BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Pascapenggusuran paksa ratusan bangunan liar di pinggiran rel kereta api (KA) di Belawan, Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (PT KAI) akan membangun depo kontainer.
Padahal, tersiar isu pengosongan lahan di areal pinggiran rel kereta api Jalan Stasiun, Kecamatan Medan Belawan akan dibangun kios baru oleh pengembang.
Hal itu tidak ditampik oleh Kepala Divre I Sumut PT KAI, Aslikan, Jumat (5/1). Orang nomor satu di PT KAI Sumut mengaku, sebelumnya program pengosongan lahan itu diperuntukkan untuk membenahi bangunan liar untuk dijadikan kios yang tertata.
Namun, opsi itu tidak sesuai dengan program yang akan dilaksanakan, sehingga PT KAI mengalihkan lahan kosong itu untuk depo kontainer yang akan ditranslit dari Pelabuhan Belawan.
“Selama ini jasa translit kontainer masih tinggi, jadi rencananya akan dibangun untuk depo kontainer, agar mempermudah kereta api membawa kontainer dari Pelabuhan Belawan,” kata Aslikan.
Disinggung soal rencana pembangunan kios dilakukan pengembang, Alikan mengaku telah membatalkan rencana itu, mereka lebih memprioritaskan jasa angkutan kontainer agar mempermudah pendistribusian barang.
“Kita prioritaskan untuk depo kontainer, kalau nantinya ada sisa lahan, kemungkinan akan kita buka kios bagi masyarakat, bangunan kios tidak seluruhnya dibangun, tapi sisa dari areal depo kontainer,” jelas Aslikan.
Aslikan menjelaskan bahwa mekanisme kios yang akan dibangun tidak melibatkan pengembang, melainkan memprioritaskan masyarakat sekitar yang ingin membangun kios dan menyewa sesuai dengan perjanjian yang akan disepakati.
“Kepada masyarakat masih punya peluang untuk berjualan di sisa lahan yang rencananya akan kita bangun, jadi kita berharap masyarakat agar tidak cemas dan bisa kembali bangun kios untuk berjualan,” ungkap Aslikan.
Menanggapi hal itu, Khalid yang masih bertahan diantara 10 kios yang belum dibongkar akan berusaha untuk melakukan koordinasi kepada PT KAI agar bangunan yang akan didirikan di sisa lahan depo kontainer dapat memprioritaskan masyarakat yang mendiami lahan tersebut.
“Kalau program itu benar dan bukan untuk kepentingan pengembang, kami berharap bisa diberikan lahan untuk tetap berjualan. Ini akan segera kami tanyakan, mudah-mudahan kami bisa menata kios dan siap menyewa sesuai yang disepakati,” pungkas Khalid. (fac/azw)