31.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Tim Temukan Potongan Jenazah

Foto: Intel Polres Tanjungpinang Untuk Batam PosNelayan menemukan tas di laut, yang diduga milik penumpang pesawat SKTRU-CK 28.
Foto: Intel Polres Tanjungpinang Untuk Batam PosNelayan menemukan tas di laut, yang diduga milik penumpang pesawat SKTRU-CK 28.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Upaya Badan SAR Nasional (Basarnas) dan tim gabungan dalam mencari korban pesawat korban pesawat Polri tipe Skytruck M-28 membuahkan hasil signifikan. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo mendapat laporan telah ditemukannya tiga jenazah korban di lau antara Batam dengan Singapura. Tiga korban ditemukan pada Minggu (4/12) pagi, pukul 02.15 WIB.

Soelistyo menyampaikan, jenazah ditemukan dalam kondisi tidak utuh. Saat ini, ketiga kantong jenazah sudah berada di RS Bayangkara Batam.

Dia menjelaskan, jenazah ditemukan di wilayah pencarian yang diduga titik jatuhnya pesawat dengan nomor registrasi P4201 itu. Titik ini berhasil ditemukan pada Sabtu (4/12) pukul 17.55 WIB, setelah tim berhasil mendeteksi adanya tandas gelembung fuel pesawat di koordinat 00 17 .321 n – 104 50.518 e. ”Tim langsung memberi tanda buoy,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (4/12).

Titik tersebut tentu semakin mempermudah proses pencarian korban. Pada pencarian hari kedua, tim langsung menerjunkan kekuatan untuk laut dan udara. Sebanyak 15 kapal yang terdiri dari 5 kapal Basarnas, 4 kapal TNI AL, 1 kapal KPLP, 4 kapal polo air, dan 1 bea cukai. Dari 5 kapal Basarnas tersebut, terdapat satu armada kapal sonar.

Kapal sonar ini memiliki keistimewaan tersendiri. Yakni, bisa mencari keberadaan suatu objek yang berada di dalam atau dasar laut. cara kerjanya, peralatan sonar memancarkan gelombang bunyi yang merambat dalam air, gelombang bunyi tersebut akan memantul kembali ketika mengenai suatu obyek. Sehingga diharapkan bisa lebih cepat dalam proses pencarian sebelum operasi pokok berakhir empat hari ke depan.

Sedangkan untuk kekuatan udara, Basarnas menyiagakan satu heli miliknya. Tim gabungan bekerja dalam area seluas 200 NM square dari titik jatuh. ”Ada lima penyelam yang standby. Mereka akan diturunkan untuk mengkonfirmasi saat ditemukannya objek oleh kapal. Nanti menyusul ada enam penyelam lainnya. Gantian,” tutur pria kelahiran Jogjakarta, 57 tahun lalu itu.

Dalam proses pencarian ini, ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh tim gabungan. Seperti kondisi arus laut, visibility, tinggi gelombang dan kedalaman. Dari hasil observasi, tim beruntung karena kedalaman wilayah tersebut masih bisa dijangkau. Kedalaman sendiri diketahui berkisar antara 23-32 meter. ”Para penyelam kita memiliki kemampuan menyelam hingga kedalaman 24 meter,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Peningkatan Profesi Direktorat Polisi Udara Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Kepolisian RI Komisaris Besar Hendrawan meluruskan soal jumlah manifest pesawat. Dia menuturkan, pesawat yang hilang dalam perjalanan menuju Batam dari Pangkal Pinang, Bangka Belitung itu berisikan 13 orang yang terdiri dari 5 kru dan 8 penumpang. ”Tiga orang sudah turun di Pangkal Pinang, Bangka Belitung,” ungkapnya.

Mereka diberangkatkan dari Jakarta untuk misi pergantian kru-kru pesawat yang sudah bertugas sebulan di tiap polda. Dalam misi itu, ada tiga wilayah yang jadi tujuan. Yaitu Palembang (Sumatera Selatan), Pangkal Pinang (Bangka Belitung) dan Batam (Kepulauan Riau).

Hendrawan turut menanggapi sejumlah spekulasi yang beredar terkait insiden yang terjadi. Termasuk salah satunya, soal jam terbang pilot yang sempat dipertanyakan. Dia memastikan, proses checking pesawat sebelum berangkat telah dilakukan. ”Kalau tidak memenuhi standar pasti tidak akan diterbangkan. Untuk pilot, rata-rata jam terbangnya sudah lebih dari 2000 jam terbang,” tegasnya.

