SUMUTPOS.CO – Panas terik disertai uapan air laut begitu terasa menempel di kulit. Situasi seperti itu biasa dihadapi buruh bongkar muat di Dermaga Ujung Baru, Pelabuhan Belawan. Meski di bulan Ramadan, sepertinya tidak menjadi hambatan.
==================================================
Fachril Syahputra, Belawan
==================================================
Di sela-sela kesibukan memikul bongkaran garam berjumlah ribuan ton dari kapal ke truk, para buruh seakan tidak menghiraukan panas teriknya matahari.
Abdul Azis satu di antaranya. Dengan kucuran keringat membasahi tubuhnya tetap tegar menikmati pekerjaannya sambil melaksanakan ibadah puasa.
“Saya puasa, jujur capek kali saya rasa, walaupun lelah, saya tetap berpuasa,” tutur bapak anak dua ini, Senin (4/6).
Ketekunan berpuasa dengan kondisi pekerjaan yang berat, itu dilakukan pria berusia 36 tahun ini karena didasari niat. Sehingga seberat apapun pekerjaan yang dilakukannya terasa ringan dirasakannya.
“Saya sudah belasan tahun jadi buruh angkut, setiap tahun saya pasti puasa. Mudah-mudahan itu dapat saya laksanakan, terkadang sakit sekali tenggorokan ini karena kekeringan, tapi itu ujian itu dapat saya lewati,” sebut pria yang menetap di Jalan Titibesi, Kecamatan Medan Labuhan ini.
Godaan dan kelelahan menjadi ujian terberat bagi Abdul Azis dengan bermandikan keringat di saat terik matahari. Dia mengaku tidak rela ibadahnya selama Ramadan disia-siakan. Setidaknya hal ini harus memberikan tauladan bagi anak dan keluarganya.
“Pekerjaan saya ini berat, kalau tidak saya kerjakan dari mana saya bisa menafkahi keluarga, jadi, saya harus bisa menjadi contoh bagi anak dan keluarga, agar mereka bisa berpuasa juga,” ungkap Abdul Azis sambil membersihkan keringatnya.