30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Kunci Jawaban UN SMP Dibanderol Rp.20 Ribu

UN SMP-sumutpos

SUMUTPOS.CO- Mulai tahun ini, nilai Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi indikator kelulusan siswa. Namun begitu, tetap saja ada temuan kecurangan yang terjadi. Seperti pada hari pertama pelaksanaan UN tingkat SMP sederajat, Senin (4/5), Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara menemukan siswa menyontek dari kunci jawaban yang dimilikinya.

Kuat dugaan, dari bentuk kunci jawaban tersebut, sudah direncanakan pihak sekolah. Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar mengatakan, dari dua ruangan yang mereka pantau, asistennya melaporkan ada melihat siswa menyontek kunci jawaban saat mengerjakan soal UN.

“Pertama di Ruang 4 dari sisi kanan sekolah. Di situ asisten saya melihat seorang siswa melihat kunci jawaban. Saat itu posisinya Pak Kepala Sekolah masih mendampingi kita, dan saya langsung sampaikan ke beliau. Kemudian ketika kami bergeser ke sisi kiri sekolah, tepat di Ruang 11, hal yang sama terjadi. Asisten saya kembali melaporkannya,” beber Abyadi saat dikofirmasi Sumut Pos, Senin (4/5) siang.

Melihat peristiwa serupa untuk kedua kalinya itu, Abyadi lantas meminta pengawas ujian mengambil lembar jawaban yang terselip pada lembar soal siswa itu. Setelah diberi, pihaknya memoto untuk mendokumentasikan kertas tersebut sebagai dasar temuan mereka.

kuci jawaban-sumutpos
“Ini akan kami laporkan ke Ombudsman Pusat, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, untuk bisa ditindaklanjuti. Peristiwa ini juga sudah kami sampaikan ke kepala sekolah untuk segera diambil tindakan,” kata Abyadi.

Menurut dia, karena bentuk dari kunci jawaban yang rapi, kuat dugaan hal itu sudah terencana. Di samping itu, pihaknya menduga, kejadian tersebut turut melibatkan pihak sekolah.

“Hal ini tidak bisa kita biarkan. Pemko Medan dan Dinas Pendidikan harus segera bersikap. Sebab peristiwa ini bisa melahirkan generasi karbitan,” tuturnya.

Abyadi menambahkan, dalam hal ini semua pihak harus bertanggungjawab. Menurutnya, pendidikan harus dikelola dengan baik, sehingga mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga jujur.

Temuan Ombudsman Sumut ini ada korelasinya dengan informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya Sumut Pos, Senin (4/5). Menurut sumber, kunci jawaban soal diberikan pihak sekolah kepada siswa sebelum pelaksanaan UN berlangsung. Alhasil, siswa merasa tidak perlu belajar lagi pada malam harinya karena sudah memegang kunci jawaban.

“Ngapain belajar-belajar lagi, kan kami sudah bayar,” kata sumber menirukan ucapan keponakannya saat itu. Meski tidak mengetahui persis membayar untuk apa, tetapi sumber memaknai ucapan ponakannya itu terkait kunci jawaban yang diberikan pihak sekolah.

Masih menurut keterangan keponakan sumber, disebut pula kalau harga kunci jawaban dibanderol Rp20 ribu untuk semua mata pelajaran. “Dia bilang harganya Rp20 ribu buat semua mata pelajaran. Kalau tidak salah ada empat mata pelajaran yang di UN-kan tahun ini,” sambungnya.

Sayangnya sumber tak mengetahui persis bentuk lembaran kunci jawaban tersebut. Cuma cerita dan keterangan saja yang ia peroleh dari keponakannya itu.

Menyikapi informasi tersebut, Abyadi mengaku bahwa temuan yang pihaknya dapatkan, memang memiliki hubungan. Artinya, pihak sekolah sudah merencanakan pemberian kunci jawaban kepada seluruh siswa.

“Namun untuk mengujinya, tentu perlu kita samakan seperti apa bentuk dari kunci jawaban siswa hasil temuan kami, dengan informasi yang wartawan peroleh,” jelas Abyadi seraya menambahkan, segala temuan dan informasi yang mereka peroleh akan pihaknya sampaikan ke Wali Kota Medan guna ditindaklanjuti.

Ketua Panitia UN Medan, Masrul Badri yang dikonfirmasi soal ini justru mengaku bingung akan adanya temuan kunci jawaban tersebut. Selain mempertanyakan, ia juga menyarankan kepada pemberi informasi, agar secara jelas dapat menemukan sumber yang memberi kebocoran kunci jawaban kepada pihaknya. Sebab menurut dia, untuk membobol kunci jawaban tidak segampang yang diperkirakan, karena harus dicocokkan dengan barkot soal.

“Kita minta pihak manapun yang menemukan kunci jawaban beredar, untuk segera melaporkan ke kita. Dan kalau bisa ditangkap siapa yang mengedarkan. Kalau sekadar informasi begini, kan jadi siswa kita juga yag dirugikan,” katanya kepada Sumut Pos.

Temuan dan informasi terkait peredaran kunci jawaban ini, membuat penyelenggara UN di Kota Medan dan Sumut bereaksi cepat. Kata Masrul pihaknya langsung menggelar rapat dengan pihak Inspektorat, Panitia UN Sumut, kepala sekolah dan stakeholder lain untuk membahas persoalan dimaksud. “Yang jelas kami juga sudah dirugikan soal ini,” bebernya.

Kemudian berkenaan informasi kunci jawaban yang sengaja dikasih pihak sekolah dengan membebankan biaya kepada peserta didik, Masrul juga mengecam hal tersebut. Dia bilang, tidak ada pihak sekolah termasuk kepala sekolah di Medan yang melakukan itu. Kalau memang benar seperti itu, Masrul justru menantang pihak manapun termasuk media massa mencari kebenarannya. “Saya juga bingung dengan informasi ini. Maunya kalaupun informasinya benar, sebut ke kita bayarnya sama siapa, siapa yang beri kunci jawaban, berapa harus dibayar dan mana kunci jawabannya. Jadi clear,” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala SMPN 1 Medan, Syahril Harahap melalui wakilnya Adlan SPd MM, membantah kalau pihaknya sengaja memberi kunci jawaban UN kepada seluruh siswa. “Tidak benar ada kunci jawaban soal UN beredar, bagaimana mungkin ada kunci jawaban, karena naskah dijaga ketat. UN berlangsung lancar, siswa nampak tentang mengerjakan ujian,” katanya singkat.

UN SMP-sumutpos

SUMUTPOS.CO- Mulai tahun ini, nilai Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi indikator kelulusan siswa. Namun begitu, tetap saja ada temuan kecurangan yang terjadi. Seperti pada hari pertama pelaksanaan UN tingkat SMP sederajat, Senin (4/5), Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara menemukan siswa menyontek dari kunci jawaban yang dimilikinya.

Kuat dugaan, dari bentuk kunci jawaban tersebut, sudah direncanakan pihak sekolah. Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar mengatakan, dari dua ruangan yang mereka pantau, asistennya melaporkan ada melihat siswa menyontek kunci jawaban saat mengerjakan soal UN.

“Pertama di Ruang 4 dari sisi kanan sekolah. Di situ asisten saya melihat seorang siswa melihat kunci jawaban. Saat itu posisinya Pak Kepala Sekolah masih mendampingi kita, dan saya langsung sampaikan ke beliau. Kemudian ketika kami bergeser ke sisi kiri sekolah, tepat di Ruang 11, hal yang sama terjadi. Asisten saya kembali melaporkannya,” beber Abyadi saat dikofirmasi Sumut Pos, Senin (4/5) siang.

Melihat peristiwa serupa untuk kedua kalinya itu, Abyadi lantas meminta pengawas ujian mengambil lembar jawaban yang terselip pada lembar soal siswa itu. Setelah diberi, pihaknya memoto untuk mendokumentasikan kertas tersebut sebagai dasar temuan mereka.

kuci jawaban-sumutpos
“Ini akan kami laporkan ke Ombudsman Pusat, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, untuk bisa ditindaklanjuti. Peristiwa ini juga sudah kami sampaikan ke kepala sekolah untuk segera diambil tindakan,” kata Abyadi.

Menurut dia, karena bentuk dari kunci jawaban yang rapi, kuat dugaan hal itu sudah terencana. Di samping itu, pihaknya menduga, kejadian tersebut turut melibatkan pihak sekolah.

“Hal ini tidak bisa kita biarkan. Pemko Medan dan Dinas Pendidikan harus segera bersikap. Sebab peristiwa ini bisa melahirkan generasi karbitan,” tuturnya.