Foto: Intel Polres Tanjungpinang Untuk Batam PosNelayan menemukan tas di laut, yang diduga milik penumpang pesawat SKTRU-CK 28.
Foto: Intel Polres Tanjungpinang Untuk Batam PosNelayan menemukan tas di laut, yang diduga milik penumpang pesawat SKTRU-CK 28.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Upaya Badan SAR Nasional (Basarnas) dan tim gabungan dalam mencari korban pesawat korban pesawat Polri tipe Skytruck M-28 membuahkan hasil signifikan. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo mendapat laporan telah ditemukannya tiga jenazah korban di lau antara Batam dengan Singapura. Tiga korban ditemukan pada Minggu (4/12) pagi, pukul 02.15 WIB.

Soelistyo menyampaikan, jenazah ditemukan dalam kondisi tidak utuh. Saat ini, ketiga kantong jenazah sudah berada di RS Bayangkara Batam.

Dia menjelaskan, jenazah ditemukan di wilayah pencarian yang diduga titik jatuhnya pesawat dengan nomor registrasi P4201 itu. Titik ini berhasil ditemukan pada Sabtu (4/12) pukul 17.55 WIB, setelah tim berhasil mendeteksi adanya tandas gelembung fuel pesawat di koordinat 00 17 .321 n – 104 50.518 e. ”Tim langsung memberi tanda buoy,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (4/12).

Titik tersebut tentu semakin mempermudah proses pencarian korban. Pada pencarian hari kedua, tim langsung menerjunkan kekuatan untuk laut dan udara. Sebanyak 15 kapal yang terdiri dari 5 kapal Basarnas, 4 kapal TNI AL, 1 kapal KPLP, 4 kapal polo air, dan 1 bea cukai. Dari 5 kapal Basarnas tersebut, terdapat satu armada kapal sonar.

Kapal sonar ini memiliki keistimewaan tersendiri. Yakni, bisa mencari keberadaan suatu objek yang berada di dalam atau dasar laut. cara kerjanya, peralatan sonar memancarkan gelombang bunyi yang merambat dalam air, gelombang bunyi tersebut akan memantul kembali ketika mengenai suatu obyek. Sehingga diharapkan bisa lebih cepat dalam proses pencarian sebelum operasi pokok berakhir empat hari ke depan.

Sedangkan untuk kekuatan udara, Basarnas menyiagakan satu heli miliknya. Tim gabungan bekerja dalam area seluas 200 NM square dari titik jatuh. ”Ada lima penyelam yang standby. Mereka akan diturunkan untuk mengkonfirmasi saat ditemukannya objek oleh kapal. Nanti menyusul ada enam penyelam lainnya. Gantian,” tutur pria kelahiran Jogjakarta, 57 tahun lalu itu.

Dalam proses pencarian ini, ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh tim gabungan. Seperti kondisi arus laut, visibility, tinggi gelombang dan kedalaman. Dari hasil observasi, tim beruntung karena kedalaman wilayah tersebut masih bisa dijangkau. Kedalaman sendiri diketahui berkisar antara 23-32 meter. ”Para penyelam kita memiliki kemampuan menyelam hingga kedalaman 24 meter,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Peningkatan Profesi Direktorat Polisi Udara Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Kepolisian RI Komisaris Besar Hendrawan meluruskan soal jumlah manifest pesawat. Dia menuturkan, pesawat yang hilang dalam perjalanan menuju Batam dari Pangkal Pinang, Bangka Belitung itu berisikan 13 orang yang terdiri dari 5 kru dan 8 penumpang. ”Tiga orang sudah turun di Pangkal Pinang, Bangka Belitung,” ungkapnya.

Mereka diberangkatkan dari Jakarta untuk misi pergantian kru-kru pesawat yang sudah bertugas sebulan di tiap polda. Dalam misi itu, ada tiga wilayah yang jadi tujuan. Yaitu Palembang (Sumatera Selatan), Pangkal Pinang (Bangka Belitung) dan Batam (Kepulauan Riau).

Hendrawan turut menanggapi sejumlah spekulasi yang beredar terkait insiden yang terjadi. Termasuk salah satunya, soal jam terbang pilot yang sempat dipertanyakan. Dia memastikan, proses checking pesawat sebelum berangkat telah dilakukan. ”Kalau tidak memenuhi standar pasti tidak akan diterbangkan. Untuk pilot, rata-rata jam terbangnya sudah lebih dari 2000 jam terbang,” tegasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/