25 C
Medan
Thursday, March 20, 2025

Alamak… Kualitas Kependudukan Indonesia di Bawah Vietnam

Warga Indonesia yang tinggal di pemukiman kumuh.
Warga Indonesia yang tinggal di pemukiman kumuh.

MEDAN, SUMUTPOS – Kualitas kependudukan Indonesia, masih sangat rendah. Saat ini, Indonesia berada pada peringkat 110 Dunia dan 5 Asia Tenggara, untuk kualitas penduduk. Hal itu dikatakan Deputi Pengendalian Penduduk pada Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Wendy Hartanto usai pertemuan desiminasi hasil kajian analisis dampak kependudukan di Aula Kantor Perwakilan BKKBN Sumut, Jalan Krakatau, Medan Timur, Kamis (1/12) pagi.

“Kualitas kependudukan kita masih di bawah Singapura dan Malaysia. Bahkan Vietnam yang sebelumnya berada di bawah Indonesia, kualitas kependudukannya sudah mulai melampaui, ” ujar Wendy
Dijelaskan Wendy, kualitas kependudukan yang rendah, ditambah jumlah yang tinggi, mengakibatkan ledakan penduduk. Dengan begitu, persoalan sosial tidak teratasi. Bahkan, program pembangunan seperti Pendidikan dan Kesehatan yang dicita-citakan Pemerintah, menjadi sulit tercapai. Jika ledakan penduduk, juga dapat mengakibatkan bencana alam yang akan membahayakan penduduk.

“Tingginya jumlah penduduk, tanpa kualitas, akan menyebabkan bangsa Indonesia hanya menjadi pekerja kasar apabila bekerja di luar negeri, ” kata Wendy.

Meski demikian, disebut Wendy, bila jumlah penduduk yang tinggi, diimbangi dengan kemampuan manajemen pemerintah, maka ledakan penduduk tidak akan terjadi. Wendy mencontohkan seperti Amerika yang penduduknya banyak, namun karena berkualitas tetap, bisa menerima Warga Negara Asing (WNA) untuk bekerja di Amerika.

“Dulu jumlah anak 5 sampai 6 baru memutuskan untuk KB. Sekarang dengan jumlah anak 2 atau 3 sudah cukup sehingga pengendalian penduduk berhasil, meski belum seimbang,” pungkasnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Sumut, Temazaro Zega di dampingi Kasubag Humas Janter Sitorus menyatakan, dalam program Keluarga Berencana di Sumatera Utara, banyak tantangan. Khususnya di wilayah bagian Barat yang angka kelahirannya masih tinggi dan sulit.

Dikatakan Temazaro, hal itu di antaranya karena faktor latar belakang budaya.”Bila dari sisi laju pertumbuhan penduduk Sumut, memang masih di bawah nasional. Tetapi, hal itu bukan dikarenakan keberhasilan KB di Sumut yang luar biasa, melainkan karena angka migrasi yang tinggi, ” ujar Temazaro mengakhiri. (ain/ila)

Warga Indonesia yang tinggal di pemukiman kumuh.
Warga Indonesia yang tinggal di pemukiman kumuh.

MEDAN, SUMUTPOS – Kualitas kependudukan Indonesia, masih sangat rendah. Saat ini, Indonesia berada pada peringkat 110 Dunia dan 5 Asia Tenggara, untuk kualitas penduduk. Hal itu dikatakan Deputi Pengendalian Penduduk pada Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Wendy Hartanto usai pertemuan desiminasi hasil kajian analisis dampak kependudukan di Aula Kantor Perwakilan BKKBN Sumut, Jalan Krakatau, Medan Timur, Kamis (1/12) pagi.

“Kualitas kependudukan kita masih di bawah Singapura dan Malaysia. Bahkan Vietnam yang sebelumnya berada di bawah Indonesia, kualitas kependudukannya sudah mulai melampaui, ” ujar Wendy
Dijelaskan Wendy, kualitas kependudukan yang rendah, ditambah jumlah yang tinggi, mengakibatkan ledakan penduduk. Dengan begitu, persoalan sosial tidak teratasi. Bahkan, program pembangunan seperti Pendidikan dan Kesehatan yang dicita-citakan Pemerintah, menjadi sulit tercapai. Jika ledakan penduduk, juga dapat mengakibatkan bencana alam yang akan membahayakan penduduk.

“Tingginya jumlah penduduk, tanpa kualitas, akan menyebabkan bangsa Indonesia hanya menjadi pekerja kasar apabila bekerja di luar negeri, ” kata Wendy.

Meski demikian, disebut Wendy, bila jumlah penduduk yang tinggi, diimbangi dengan kemampuan manajemen pemerintah, maka ledakan penduduk tidak akan terjadi. Wendy mencontohkan seperti Amerika yang penduduknya banyak, namun karena berkualitas tetap, bisa menerima Warga Negara Asing (WNA) untuk bekerja di Amerika.

“Dulu jumlah anak 5 sampai 6 baru memutuskan untuk KB. Sekarang dengan jumlah anak 2 atau 3 sudah cukup sehingga pengendalian penduduk berhasil, meski belum seimbang,” pungkasnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Sumut, Temazaro Zega di dampingi Kasubag Humas Janter Sitorus menyatakan, dalam program Keluarga Berencana di Sumatera Utara, banyak tantangan. Khususnya di wilayah bagian Barat yang angka kelahirannya masih tinggi dan sulit.

Dikatakan Temazaro, hal itu di antaranya karena faktor latar belakang budaya.”Bila dari sisi laju pertumbuhan penduduk Sumut, memang masih di bawah nasional. Tetapi, hal itu bukan dikarenakan keberhasilan KB di Sumut yang luar biasa, melainkan karena angka migrasi yang tinggi, ” ujar Temazaro mengakhiri. (ain/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru