KUALA LUMPUR-Rakyat Malaysia telah menentukan pilihannya terhadap calon pemimpin mereka lima tahun ke depan. Kemarin (5/5) jutaan rakyat negeri jiran itu mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) dalam Pemilihan Raya (Pemilu) Ke-13. Meski demikian, hasil penghitungan final baru akan keluar hari ini.
Berdasar penghitungan sementara yang dilakukan Suruhanjaya Pemilihan Raya (SPR) sebagai penyelenggara pemilu di Malaysia, persaingan perolehan kursi oposisi dan incumbent untuk parlemen pusat masih berlangsung seru. Kedua kubu sama-sama mengklaim kemenangan. Perolehan kursi juga saling kejar.
Lama penghitungan pemilihan raya di Malaysia tidak selama di Indonesia. Selain karena jumlah pemilihnya tidak sebesar di tanah air, sistem pemilihan dan penghitungannya pun lebih simpel.
Pemilih hanya memilih di antara tiga pilihan, yaitu koalisi partai oposisi (Pakatan Rakyat), koalisi Barisan Nasional, dan independen. Penghitungan satu per satu kartu suara juga tidak dilakukan secara terbuka.
Terakhir, hingga berita ini diturunkan, perolehan kursi partai oposisi tertinggal. Hingga pukul 23.15 waktu setempat, Barisan Nasional sudah berhasil mengumpulkan 54 kursi. Sedangkan kubu koalisi yang dikomandani Anwar Ibrahim mendapatkan 27 kursi.
Meski belum bisa dipastikan, kedua kubu sudah saling klaim menang. Bahkan, baru sesaat setelah proses pemilihan ditutup, kedua pemimpin yang berhadapan sudah menegaskan di situs jejaring sosial masing-masing kemenangan mereka.
Tidak hanya menyatakan keyakinan bisa memenangi mayoritas kursi parlemen, pemimpin koalisi Barisan Nasional Najib Razak juga sudah memastikan perolehan kursi yang didapatkan kubunya. “The end 150,” kata perdana menteri Malaysia itu.
Di Malaysia terdapat 222 kursi parlemen pusat yang diperebutkan koalisi Pakatan Rakyat dan koalisi Barisan Nasional. Mereka yang mendapatkan suara mayoritas punya hak untuk membentuk pemerintahan.
Antusiasme rakyat Malaysia pada pemilihan raya kali ini mencatatkan rekor baru. Sebanyak 80 persen dari total 12,8 juta lebih pemilih datang ke TPS untuk menunaikan hak pilihnya. Jumlah tersebut melebihi capaian tertinggi sebelumnya, yaitu pada 1964 (sebesar 78,9 persen).
Para pemilih itu menggunakan hak pilihnya di TPS masing-masing yang total mencapai 8.245 buah, yang tersebar di berbagai wilayah. Waktu yang disediakan pukul 08.00 hingga 17.00 waktu setempat.
Laporan-laporan dugaan kecurangan juga menyertai. Terutama laporan yang disampaikan pihak Pakatan Rakyat atas pelaksanaan pemilihan. Di beberapa lokasi pemilihan, mereka melaporkan adanya dugaan pemilih palsu. Tinta tanda memilih yang mudah hilang juga dilaporkan terjadi di beberapa tempat.
Laporan tentang dugaan adanya politik uang juga termasuk di antaranya. Sejumlah saksi dari Pakatan Rakyat menduga adanya pembagian sejumlah uang kepada pemilih pasca melakukan pencoblosan. Semisal laporan yang disampaikan di daerah pemilihan Lembah Pantai, tempat putri pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, Nurul Izzah, bertarung. Nilai yang dilaporkan berkisar RM 50″200 (1 RM setara dengan Rp 3.200) untuk tiap pemilih.
Terkait dengan laporan kecurangan yang ada, Ketua SPR Tan Sri Abdul Aziz Yusof membantah adanya pemilih palsu yang turut memberikan suara. Dia memastikan bahwa dari total pemilih yang ada, semua adalah pemilih yang sah.
Menurut Aziz, pemilih palsu tidak ada karena setiap orang yang akan memberikan hak pilihnya telah lebih dulu dipastikan ada dalam daftar yang sudah disusun pemerintah. “Ini bagi memastikan semua nama dalam pasti pemilih merupakan rakyat Malaysia,” kata Aziz dalam keterangan persnya kemarin. (dyn/c9/ca/jpnn)