25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Bocah Buta, Tuli, & Bisu Telantar di RSUD Pirngadi

F : Yusra Nikmah Nasution/PM Seorang anak 4 tahun dibuang di RSU dr Pirngadi Medan.  Si bocah tidur di Ruang Isolasi Anak RSUD.
F : Yusra Nikmah Nasution/PM
Seorang anak 4 tahun dibuang di RSU dr Pirngadi Medan. Si bocah tidur di Ruang Isolasi Anak RSUD.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang anak laki-laki kecil berusia 4 tahun yang penglihatan dan pendengarannya terganggu, serta tidak bisa berbicara, telantar di depan Mesjid Ibnu Sina, yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan.

Anak itu ditemukan salah satu keluarga pasien yang melaporkan ke satpam di rumah sakit bahwa ada seorang anak kecil duduk menangis di dekat mesjid, Sabtu (2/8) lalu.

Ketika ditanyai satpam, anak itu tak menjawab dan hanya menangis.

Akhirnya balita tersebut dibawa ke duty manager karena diketahui kondisinya kurang sehat, dan suhu tubuhnya terasa panas. Ia pun dititipkan di ruang E terpadu untuk dilakukan perawatan.

“Anak tersebut ditemukan sekitar pukul 17.00 Wib. Ciri-ciri anak ini berjenis kelamin laki-laki, berbadan kurus, berkulit sawo matang, rambut pendek. Kira-kira anak ini berusia kurang lebih 4 tahun. Saat ditemukan ia memakai kaos berwarna kuning dan celana berwarna hitam pendek,” ucap Edison Peranging-angin, Kasubbag Hukum dan Humas RS dr Pirngadi Medan, Selasa (5/8).

Menurut Edison, sekira pukul 24.00 Wib di hari yang sama, ada seseorang yang mengaku sebagai orangtua dari anak tersebut. Orang tersebut bermaksud untuk mengambil anak ini.

“Namun, setelah ditanyai oleh satpam kita mengenai identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) ia tak bisa menunjukkannya. Dengan alasan tertinggal di rumah dan akan mengambil KTP tersebut ke rumahnya di Belawan. Akan tetapi sampai hari ini (kemarin) tidak ada datang lagi,” ungkapnya.

Saat ditemui, balita malang tersebut sudah dipindahkan perawat di Ruang Isolasi Anak di Lantai III. Kepala Ruangan Penyakit Dalam Anak Kelas III RSUD dr Pirngadi, Nelli Bangun mengaku, balita ini dipindahkan agar bisa dipantau lebih dekat.

“Kami beri nama dia Dapot. Yang artinya dapat. Kita pindahkan di ruangan isolasi ini karena kosong, dan agar anak ini juga dekat pantauan dan jagaan kami. Selama di sini Dapot makan dari rumah sakit. Perawat yang menyulanginya makan. Makannya juga sudah mulai banyak. Dan berat badannya sudah mulai naik. Sebelumnya saat ditemukan berat badannya 10,5 kg kini naik menjadi 11 kg,” ucap Nelli.

Pantauan di ruang isolasi, anak itu tertidur pulas di atas tilam tipis milik rumah sakit. Di sampingnya terdapat selimut biru.

Saat itu, ia mengenakan baju kaos berwarna biru muda dan celana kaos pendek berwarna putih. Tubuhnya terlihat bersih, tak terlihat seperti seorang anak yang tak diurus atau anak jalanan. Kedatangan wartawan ke ruangannya tak membangunkannya dari tidur lelapnya.

Nelli melanjutkan, pihaknya saat ini membutuhkan berupa pakaian dan pampers untuk dipakai Dapot, serta kebutuhan lainnya. Beruntung, beberapa dokter muda ada yang membelikan ia pakaian dan bedak.

“Kalau kita berbicara padanya dia nggak pernah menjawab. Selalu diam aja. Tapi kalau kita beri makan dia mau, bahkan makannya lahap. Di sini kita juga memberikan vitamin untuknya. Kalau dilihat-lihat anak ini seperti diurus. Itu terlihat dari kulitnya yang bersih, tak ada bekas luka di tubuhnya. Dan saat ditemukan juga tak seperti anak-anak jalanan,” sebutnya lagi.

