasi terus kita lakukan setiap harinya,” ungkapnya.

Sebelumnya, Mardohar juga menegaskan, Pemko Medan akan melakukan vaksinasi Covid-19 kepada anak usia 6 sampai 11 tahun apabila telah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan. Sebab saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah menyetujui penggunaan vaksin Sinovac (CoronaVac dan Vaksin Covid-19 Bio Farma) bagi anak usia 6 sampai 11 Tahun di Indonesia. Padahal sebelumnya, vaksin jenis ini hanya diizinkan untuk anak 12 tahun ke atas.

“Yang berhak mengizinkan bisa atau tidaknya vaksin itu digunakan untuk anak usia 6 sampai 11 tahun adalah Kementerian Kesehatan. Jadi selama belum ada izin dari Kemenkes, ya tentu belum bisa kita lakukan. Kita ikuti aturan yang ada saja, sebelum ada izin dari Kemenkes, maka belum bisa kita lakukan,” tuturnya.

Namun begitu, tegas Mardohar, begitu Kemenkes telah mengizinkan anak usia 6 sampai 11 tahun divaksinasi Covid-19, maka pihaknya akan langsung melakukan vaksinasi kepada anak-anak usia 6 sampai 11 tahun di Kota Medan.

Apalagi, anak usia 6 sampai 11 tahun merupakan anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Sedangkan saat ini, siswa SD di Kota Medan khususnya kelas 4, 5 dan 6 telah mengikuti Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sejak 1 November lalu.

“Begitu dapat izin dari Kemenkes, vaksinasi untuk siswa SD akan kita lakukan. Kalau SMP kan memang sudah kita vaksin, bahkan sekarang SMP sudah vaksin dosis kedua. Selama ini siswa SD kan belum kita vaksin, itu karena belum ada izin. Tapi bila sudah ada izin dari Kemenkes, maka kita siap menggelar vaksinasi pelajar untuk tingkat SD,” pungkasnya.

Bertahan di Zona Kuning

Sementara, tren positif perkembangan penanganan Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara masih berlanjut. Bahkan selama sebulan, 33 kabupaten/kota di Sumut bertahan di zona kuning (risiko rendah) penyebaran Covid-19.

Zona kuning tersebut berdasarkan data yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 melalui website resminya https://covid19.go.id/peta-risiko. Tercatat, sejak akhir bulan September hingga 31 Oktober, daerah Sumut konsisten berada di zona kuning. Namun demikian, tidak ada daerah yang masuk dalam zona hijau (tidak ada kasus).

Peta zonasi Covid-19 dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya.

Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir. Selanjutnya, indikator pelayanan kesehatan, yakni jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20 persen jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat.

Sementara itu, berdasarkan data yang diupdate Kemenkes Ri, disebutkan Provinsi Sumut kembali mendapatkan 14 kasus positif baru, sehingga totalnya menjadi 105.868 orang. Kemudian untuk kasus sembuh didapatkan 19 kasus, sehingga menjadi 102.684 orang.

Selanjutnya untuk kasus kematian, totalnya masih tetap bertahan di angka 2.887 orang. Oleh karena itu, dari data tersebut maka kasus aktif atau jumlah penderita Covid-19 Sumut turun menjadi 297 dibandingkan, Senin (1/11) lalu berjumlah 324 orang. (prn/ris) 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menyampaikan, pada November ini target vaksinasi Covid-19 harus sudah mencapai 50 persen. Dan pada akhir tahun, Desember 2021, harus mencapai 70 persen. Karenanya,  Pemprov Sumut bersama stakeholder terkait terus mempercepat vaksinasi untuk mewujudkan kekebalan tubuh kelompok di Sumut. 

Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara.

“Saya laporkan kepada Panglima TNI dan Kapolri, target vaksin Bulan November 50 persen ada 16 kabupaten/kota yang masih jauh dari target. Termasuk kabupaten/kota di Kepulauan Nias. Pangdam dan Kapolda sudah membuat tim untuk mengejar ketertinggalan itu. Kita targetkan akhir Desember selesai 70 persen,” kata Edy dalam rapat koordinasi bersama Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Rabu (3/11).

