Singkat cerita, pada saat Hendra ditarik ke kerumunan warga dan diseret, ternyata istrinya, Juli Elfridawati melihat kejadian itu dan langsung mengejar suaminya itu. Namun, sebelum sampai masuk ke rumah kapling tersebut, Juli Elfridawati langsung jatuh tak sadarkan diri.
“Rupanya saat aku diseret dan dipukuli istri aku melihatnya, dan sempat dia mengejar aku, tapi sampai di depan pintu rumah kepling itu dia jatuh tak sadarkan diri. Saat itu juga istri aku itu dilarikan ke rumah sakit Imelda, dan sempat dirawat dua hari. Tapi Tuhan berkehendak lain. Istriku meninggal jam 10 pagi tadi dek,” kata Hendra dengan mata berkaca-kaca, Selasa (4/10).
Sementara, abang kandungnya, Iwan Alias Boneng (48) menambahkan, istri Hendra saat itu dalam keadaan sehat, dan tidak ada memiliki penyakit jantung. “Gara-gara dilihatnya suaminya diseret-seret, dituduh pencuri sepeda motor, dan dipukuli warga, dia (Juli Elfridawati) langsung terkejut hingga pingsan. Setelah dirawat dua hari akhirnya meninggal,” terangnya.
Iwan mengatakan, saat Juli Elfridawati masih dirawat di rumah sakit, pihak keluarga sempat mendatangi rumah pemilik sepeda motor yang menuduh Hendra sebagai salah satu pelaku pencuri sepeda motor, untuk meminta tanggungjawab, atas kejadian yang menimpa istri Hendra. Namun, sayangnya tidak ditanggapi, bahkan dianggap memeras.
“Kami sempat datang ke rumah Cina itu, tapi keluarga Cina itu malah marah-marah dan mengatakan, karena kami orang Cina makanya mau kelen serang, dan mau kelen peras ya,” aku Iwan menirukan ucapan keluarga pemilik sepeda motor tersebut.
Masih kata Iwan, pihaknya berencana akan membuat laporan polisi ke Polsek Labuhan Deli, terkait peristiwa yang menimpa Hendra dan Juli Elfridawati.
“Kami pihak keluarga sangat berharap nantinya pihak kepolisian, supaya pemilik sepeda motor yang menuduh adik saya (Hendra) sebagai pencuri lalu dipukul warga, hingga istrinya meninggal dunia dihukum sesuai hukum yang berlaku. Untuk jenazah Juli dikebumikan di TPU Jalan Porta Selesai sholat Ashar,” kata Iwan. (fad/yaa)