Abyadi menambahkan, dalam hal ini semua pihak harus bertanggungjawab. Menurutnya, pendidikan harus dikelola dengan baik, sehingga mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga jujur.

Temuan Ombudsman Sumut ini ada korelasinya dengan informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya Sumut Pos, Senin (4/5). Menurut sumber, kunci jawaban soal diberikan pihak sekolah kepada siswa sebelum pelaksanaan UN berlangsung. Alhasil, siswa merasa tidak perlu belajar lagi pada malam harinya karena sudah memegang kunci jawaban.

“Ngapain belajar-belajar lagi, kan kami sudah bayar,” kata sumber menirukan ucapan keponakannya saat itu. Meski tidak mengetahui persis membayar untuk apa, tetapi sumber memaknai ucapan ponakannya itu terkait kunci jawaban yang diberikan pihak sekolah.

Masih menurut keterangan keponakan sumber, disebut pula kalau harga kunci jawaban dibanderol Rp20 ribu untuk semua mata pelajaran. “Dia bilang harganya Rp20 ribu buat semua mata pelajaran. Kalau tidak salah ada empat mata pelajaran yang di UN-kan tahun ini,” sambungnya.

Sayangnya sumber tak mengetahui persis bentuk lembaran kunci jawaban tersebut. Cuma cerita dan keterangan saja yang ia peroleh dari keponakannya itu.

Menyikapi informasi tersebut, Abyadi mengaku bahwa temuan yang pihaknya dapatkan, memang memiliki hubungan. Artinya, pihak sekolah sudah merencanakan pemberian kunci jawaban kepada seluruh siswa.

“Namun untuk mengujinya, tentu perlu kita samakan seperti apa bentuk dari kunci jawaban siswa hasil temuan kami, dengan informasi yang wartawan peroleh,” jelas Abyadi seraya menambahkan, segala temuan dan informasi yang mereka peroleh akan pihaknya sampaikan ke Wali Kota Medan guna ditindaklanjuti.

Ketua Panitia UN Medan, Masrul Badri yang dikonfirmasi soal ini justru mengaku bingung akan adanya temuan kunci jawaban tersebut. Selain mempertanyakan, ia juga menyarankan kepada pemberi informasi, agar secara jelas dapat menemukan sumber yang memberi kebocoran kunci jawaban kepada pihaknya. Sebab menurut dia, untuk membobol kunci jawaban tidak segampang yang diperkirakan, karena harus dicocokkan dengan barkot soal.

“Kita minta pihak manapun yang menemukan kunci jawaban beredar, untuk segera melaporkan ke kita. Dan kalau bisa ditangkap siapa yang mengedarkan. Kalau sekadar informasi begini, kan jadi siswa kita juga yag dirugikan,” katanya kepada Sumut Pos.

Temuan dan informasi terkait peredaran kunci jawaban ini, membuat penyelenggara UN di Kota Medan dan Sumut bereaksi cepat. Kata Masrul pihaknya langsung menggelar rapat dengan pihak Inspektorat, Panitia UN Sumut, kepala sekolah dan stakeholder lain untuk membahas persoalan dimaksud. “Yang jelas kami juga sudah dirugikan soal ini,” bebernya.

Kemudian berkenaan informasi kunci jawaban yang sengaja dikasih pihak sekolah dengan membebankan biaya kepada peserta didik, Masrul juga mengecam hal tersebut. Dia bilang, tidak ada pihak sekolah termasuk kepala sekolah di Medan yang melakukan itu. Kalau memang benar seperti itu, Masrul justru menantang pihak manapun termasuk media massa mencari kebenarannya. “Saya juga bingung dengan informasi ini. Maunya kalaupun informasinya benar, sebut ke kita bayarnya sama siapa, siapa yang beri kunci jawaban, berapa harus dibayar dan mana kunci jawabannya. Jadi clear,” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala SMPN 1 Medan, Syahril Harahap melalui wakilnya Adlan SPd MM, membantah kalau pihaknya sengaja memberi kunci jawaban UN kepada seluruh siswa. “Tidak benar ada kunci jawaban soal UN beredar, bagaimana mungkin ada kunci jawaban, karena naskah dijaga ketat. UN berlangsung lancar, siswa nampak tentang mengerjakan ujian,” katanya singkat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/