Gubsu mengakui, kendala dalam mencapai target itu, ketersediaan vaksin yang belum mencukupi. Karenanya, ia memintan

kuota vaksin dari pemerintah pusat agar dapat lebih ditambah lagi dalam waktu dekat. ”Saya berharap untuk mempercepat target vaksin, kuota vaksin yang masuk ke Sumut bisa lebih banyak. Jika ketersedian vaksin ada makanan kita akan memprioritaskan ke daerah-daerah yang masih jauh tersebut. Khusus jelang Natal dan tahun baru ini kita akan mengejar ketertinggalan target vaksin sesuai dengan arahan presiden, 70 persen diakhir Desember,” ungkapnya. 

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, sampai saat ini capaian dosis I sebesar 5.409.845 (47,37%) dan dosis II 3.349.898 (29,33%). Namun, masih ada 16 kabupaten/kota yang capaiannya masih di bawah 40 persen antara lain Kota Tanjungbalai, Padang Sidimpuan, Kabupaten Labuhanbatu, Tapanuli Tengah, Padanglawas Utara, Deliserdang, Asahan, Labuhanbatu Utara, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Langkat, Nias Selatan, Labuhanbatu Selatan, Nias Barat, dan Nias Utara. “Kita akan terus tingkatkan upaya pencegahan jelang Nataru, prokes yang utama dan kemudian kita akan perkuat vaksinasi, terutama di daerah-daerah yang cakupannya masih rendah,” tegasnya. 

Edy mengaku, Pemprovsu bersama TNI dan Polri sudah membentuk tim pada masing-masing daerah untuk menggenjot pelaksanaan vaksinasi. “Kita bentuk tim pada masing-masing daerah. Besok, rencananya Pangdam I/Bukit Barisan akan memimpin langsung vaksinasi di Nias,” pungkasnya.

Kapolri Listyo Sigit menyebutkan, dalam waktu dekat ini vaksin akan ditambah ke seluruh daerah. Terlebih memang saat menjelang momen Nataru ini, akan lebih dimasifkan. ”Sebab bila kondisinya kita lengah akan ada peningkatan. Dalam 612 hari ini pandemi memang cukup terkendali dan terus menurun secara nasional. Angka ini bisa kita capai hasil kerja keras kita semua. Termasuk juga saat pelaksanaan PON Papua kondisi Covid bisa kita kendalikan,” katanya. 

Panglima Puji Gubsu

Panglima TNI, Hadi Tjahjanto, memuji Gubsu Edy dalam menangani dan mengendalikan pandemi Covid-19 di Sumut. Namun ia mengingatkan Pemprovsu untuk mewaspadai daerah-daerah yang saat ini mengalami peningkatan kasus Covid-19. Secara nasional ada 131 kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus walau tidak signifikan antara lain Medan, Deli Serdang dan Nias Selatan.

“Saya bangga dengan senior saya ini, Pak Gubernur Sumut dalam penanganan Covid di Sumut. Namun tetap kita harus melihat autentik dan data di lapangan termasuk testing. Tetapi harus juga yang bergejala sakit, kontak erat dan konfirmasi (lakukan tracing). Sehingga mengetahui Covid di masyarakat lebih akurat. Ini kita harus lakukan terus menerus,” ujarnya. 

 Menurutnya, kenaikan sekecil apapun perlu diwaspadai untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19. “Waspadai kenaikan sekecil apapun, lihat mengapa terjadi dan segera atasi. Kita tidak ingin kejadian beberapa bulan lalu terjadi lagi apalagi sampai ke gelombang ketiga karena sangat menyulitkan mengatasinya. Perkuat tracing agar kita mendapatkan data akurat perkembangan kasus di daerah kita,” tegas Panglima.

Vaksinasi Lansia di Bawah Target

Sementara, tingkat vaksinasi Covid-19 untuk kategori masyarakat Lanjut Usia (Lansia) di Kota Medan masih terbilang rendah, jauh dari target yang ditetapkan pemerintah. Menurut Plt Kadis Kesehatan Kota Medan dr Mardohar Tambunan, pihaknya akan terus berupaya keras mengejar target vaksinasi lansia tersebut. “Realisasi vaksinasi Lansia bukan perkara rendahnya, teman-teman di lapangan sudah bekerja keras, semampu dan sedaya mungkin,” kata Mardohar kepada Sumut Pos, Rabu (3/11).

