26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Jadikan Kodam Rumah Rakyat

Pangdam I/BB, Mayor Jenderal Burhanuddin Siagian
Pangdam I/BB, Mayor Jenderal Burhanuddin Siagian

MEDAN-Sebagai anggota dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat, sudah kewajiban dan bersedia untuk ditempatkan di mana saja. Jauh dari keluarga dan orang-orang yang tercinta. Kini, setelah 32 tahun melanglang buana di bumi Indonesia, Mayor Jenderal Burhanuddin Siagian kembali ke kampung halamannya, Sumatera Utara, Medan.
Tepat pukul 13.05 WIB, pesawat Garuda Indonesia yang ditumpanginya mendarat di Medan. Senyum cerah langsungn
mengembang di wajah pria kelahiran Medan yang dihiasi dengan kumis itu. Jaket warna hitam yang dipakainya pun dilepas karena dirinya akan diulosi.
Rasa bahagia yang dirasanya dituangkan dengan minum air kelapa muda yang telah disediakan oleh bawahannya. Tidak dengan gelas, sang jenderal langsung minum dari buahnya. Bahkan, dirinya sendiri yang memotong buah agar dapat dinikmatinya sendiri. Setelah itu, dengan santai, Pangdam baru yang menggantikan Mayjen Lodewijk F Paulus ini meminum air kelapa muda sekali teguk (sekali nafas). “Bagaimana rasanya? Capek dan memang itu yang harus kita rasakan karena kita bekerja,” ujarnya di Bandara Polonia Medan (Rabu, 5/6) kemarin.
Pria yang memiliki ciri khas berupa kumis tebal dan berbadan tegap tinggi menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara minum air kelapa muda dengan kebiasaan TNI. Hanya saja, ini merupakan pengalaman pribadi yang terus dirasakannya. “Intinya, apapun yang kita minum dari satu daerah mana kalau kita tidak baik, tetap saja kita tidak diterima. Saya sudah pernah bertugas di hampir seluruh wilayah di Indonesia Timur dan Indonesia Tengah. Dan saya selalu menjaga komunikasi dengan mereka hingga saat ini,” tambahnya.
Lalu dia moncontohkan saat tugas di Papua. Hampir 2 tahun dirinya mengabdi di Negeri Cendrawasih tersebut. Walaupun diketahui, pada masa itu, gerakan saparatisme masih marak. “Tapi karena saya yakinkan, semua pasti baik-baik saja, kalau kita semua baik. Dan terbukti, hampir 2 tahun bertugas di sana, tidak ada kejadian tembak-menembak,” ungkap pria yang saat di Papua menjabat komandan Korem 172/PWY pada 2008 yang lalu.
Di Medan nanti, dirinya tidak memiliki target yang muluk-muluk. Dirinya hanya ingin mengubah imej rumah Kodam agar lebih ramah. “Saya ingin menjadikan Kodam sebagai rumah rakyat. Dengan kata lain, masyarakat silahkan masuk ke kodam kapanpun. Pintunya terbuka selalu,” ungkap pria yang lulusan dari Akabri 1981 ini.
Selain itu, misi lain yang ingin dilakukannya adalah melanjutkan program Mayjen Lodewijk F Paulus. “Program Toba Dream akan saya lanjutkan. Karena, penghijauan sangat penting untuk mengembalikan kejayaan Danau Toba. Dengan kata lain, kegiatan bakti sosial akan terus saya tingkatkan. Karena ini tugas kita.” tambahnya.
Sebagai masyarakat kelahiran Medan, sudah tidak terdengar lagi logat Batak dari suara Pangdam ini. Sebaliknya, dialek yang terdengar lebih ke Jawa. Tidak heran, mengingat dirinya sudah lama meninggalkan kelahirannya. Walaupun begitu, saat berbicara dengan pria ini akan sangat menyenangkan. Berkomunikasi dengan pria yang sempat ditugaskan di Brawijaya ini akan cepat akrab. Karena, dirinya senang bercanda.
Sebelum menjabat pangdam I BB, Mayjen Burhanuddin Siagian sebelumnya menjabat Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI AD Bandung.
Didampingin sang istri, Dame Nurida Tampubolon, Pangdam akan melakukan upacara tradisional serah terima jabatan di Medan dalam waktu dekat ini. “Jadi, yang pulang kampung bukan hanya saya, tapi juga istri saya yang tamatan Fakultas Pertanian USU,” tutupnya. (ram)

