28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Takut Dilempari Warga, Syamsul Pakai Helm

Foto: Prasetiyo/PM Warga mengerumuni rumah Samsul, tersangka pelaku penyiksaan dan pembunuhan terhadap pembantu rumah tangga, Selasa (2/12/2014).
Foto: Prasetiyo/PM
Warga mengerumuni rumah Samsul, tersangka pelaku penyiksaan dan pembunuhan terhadap pembantu rumah tangga, Selasa (2/12/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga yang telah berkumpul Selasa (2/12) siang di depan rumah Syamsul, heboh dengan hadirnya 2 kompi (200 petugas) Shabara Polresta Medan. Belakangan diketahui, kedatangan itu untuk mengawal penggeledahan yang sempat tertunda.

Begitu turun dari kendaraan, petugas Shabara langsung mensterilkan areal TKP. Pada pukul 17.00 Wib, petugas Sat. Reskrim Polresta Medan tiba bersama korban Anis Rahayu dan Rokmiani yang dikawal Kanit PPA, AKP Parulian Lubis.

Sesaat setelah kedua korban dibawa masuk ke rumah, mobil Avanza warna silver B 74 MPU berhenti tepat di depan pintu rumah tersebut. Beberapa detik kemudian, petugas keluar dari mobil sambil menggiring Syamsul.

Mengetahui hadirnya Syamsul, warga sontak bersorak dan melontarkan makian. “Pembunuh itu pak polisi, matikan saja dia. Jangan kasih hidup, sombong kali dia,” teriak warga meluapkan emosi.

Tak puas hanya dengan kata-kata, warga bahkan sesekali melempari atap rumah ketika petugas melakukan penggeledahan serta pra rekonstruksi. Melihat itu, guna mengantisipasi provokasi, beberapa petugas langsung berpencar masuk ke kerumunan warga.

Usai rekonstruksi, Syamsul kembali keluar rumah dengan pengawalan ketat. Untuk menghindari lemparan warga, petugas memakaikannya helm. Masih tak puas, warga merangsek mendekati lalu memukuli kaca mobil yang membawa Syamsul.

Terkait dibawanya Syamsul ke TKP, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram menyebutkan kalau pihaknya hanya melakukan penggeledahan guna mengamankan barang bukti.

“Ini penggeledahan kedua setelah melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap para tersangka. Barang buktinya berupa dokumen,” ucapnya. “Atas adanya penemuan barang bukti tambahan ini, kita akan terus menyelidikinya,” janjinya. Disinggung apa saja barang bukti yang diamankan, Wahyu mengaku tidak bisa menyebutkannya dengan dalih untuk kepentingan penyidikan.

Ditanya apakah telah dilakukan pembongkaran atas titik yang dikabarkan menjadi lokasi penguburan jasad korban, Bram mengaku belum melakukannya. Wahyu juga tidak menampik akan melakukannya. “Soal itu (kuburan massal), masih kita dalami karena belum ada bukti dan sebatas keterangan saja,” pungkasnya.

Terpisah, salah seorang petugas yang minta namanya dirahasiakan menyebutkan, petugas mengamankan hair dire dan sapu saat penggeledahan. Kedua barang bukti itu diduga digunakan Syamsul cs saat melakukan penganiayaan. “Hairdryer sama sapu tadi yang diamankan. Karena, dia makai itu lakukan penganiayaannya,” ujar sumber. (ind/ras)

Foto: Prasetiyo/PM Warga mengerumuni rumah Samsul, tersangka pelaku penyiksaan dan pembunuhan terhadap pembantu rumah tangga, Selasa (2/12/2014).
Foto: Prasetiyo/PM
Warga mengerumuni rumah Samsul, tersangka pelaku penyiksaan dan pembunuhan terhadap pembantu rumah tangga, Selasa (2/12/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga yang telah berkumpul Selasa (2/12) siang di depan rumah Syamsul, heboh dengan hadirnya 2 kompi (200 petugas) Shabara Polresta Medan. Belakangan diketahui, kedatangan itu untuk mengawal penggeledahan yang sempat tertunda.

Begitu turun dari kendaraan, petugas Shabara langsung mensterilkan areal TKP. Pada pukul 17.00 Wib, petugas Sat. Reskrim Polresta Medan tiba bersama korban Anis Rahayu dan Rokmiani yang dikawal Kanit PPA, AKP Parulian Lubis.

Sesaat setelah kedua korban dibawa masuk ke rumah, mobil Avanza warna silver B 74 MPU berhenti tepat di depan pintu rumah tersebut. Beberapa detik kemudian, petugas keluar dari mobil sambil menggiring Syamsul.

Mengetahui hadirnya Syamsul, warga sontak bersorak dan melontarkan makian. “Pembunuh itu pak polisi, matikan saja dia. Jangan kasih hidup, sombong kali dia,” teriak warga meluapkan emosi.

Tak puas hanya dengan kata-kata, warga bahkan sesekali melempari atap rumah ketika petugas melakukan penggeledahan serta pra rekonstruksi. Melihat itu, guna mengantisipasi provokasi, beberapa petugas langsung berpencar masuk ke kerumunan warga.

Usai rekonstruksi, Syamsul kembali keluar rumah dengan pengawalan ketat. Untuk menghindari lemparan warga, petugas memakaikannya helm. Masih tak puas, warga merangsek mendekati lalu memukuli kaca mobil yang membawa Syamsul.

Terkait dibawanya Syamsul ke TKP, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram menyebutkan kalau pihaknya hanya melakukan penggeledahan guna mengamankan barang bukti.

“Ini penggeledahan kedua setelah melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap para tersangka. Barang buktinya berupa dokumen,” ucapnya. “Atas adanya penemuan barang bukti tambahan ini, kita akan terus menyelidikinya,” janjinya. Disinggung apa saja barang bukti yang diamankan, Wahyu mengaku tidak bisa menyebutkannya dengan dalih untuk kepentingan penyidikan.

Ditanya apakah telah dilakukan pembongkaran atas titik yang dikabarkan menjadi lokasi penguburan jasad korban, Bram mengaku belum melakukannya. Wahyu juga tidak menampik akan melakukannya. “Soal itu (kuburan massal), masih kita dalami karena belum ada bukti dan sebatas keterangan saja,” pungkasnya.

Terpisah, salah seorang petugas yang minta namanya dirahasiakan menyebutkan, petugas mengamankan hair dire dan sapu saat penggeledahan. Kedua barang bukti itu diduga digunakan Syamsul cs saat melakukan penganiayaan. “Hairdryer sama sapu tadi yang diamankan. Karena, dia makai itu lakukan penganiayaannya,” ujar sumber. (ind/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/