Namun, sambung Mardohar, ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam mencapai target realisasi vaksinasi bagi warga lansia. Selain banyaknya warga lansia yang kesulitan ke lokasi vaksinasi karena tidak adanya pendamping yang membawanya, warga lansia di Kota Medan yang memiliki penyakit bawaan (komorbid) dengan kategori berat juga cukup besar. “Begitu pun kita terus memberikan sosialisasi bahwa vaksin ini aman dan baik untuk mereka,” ujarnya.

Meski begitu, Mardohar tidak menjelaskan berapa angka pasti realisasi vaksinasi lansia di Kota Medan saat ini. Namun secara umum, vaksinasi Covid-19 di Kota Medan sudah hampir mencapai 70 persen atau hampir mencapai target minimal yang ditetapkan pemerintah untuk mencapai kekebalan massal atau herd immunity.

“Khusus yang lansia saya lupa, belum saya lihat lagi datanya. Tapi kalau secara umum atau keseluruhan, realisasi vaksin dosis pertama kita itu sudah di atas 67 persen lebih atau hampir 70 persen, sudah mau mencapai target. Untuk vaksin dosis kedua sudah di atas 50 persen. Itu data kemarin ya, angka itu bergerak naik terus karena vaksinasi terus kita lakukan setiap harinya,” ungkapnya.

Sebelumnya, Mardohar juga menegaskan, Pemko Medan akan melakukan vaksinasi Covid-19 kepada anak usia 6 sampai 11 tahun apabila telah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan. Sebab saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah menyetujui penggunaan vaksin Sinovac (CoronaVac dan Vaksin Covid-19 Bio Farma) bagi anak usia 6 sampai 11 Tahun di Indonesia. Padahal sebelumnya, vaksin jenis ini hanya diizinkan untuk anak 12 tahun ke atas.

“Yang berhak mengizinkan bisa atau tidaknya vaksin itu digunakan untuk anak usia 6 sampai 11 tahun adalah Kementerian Kesehatan. Jadi selama belum ada izin dari Kemenkes, ya tentu belum bisa kita lakukan. Kita ikuti aturan yang ada saja, sebelum ada izin dari Kemenkes, maka belum bisa kita lakukan,” tuturnya.

Namun begitu, tegas Mardohar, begitu Kemenkes telah mengizinkan anak usia 6 sampai 11 tahun divaksinasi Covid-19, maka pihaknya akan langsung melakukan vaksinasi kepada anak-anak usia 6 sampai 11 tahun di Kota Medan.

Apalagi, anak usia 6 sampai 11 tahun merupakan anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Sedangkan saat ini, siswa SD di Kota Medan khususnya kelas 4, 5 dan 6 telah mengikuti Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sejak 1 November lalu.

“Begitu dapat izin dari Kemenkes, vaksinasi untuk siswa SD akan kita lakukan. Kalau SMP kan memang sudah kita vaksin, bahkan sekarang SMP sudah vaksin dosis kedua. Selama ini siswa SD kan belum kita vaksin, itu karena belum ada izin. Tapi bila sudah ada izin dari Kemenkes, maka kita siap menggelar vaksinasi pelajar untuk tingkat SD,” pungkasnya.

Bertahan di Zona Kuning

Sementara, tren positif perkembangan penanganan Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara masih berlanjut. Bahkan selama sebulan, 33 kabupaten/kota di Sumut bertahan di zona kuning (risiko rendah) penyebaran Covid-19.

Zona kuning tersebut berdasarkan data yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 melalui website resminya https://covid19.go.id/peta-risiko. Tercatat, sejak akhir bulan September hingga 31 Oktober, daerah Sumut konsisten berada di zona kuning. Namun demikian, tidak ada daerah yang masuk dalam zona hijau (tidak ada kasus).

Peta zonasi Covid-19 dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya.

Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir. Selanjutnya, indikator pelayanan kesehatan, yakni jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20 persen jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat.

Sementara itu, berdasarkan data yang diupdate Kemenkes Ri, disebutkan Provinsi Sumut kembali mendapatkan 14 kasus positif baru, sehingga totalnya menjadi 105.868 orang. Kemudian untuk kasus sembuh didapatkan 19 kasus, sehingga menjadi 102.684 orang.

Selanjutnya untuk kasus kematian, totalnya masih tetap bertahan di angka 2.887 orang. Oleh karena itu, dari data tersebut maka kasus aktif atau jumlah penderita Covid-19 Sumut turun menjadi 297 dibandingkan, Senin (1/11) lalu berjumlah 324 orang. (prn/ris) 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru