26.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

JK: Benahi Pengeras Suara Masjid

Jusuf Kalla
Jusuf Kalla

JAKARTA, SUMUTPOS.CO Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, satu persoalan yang perlu dibenahi dalam mengelola masjid adalah pengeras suara. Pentingnya pembenahan penggunaan pengeras suara masjid lantaran di Indonesia ada sekitar 800 ribu masjid.

“Karena itulah, kadang-kadang suara azan saling bertentangan akibat begitu banyaknya masjid. Kita bersyukur itu begitu hebatnya, tentu harus menjaga,” kata JK yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Dia menilai agar pengeras suara tak perlu dinyalakan terlalu keras sehingga tidak mengganggu masyarakat lainnya. Selain itu, JK menambahkan, pembangunan masjid di Indonesia tak dilakukan oleh pemerintah, namun 95 persen masjid dibangun dengan swadaya masyarakat.

“Loud speaker yang selalu saja saya sampaikan bahwa panggilan azan itu dan pengajian sebelum azan itu 25 menit, orang akan datang ke masjid. Gak usah setengah jam, gak usah terlalu besar karena menggangu siapa saja termasuk mengganggu kita,” ujarnya dalam seminar internasional bertajuk “Peran Masjid dalam Menangkal Pemikiran Menyimpang” di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/8/).

Kalla mengatakan, keberadaan masjid yang yang menjadi rumah ibadah umat Islam selama ini juga tidak terlepas dari masalah. Sebagai contoh, di Jakarta, setiap jarak 500 meter terdapat sebuah masjid. Masing-masing masjid dilengkapi dengan speaker yang digunakan untuk mengumandangkan azan.

“Masalah teknis selalu dibicarakan agar masjid di samping masalah pekerjaan, tapi masih banyak masalah disebabkan karena loud speaker,” kata dia.

Menurut orang nomor dua di Indonesia ini, karena jarak antar masjid yang relatif rapat, maka tidak perlu dibekali dengan speaker yang dapat mengeluarkan suara nyaring. Sebab, masyarakat tentu sudah dapat mengetahui kapan waktu salat akan dilaksanakan. Pada umumnya, sebelum azan dikumandangkan biasanya ada pengajian terlebih dahulu. “Jadi, nggak usah terlalu besar karena mengganggu siapa saja, termasuk mengganggu kita,” ucapnya.

JK juga meminta, meminta, agar umat Islam dapat menjadi motor penggerak toleransi antar umat beragama. Hal ini karena Islam merupakan agama mayoritas yang dipeluk masyarakat.

pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan yang dibangun oleh umat Islam melalui keberadaan masjid. Termasuk salah satunya menjaga keharmonisan dengan melakukan penataan pengeras suara (speaker), agar tidak mengganggu keharmonisan serta kerukunan antar umat beragama. (bbs/jpg/ril)

Jusuf Kalla
Jusuf Kalla

JAKARTA, SUMUTPOS.CO Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, satu persoalan yang perlu dibenahi dalam mengelola masjid adalah pengeras suara. Pentingnya pembenahan penggunaan pengeras suara masjid lantaran di Indonesia ada sekitar 800 ribu masjid.

“Karena itulah, kadang-kadang suara azan saling bertentangan akibat begitu banyaknya masjid. Kita bersyukur itu begitu hebatnya, tentu harus menjaga,” kata JK yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Dia menilai agar pengeras suara tak perlu dinyalakan terlalu keras sehingga tidak mengganggu masyarakat lainnya. Selain itu, JK menambahkan, pembangunan masjid di Indonesia tak dilakukan oleh pemerintah, namun 95 persen masjid dibangun dengan swadaya masyarakat.

“Loud speaker yang selalu saja saya sampaikan bahwa panggilan azan itu dan pengajian sebelum azan itu 25 menit, orang akan datang ke masjid. Gak usah setengah jam, gak usah terlalu besar karena menggangu siapa saja termasuk mengganggu kita,” ujarnya dalam seminar internasional bertajuk “Peran Masjid dalam Menangkal Pemikiran Menyimpang” di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/8/).

Kalla mengatakan, keberadaan masjid yang yang menjadi rumah ibadah umat Islam selama ini juga tidak terlepas dari masalah. Sebagai contoh, di Jakarta, setiap jarak 500 meter terdapat sebuah masjid. Masing-masing masjid dilengkapi dengan speaker yang digunakan untuk mengumandangkan azan.

“Masalah teknis selalu dibicarakan agar masjid di samping masalah pekerjaan, tapi masih banyak masalah disebabkan karena loud speaker,” kata dia.

Menurut orang nomor dua di Indonesia ini, karena jarak antar masjid yang relatif rapat, maka tidak perlu dibekali dengan speaker yang dapat mengeluarkan suara nyaring. Sebab, masyarakat tentu sudah dapat mengetahui kapan waktu salat akan dilaksanakan. Pada umumnya, sebelum azan dikumandangkan biasanya ada pengajian terlebih dahulu. “Jadi, nggak usah terlalu besar karena mengganggu siapa saja, termasuk mengganggu kita,” ucapnya.

JK juga meminta, meminta, agar umat Islam dapat menjadi motor penggerak toleransi antar umat beragama. Hal ini karena Islam merupakan agama mayoritas yang dipeluk masyarakat.

pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan yang dibangun oleh umat Islam melalui keberadaan masjid. Termasuk salah satunya menjaga keharmonisan dengan melakukan penataan pengeras suara (speaker), agar tidak mengganggu keharmonisan serta kerukunan antar umat beragama. (bbs/jpg/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/