SUMUTPOS.CO – Puluhan tahun menjalani pekerjaan sebagai petugas pemadam kebakaran, bukanlah waktu yang singkat. Banyak suka dan duka yang dirasakan. Bahkan itu menjadi kenangan selama hidup.
==============================================================================
PRAN HASIBUAN, Medan
==============================================================================
Siswiadi terlihat sibuk di Markas Dinas Pemadam dan Pencegah Kebakaran (DP2K) Kota Medan di Jalan Candi Borobudur. Dia menjalani piket jelang pergantian tahun, kemarin. Posisinya saat ini sebagai Wakil Komandan Pemadam Kebakaran, pria ini tetap dihadapkan dengan rutinitas di kesatuan, yakni mengatur dan mengurus anggota. Seperti mengecek kehadiran anggota, sampai urusan uang makan untuk seluruh personel.
Di tengah kesibukannya itu, Sumut Pos meminta waktunya untuk menceritakan kisahnya sebagai petugas pemadam kebakaran.
Dengan pakaian dinas lengkap berikut baretnya, Siswiadi tanpa sungkan memulai kisahnya bertugas sebagai petugas pemadam. Sebelum bergabung di instansi bermoto Pantang Pulang Sebelum Padam ini, dirinya mengaku memang belum punya pekerjaan apapun.
“Saya bingung mau kerja apa saat itu, dapat penghasilan dari mana. Makanya awalnya itu saya berpikir cocok juga melamar sebagai petugas pemadam kebakaran,” ungkap Siswiadi didampingi Pelaksana Harian Kepala Bidang Pencegah dan Pengembangan DP2K Kota Medan Huddin P Hasibuan di Markas DP2K Medan, Sabtu (30/12).
Akhirnya pada 1990 bergabung ke DP2K. “Saya ingat betul di bulan 10 (Oktober) 1990 mulai berdinas di sini. Jujur secara pribadi, sebelum menjadi petugas damkar saya kesulitan mencari pekerjaan. Awalnya itu dulu, berpikir daripada gak ada kerjaan ya sudah coba-coba saja jadi petugas damkar,” kenang alumnus SMA Negeri 2 Binjai sembari tersenyum.
Seiring waktu, Siswiadi justru makin mencintai pekerjaan yang ia geluti. Mulanya dia berpikir ambil job ini lantaran tidak ada pekerjaan. Kini, paradigma itu berubah total di mana berniat membantu orang lain yang tertimpa bencana kebakaran. “Motivasi saya sekarang ini ingin selalu menolong banyak orang. Ingin membantu masyarakat yang tertimpa musibah kebakaran, ” ujar ayah dua anak itu.
Bahkan pria kelahiran Klumpang, Deliserdang, 17 April 1966 ini mengungkapkan ada beberapa kenangan yang tak terlupakan sampai sekarang sebagai petugas damkar. “Tangan saya pernah alami luka bakar, dan pernah juga diserang warga saat memadamkan api, ” katanya.