Minggu (3/12) sore, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Erry Nuradi bersama Wali Kota TebingtinggI Umar Zunaidi Hasibuan dan Bupati Sergai Soekirman serta Danrem 022-PT Kol ARM Khoirul Hadi, meninjau korban banjir di Kelurahan Bulian (Pasar Sakti), yang tekena banjir terparah di Kota Tebingtinggi.
Dalam penjelasannya, Wali Kota Umar Zunaidi menyampaikan bahwa banjir yang melanda Kota Tebingtinggi terjadi Sabtu (2/12) akibat intensitas curah hujan yang tinggi di hulu Sei Padang dan Sei Bahilang. Akibatnya, kedua sungai dan bebarapa sungai kecil di Tebingtinggi tak mampu menampung debit air yang dating, ditambah lagi dengan air laut yang pasang sehingga semakin memperlambat air di muara laut.
Diungkapkan umar, selama kondisi banjir tersebut, Pemko Tebingtinggi telah mendirikan 47 tenda pengungsi dan 21 tenda kesehatan yang tersebar di 5 kecamatan. Bantuan juga telah disuplai kepada warga yang terkena banjir berupa beras 13 ton, 10.000 nasi bungkus, 3.000 roti, 450 kotak mie instan dan gula, kopi dan teh di posko-posko pengungsian.
Selain debit air di atas level yang tidak mampu ditampung Sungai Padang, juga banyak balok-balok kayu besar yang hanyut sehingga menghambat derasnya arus, dan kini balok-balok tersebut sangkut di bendungan Bajayu.
Menanggapi itu, Gubsu Erry Nuradi langsung memerintahkan Dinas PU yang ikut serta dalam rombongan segera mungkln membersihkan balok-balok kayu yang berada di sungai padang sampai kehilir.
Umar kembali menyampaikan, selama banjir ada 18 warga yang terpaksa dirawat di RSUD Kumpulan Pane karena mengalami cedera saat banjir. Sementara kerusakan yang terjadi, sawah 86,02 ha terendam, tanaman semangka 5000 m2, bawang merah 8000 m2, cabai merah 1 ha juga terendam. Selain itu, kerambah ikan 30 unit, sayur-sayuran 3,54 ha, fasilitas lainnya tanggul yang rusak meliputi Tanggul Sei Bahilang (kiri-kanan) sepanjang 2 Km, Tanggul Sei Padang sepanjang 4 Km, Tanggul Sei Sibarau sepanjang 1 km.
Kerusakan lainnya fasilitas umum ruas jalan nasional sepanjang 10 Km, jalan Provinsi sepanjang 5 Km, Jalan Kota sepanjang10 Km serta Irigasi sepanjang 10 Km, dan kerugian materi l Rp 21.777.500.000 dengan total kerugian Rp 199.844.737.450.
“Selama banjir terjadi, Pemko Tebingtinggi bersama masyarakat dan aparat kecamatan dan Kelurahan mengerahkan 20 orang Tagana, 47 orang Tenaga Kesehatan, perahu karet 3 buah dan 1 buah dari Kodam I Bukit Barisan,” jelasnya.
Sampai Minggu (3/12) petang, pantauan di lapangan, sejumlah ruas jalan tidak lagi digenangi air, sehingga sudah dapat dilalui kendaraan. “Untuk kondisi ini, saya menyatakan tanggap darurat selama 15 hari sampai dengan 14 Desember 2017,” terang Umar Zunaidi.