25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Berhasil Identifikasi 15 Spesies Jamur

MEDAN- Tujuh anggota Kompas USU melakukan pengamatan jamur selama dua hari di Gunung Sibuatan, yang terletak di Desa Naga Lingga, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Dari hasil pengamatan itu, ditemukan 40 jenis jamur, 15 diantaranya sudah teridentifikasi dan 25 sampel lainnya masih diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa populasi jamur di Gunung Sibuatan masih banyak dan beragam.

Salah seorang anggota tim pengamatan jamur, Rizky Sri Purwanty Pasaribu menjelaskan, dalam pengamatan di Gunung Sibuatan tersebut, banyaknya jenis jamur dengan bentuk dan warna yang menarik dan sangat sering ditemukan pada saat pendakian. Varietas jamur inipun kerap menjadi daya tarik pengunjung untuk mempelajari tumbuhan tidak berklorofil ini.

Gunung Sibuatan yang merupakan salah satu gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 2.467 mdpl ini, sambung Risky, menjadi habitat vaforit jamur karena iklimnya yang lembab.

Sebenarnya, kata Rizky, waktu ideal pengamatan dilakukan setiap 2 minggu sampai 4 bulan, hingga diperoleh jumlah spesies yang konstan. Namun, kesibukan studi di kampus menjadi kendala sehingga pengamatan kali ini hanya dilakukan dalam waktu 2 hari yaitu saat pendakian dan menuruni gunung tersebut dengan jalur yang sama.

“Makanya, jumlah spesies jamur yang ditemukan belum dapat dipastikan dalam jumlah konstan. Sementara identifikasi jamur dilakukan di lapangan dan laboratorium,” ucapnya.

Salah satu jamur yang berhasil diidentifikasi, sebut Risky, Polyphorus Badius. Jamur ini berwarna kuning kecoklatan dengan lebar tudung 10 cm dan tinggi 5 cm, hidup di kayu mati(saprofit), bentuk himenium berpori, terdapat di ketinggian 1.690 mdpl dengan suhu saat itu 23° C.

Ada lagi Boletus Dryophillus. Jamur ini berwarna cokelat dengan lebar tudung 7,5 cm dan tinggi 9 cm. (ban)

MEDAN- Tujuh anggota Kompas USU melakukan pengamatan jamur selama dua hari di Gunung Sibuatan, yang terletak di Desa Naga Lingga, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Dari hasil pengamatan itu, ditemukan 40 jenis jamur, 15 diantaranya sudah teridentifikasi dan 25 sampel lainnya masih diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa populasi jamur di Gunung Sibuatan masih banyak dan beragam.

Salah seorang anggota tim pengamatan jamur, Rizky Sri Purwanty Pasaribu menjelaskan, dalam pengamatan di Gunung Sibuatan tersebut, banyaknya jenis jamur dengan bentuk dan warna yang menarik dan sangat sering ditemukan pada saat pendakian. Varietas jamur inipun kerap menjadi daya tarik pengunjung untuk mempelajari tumbuhan tidak berklorofil ini.

Gunung Sibuatan yang merupakan salah satu gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 2.467 mdpl ini, sambung Risky, menjadi habitat vaforit jamur karena iklimnya yang lembab.

Sebenarnya, kata Rizky, waktu ideal pengamatan dilakukan setiap 2 minggu sampai 4 bulan, hingga diperoleh jumlah spesies yang konstan. Namun, kesibukan studi di kampus menjadi kendala sehingga pengamatan kali ini hanya dilakukan dalam waktu 2 hari yaitu saat pendakian dan menuruni gunung tersebut dengan jalur yang sama.

“Makanya, jumlah spesies jamur yang ditemukan belum dapat dipastikan dalam jumlah konstan. Sementara identifikasi jamur dilakukan di lapangan dan laboratorium,” ucapnya.

Salah satu jamur yang berhasil diidentifikasi, sebut Risky, Polyphorus Badius. Jamur ini berwarna kuning kecoklatan dengan lebar tudung 10 cm dan tinggi 5 cm, hidup di kayu mati(saprofit), bentuk himenium berpori, terdapat di ketinggian 1.690 mdpl dengan suhu saat itu 23° C.

Ada lagi Boletus Dryophillus. Jamur ini berwarna cokelat dengan lebar tudung 7,5 cm dan tinggi 9 cm. (ban)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/