27 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Warga Curiga Syamsul Cs Jual Organ Tubuh

Foto: Prasetiyo/PM Suasana rumah Syamsul Anwar yang dipadati masayarakat sekitar yang ingin melihat langsung proses rekonstruksi, Selasa (2/12/2014).
Foto: Prasetiyo/PM
Suasana rumah Syamsul Anwar yang dipadati masayarakat sekitar yang ingin melihat langsung proses rekonstruksi, Selasa (2/12/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setahun terakhir warga di sekitar Simpang Jl. Beo/Jl. Angsa, Kel. Sidodadi, Kec. Medan Timur, ternyata sudah curiga dengan aktifitas di dalam rumah Syamsul.

Kecurigaan muncul karena seringnya mobil ambulans datang ke rumah tersebut tengah malam. “Ambulans datangnya malam-malam tanpa menghidupkan sirine. Makanya kita curiga ada yang tidak beres di rumah itu. Bahkan warga sempat menduga ada transaksi penjualan organ tubuh di sana,” kata Rubi (50), warga setempat, Selasa (2/12).

Meskipun demikian, lanjut Rubi, warga tidak berani mendekati apalagi bertanya langsung. “Rumah itu selalu dikawal sama oknum TNI, Polisi, dan Brimob. Makanya, nggak ada warga yang berani mendekati rumah itu atau menanyakan langsung untuk apa ambulans itu datang,” kenang Rubi.

Dikatakannya, hilangnya para pekerja dari rumah Syamsul perlu dipertanyakan. Sebab pada tahun 2012 lalu, tempat itu terdapat banyak perempuan diduga PRT.

Di samping itu, beber Rubi, dirinya sendiri sudah 3 kali membantu pekerja Syamsul yang melarikan diri. Kala itu, para pekerja Syamsul menemuinya saat sedang bekerja di kawasan Lapangan Merdeka.

“Sudah 3 orang yang menemui dan minta tolong samaku. Satu-satu orang itu yang kabur. Terakhir kali bulan Mei 2014 lalu. Karena kasihan, saya hanya bisa memberikan ongkos pulang kampung mereka ke Pulau Jawa,” ucapnya.

Disebutkan Rubi, kondisi para pekerja Syamsul saat menemuinya saat itu sangat memprihatinkan. Banyak luka memar di tubuh mereka. “Matanya memar. Banyak lagilah. Yang terakhir kali itu, ibu tua. Kasihan kali kita lihatnya,” celetuknya.

Saat disinggung seperti apa sosok Syamsul di mata mereka, lelaki berambut sedikit ini menyebutkan kalau Syamsul tergolong sombong. “Main usir aja itu orangnya. Kata-kata kotor langsung keluar dari mulutnya. Bahkan, anaknya saja pun tak pernah menghargai orang,” celetuknya.

Pun begitu, warga akhirnya bisa sedikit maklum dengan sikap Syamsul. Mengingat, yang bersangkutan merupakan anak dari seorang toke permata. “Siapa yang tak kenal sama bapaknya (Syamsul). Bilang aja penjual permata bernama Anwar Gem pemilik toko Raja di kawasan Jl Surabaya. Itulah bapaknya. Makanya orang kayak kita tak dianggap,” pungkasnya.

Terpisah, ketika dikonfirmasi terkait dugaan warga kalau Syamsul terlibat penjualan organ tubuh. Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram menyebutkan hingga kini pihaknya belum ada menduga Syamsul menjual organ tubuh para korbannya. “Belum ada ke arah sana,” ucapnya.

Namun, saat ditanya tentang pengakuan warga yang melihat kediaman Syamsul kerap disambangi ambulans pada tengah malam, raut wajah Wahyu terlihat menggambarkan dirinya terkejut. “Ambulans datang?” ucapnya heran.

