26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Cuaca Buruk Nelayan Tak Melaut

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Aktifitas nelayan di muara tempat pelelangan ikan (TPI) di Bagan Deli Medan Belawan.

SUMUTPOS.CO – Terang bulan disertai cuaca buruk yang terjadi belakangan ini, mengakibatkan nelayan di Belawan memilik tidak melaut. Akibatnya, distribusi harga ikan tinggi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Gabion, Belawan.

Wakil Ketua HNSI Medan Alfian MY, musim terang bulan disertai cuaca buruk pasti terjadi setiap tahun. Kali ini, cuaca buruk diakibatkan angin tenggara, artinya, angin sangat kencang dari tenggara ke laut.

“Ini istilahnya musim paceklik. Selain gelombang tinggi, ikan juga susah diperoleh. Dari pada tak dapat hasil, lebih baik nelayan tidakk melaut, karena sama saja sangat mengancam keselamatan di tengah laut,” kata Simanjutak.

Namun, kata Alfian, nelayan ada juga yang melaut dengan kondisi cuaca buruk, namun, hasil tangkapan yang mereka peroleh tak maksimal. Sehingga, ikan yang diperoleh harganya tinggi.

“Karena kurangnya hasil tangkapan nelayan, maka distribusi ikan di Gabion, Belawan menurun. Maka harga ikan mahal, seperti harga ikan tongkol biasanya Rp30 ribu perkilo, bisa sampai Rp40 ribu? perkilo kalau musim sulit ikan,” kata Alfian.

Hal yang sama diakui pengusaha ikan di Gabion, Belawan, Apiu mengatakan, kapal mereka banyak yang bersandar di dermaga, karena tidak melaut mengingat cuaca buruk. “Kalau kita paksakan melaut, pasti hasilnya tak memuaskan, makanya lebih baik kita tidak melaut. Jadi, kita rugi saja untuk beli solar dan gaji nelayan,” kata Apiu. (fac/ila)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Aktifitas nelayan di muara tempat pelelangan ikan (TPI) di Bagan Deli Medan Belawan.

SUMUTPOS.CO – Terang bulan disertai cuaca buruk yang terjadi belakangan ini, mengakibatkan nelayan di Belawan memilik tidak melaut. Akibatnya, distribusi harga ikan tinggi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Gabion, Belawan.

Wakil Ketua HNSI Medan Alfian MY, musim terang bulan disertai cuaca buruk pasti terjadi setiap tahun. Kali ini, cuaca buruk diakibatkan angin tenggara, artinya, angin sangat kencang dari tenggara ke laut.

“Ini istilahnya musim paceklik. Selain gelombang tinggi, ikan juga susah diperoleh. Dari pada tak dapat hasil, lebih baik nelayan tidakk melaut, karena sama saja sangat mengancam keselamatan di tengah laut,” kata Simanjutak.

Namun, kata Alfian, nelayan ada juga yang melaut dengan kondisi cuaca buruk, namun, hasil tangkapan yang mereka peroleh tak maksimal. Sehingga, ikan yang diperoleh harganya tinggi.

“Karena kurangnya hasil tangkapan nelayan, maka distribusi ikan di Gabion, Belawan menurun. Maka harga ikan mahal, seperti harga ikan tongkol biasanya Rp30 ribu perkilo, bisa sampai Rp40 ribu? perkilo kalau musim sulit ikan,” kata Alfian.

Hal yang sama diakui pengusaha ikan di Gabion, Belawan, Apiu mengatakan, kapal mereka banyak yang bersandar di dermaga, karena tidak melaut mengingat cuaca buruk. “Kalau kita paksakan melaut, pasti hasilnya tak memuaskan, makanya lebih baik kita tidak melaut. Jadi, kita rugi saja untuk beli solar dan gaji nelayan,” kata Apiu. (fac/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/