Sejauh ini, pihak management rumah sakit sudah melaporkan dan mengirimkan surat ke Dinas Sosial Kota Medan mengenai temuan anak telantar tersebut. Dan sedang menunggu proses selanjutnya. (nit/cr-3/smg)

F : Yusra Nikmah Nasution/PM Seorang anak 4 tahun dibuang di RSU dr Pirngadi Medan.  Si bocah tidur di Ruang Isolasi Anak RSUD.
F : Yusra Nikmah Nasution/PM
Seorang anak 4 tahun dibuang di RSU dr Pirngadi Medan. Si bocah tidur di Ruang Isolasi Anak RSUD.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang anak laki-laki kecil berusia 4 tahun yang penglihatan dan pendengarannya terganggu, serta tidak bisa berbicara, telantar di depan Mesjid Ibnu Sina, yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan.

Anak itu ditemukan salah satu keluarga pasien yang melaporkan ke satpam di rumah sakit bahwa ada seorang anak kecil duduk menangis di dekat mesjid, Sabtu (2/8) lalu.

Ketika ditanyai satpam, anak itu tak menjawab dan hanya menangis.

Akhirnya balita tersebut dibawa ke duty manager karena diketahui kondisinya kurang sehat, dan suhu tubuhnya terasa panas. Ia pun dititipkan di ruang E terpadu untuk dilakukan perawatan.

“Anak tersebut ditemukan sekitar pukul 17.00 Wib. Ciri-ciri anak ini berjenis kelamin laki-laki, berbadan kurus, berkulit sawo matang, rambut pendek. Kira-kira anak ini berusia kurang lebih 4 tahun. Saat ditemukan ia memakai kaos berwarna kuning dan celana berwarna hitam pendek,” ucap Edison Peranging-angin, Kasubbag Hukum dan Humas RS dr Pirngadi Medan, Selasa (5/8).

Menurut Edison, sekira pukul 24.00 Wib di hari yang sama, ada seseorang yang mengaku sebagai orangtua dari anak tersebut. Orang tersebut bermaksud untuk mengambil anak ini.

“Namun, setelah ditanyai oleh satpam kita mengenai identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) ia tak bisa menunjukkannya. Dengan alasan tertinggal di rumah dan akan mengambil KTP tersebut ke rumahnya di Belawan. Akan tetapi sampai hari ini (kemarin) tidak ada datang lagi,” ungkapnya.

Saat ditemui, balita malang tersebut sudah dipindahkan perawat di Ruang Isolasi Anak di Lantai III. Kepala Ruangan Penyakit Dalam Anak Kelas III RSUD dr Pirngadi, Nelli Bangun mengaku, balita ini dipindahkan agar bisa dipantau lebih dekat.

“Kami beri nama dia Dapot. Yang artinya dapat. Kita pindahkan di ruangan isolasi ini karena kosong, dan agar anak ini juga dekat pantauan dan jagaan kami. Selama di sini Dapot makan dari rumah sakit. Perawat yang menyulanginya makan. Makannya juga sudah mulai banyak. Dan berat badannya sudah mulai naik. Sebelumnya saat ditemukan berat badannya 10,5 kg kini naik menjadi 11 kg,” ucap Nelli.

Pantauan di ruang isolasi, anak itu tertidur pulas di atas tilam tipis milik rumah sakit. Di sampingnya terdapat selimut biru.

Saat itu, ia mengenakan baju kaos berwarna biru muda dan celana kaos pendek berwarna putih. Tubuhnya terlihat bersih, tak terlihat seperti seorang anak yang tak diurus atau anak jalanan. Kedatangan wartawan ke ruangannya tak membangunkannya dari tidur lelapnya.

Nelli melanjutkan, pihaknya saat ini membutuhkan berupa pakaian dan pampers untuk dipakai Dapot, serta kebutuhan lainnya. Beruntung, beberapa dokter muda ada yang membelikan ia pakaian dan bedak.

“Kalau kita berbicara padanya dia nggak pernah menjawab. Selalu diam aja. Tapi kalau kita beri makan dia mau, bahkan makannya lahap. Di sini kita juga memberikan vitamin untuknya. Kalau dilihat-lihat anak ini seperti diurus. Itu terlihat dari kulitnya yang bersih, tak ada bekas luka di tubuhnya. Dan saat ditemukan juga tak seperti anak-anak jalanan,” sebutnya lagi.

Sejauh ini, pihak management rumah sakit sudah melaporkan dan mengirimkan surat ke Dinas Sosial Kota Medan mengenai temuan anak telantar tersebut. Dan sedang menunggu proses selanjutnya. (nit/cr-3/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/