Pangdam I/BB, Mayor Jenderal Burhanuddin Siagian
Pangdam I/BB, Mayor Jenderal Burhanuddin Siagian

MEDAN-Sebagai anggota dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat, sudah kewajiban dan bersedia untuk ditempatkan di mana saja. Jauh dari keluarga dan orang-orang yang tercinta. Kini, setelah 32 tahun melanglang buana di bumi Indonesia, Mayor Jenderal Burhanuddin Siagian kembali ke kampung halamannya, Sumatera Utara, Medan.
Tepat pukul 13.05 WIB, pesawat Garuda Indonesia yang ditumpanginya mendarat di Medan. Senyum cerah langsungn
mengembang di wajah pria kelahiran Medan yang dihiasi dengan kumis itu. Jaket warna hitam yang dipakainya pun dilepas karena dirinya akan diulosi.
Rasa bahagia yang dirasanya dituangkan dengan minum air kelapa muda yang telah disediakan oleh bawahannya. Tidak dengan gelas, sang jenderal langsung minum dari buahnya. Bahkan, dirinya sendiri yang memotong buah agar dapat dinikmatinya sendiri. Setelah itu, dengan santai, Pangdam baru yang menggantikan Mayjen Lodewijk F Paulus ini meminum air kelapa muda sekali teguk (sekali nafas). “Bagaimana rasanya? Capek dan memang itu yang harus kita rasakan karena kita bekerja,” ujarnya di Bandara Polonia Medan (Rabu, 5/6) kemarin.
Pria yang memiliki ciri khas berupa kumis tebal dan berbadan tegap tinggi menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara minum air kelapa muda dengan kebiasaan TNI. Hanya saja, ini merupakan pengalaman pribadi yang terus dirasakannya. “Intinya, apapun yang kita minum dari satu daerah mana kalau kita tidak baik, tetap saja kita tidak diterima. Saya sudah pernah bertugas di hampir seluruh wilayah di Indonesia Timur dan Indonesia Tengah. Dan saya selalu menjaga komunikasi dengan mereka hingga saat ini,” tambahnya.
Lalu dia moncontohkan saat tugas di Papua. Hampir 2 tahun dirinya mengabdi di Negeri Cendrawasih tersebut. Walaupun diketahui, pada masa itu, gerakan saparatisme masih marak. “Tapi karena saya yakinkan, semua pasti baik-baik saja, kalau kita semua baik. Dan terbukti, hampir 2 tahun bertugas di sana, tidak ada kejadian tembak-menembak,” ungkap pria yang saat di Papua menjabat komandan Korem 172/PWY pada 2008 yang lalu.
Di Medan nanti, dirinya tidak memiliki target yang muluk-muluk. Dirinya hanya ingin mengubah imej rumah Kodam agar lebih ramah. “Saya ingin menjadikan Kodam sebagai rumah rakyat. Dengan kata lain, masyarakat silahkan masuk ke kodam kapanpun. Pintunya terbuka selalu,” ungkap pria yang lulusan dari Akabri 1981 ini.
Selain itu, misi lain yang ingin dilakukannya adalah melanjutkan program Mayjen Lodewijk F Paulus. “Program Toba Dream akan saya lanjutkan. Karena, penghijauan sangat penting untuk mengembalikan kejayaan Danau Toba. Dengan kata lain, kegiatan bakti sosial akan terus saya tingkatkan. Karena ini tugas kita.” tambahnya.
Sebagai masyarakat kelahiran Medan, sudah tidak terdengar lagi logat Batak dari suara Pangdam ini. Sebaliknya, dialek yang terdengar lebih ke Jawa. Tidak heran, mengingat dirinya sudah lama meninggalkan kelahirannya. Walaupun begitu, saat berbicara dengan pria ini akan sangat menyenangkan. Berkomunikasi dengan pria yang sempat ditugaskan di Brawijaya ini akan cepat akrab. Karena, dirinya senang bercanda.
Sebelum menjabat pangdam I BB, Mayjen Burhanuddin Siagian sebelumnya menjabat Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI AD Bandung.
Didampingin sang istri, Dame Nurida Tampubolon, Pangdam akan melakukan upacara tradisional serah terima jabatan di Medan dalam waktu dekat ini. “Jadi, yang pulang kampung bukan hanya saya, tapi juga istri saya yang tamatan Fakultas Pertanian USU,” tutupnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/