“Oh! Tapi saya mau warga itu yang langsung ngomong sama saya, jangan katanya-katanya,” ujar Wahyu. (ind/ras)

Foto: Prasetiyo/PM Suasana rumah Syamsul Anwar yang dipadati masayarakat sekitar yang ingin melihat langsung proses rekonstruksi, Selasa (2/12/2014).
Foto: Prasetiyo/PM
Suasana rumah Syamsul Anwar yang dipadati masayarakat sekitar yang ingin melihat langsung proses rekonstruksi, Selasa (2/12/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setahun terakhir warga di sekitar Simpang Jl. Beo/Jl. Angsa, Kel. Sidodadi, Kec. Medan Timur, ternyata sudah curiga dengan aktifitas di dalam rumah Syamsul.

Kecurigaan muncul karena seringnya mobil ambulans datang ke rumah tersebut tengah malam. “Ambulans datangnya malam-malam tanpa menghidupkan sirine. Makanya kita curiga ada yang tidak beres di rumah itu. Bahkan warga sempat menduga ada transaksi penjualan organ tubuh di sana,” kata Rubi (50), warga setempat, Selasa (2/12).

Meskipun demikian, lanjut Rubi, warga tidak berani mendekati apalagi bertanya langsung. “Rumah itu selalu dikawal sama oknum TNI, Polisi, dan Brimob. Makanya, nggak ada warga yang berani mendekati rumah itu atau menanyakan langsung untuk apa ambulans itu datang,” kenang Rubi.

Dikatakannya, hilangnya para pekerja dari rumah Syamsul perlu dipertanyakan. Sebab pada tahun 2012 lalu, tempat itu terdapat banyak perempuan diduga PRT.

Di samping itu, beber Rubi, dirinya sendiri sudah 3 kali membantu pekerja Syamsul yang melarikan diri. Kala itu, para pekerja Syamsul menemuinya saat sedang bekerja di kawasan Lapangan Merdeka.

“Sudah 3 orang yang menemui dan minta tolong samaku. Satu-satu orang itu yang kabur. Terakhir kali bulan Mei 2014 lalu. Karena kasihan, saya hanya bisa memberikan ongkos pulang kampung mereka ke Pulau Jawa,” ucapnya.

Disebutkan Rubi, kondisi para pekerja Syamsul saat menemuinya saat itu sangat memprihatinkan. Banyak luka memar di tubuh mereka. “Matanya memar. Banyak lagilah. Yang terakhir kali itu, ibu tua. Kasihan kali kita lihatnya,” celetuknya.

Saat disinggung seperti apa sosok Syamsul di mata mereka, lelaki berambut sedikit ini menyebutkan kalau Syamsul tergolong sombong. “Main usir aja itu orangnya. Kata-kata kotor langsung keluar dari mulutnya. Bahkan, anaknya saja pun tak pernah menghargai orang,” celetuknya.

Pun begitu, warga akhirnya bisa sedikit maklum dengan sikap Syamsul. Mengingat, yang bersangkutan merupakan anak dari seorang toke permata. “Siapa yang tak kenal sama bapaknya (Syamsul). Bilang aja penjual permata bernama Anwar Gem pemilik toko Raja di kawasan Jl Surabaya. Itulah bapaknya. Makanya orang kayak kita tak dianggap,” pungkasnya.

Terpisah, ketika dikonfirmasi terkait dugaan warga kalau Syamsul terlibat penjualan organ tubuh. Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram menyebutkan hingga kini pihaknya belum ada menduga Syamsul menjual organ tubuh para korbannya. “Belum ada ke arah sana,” ucapnya.

Namun, saat ditanya tentang pengakuan warga yang melihat kediaman Syamsul kerap disambangi ambulans pada tengah malam, raut wajah Wahyu terlihat menggambarkan dirinya terkejut. “Ambulans datang?” ucapnya heran.

“Oh! Tapi saya mau warga itu yang langsung ngomong sama saya, jangan katanya-katanya,” ujar Wahyu. (ind/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/