31 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Waspadai Puting Beliung

September-Oktober Curah Hujan Diperkirakan Tinggi

MEDAN- Hujan masih akan terus terjadi hingga akhir September dan diprediksi akan terjadi hingga Oktober mendatang. Meskipun curah hujan relatif sedang berkisar 40 milimeter per hari, di beberapa daerah di Sumut terutama di Medan, tetap saja kondisi tersebut memberi peluang terjadinya banjir.

“Peluang banjir ada, tapi itu pun terjadi jika hujan yang turun secara terus menerus setiap hari. Kalau curah hujan di beberapa daerah berbeda-beda per harinya. Ada yang di bawah 40 milimeter per hari seperti di kawasan Belawan, Sampali dan sebagainya,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Sumut Hendra Suwarta kepada Sumut Pos, Senin (5/9).

Dikatakannya lagi, peluang terjadinya hujan juga biasanya terjadi pada sore menjelang malam hari dan pagi dini hari. Berlangsungnya juga relatif tidak begitu lama, dalam hitungan satu sampai dua jam.

Untuk suhu udara saat hujan terjadi, diperkirakan antara 20 derajat sampai 28 derajat Celsius. “Kondisi yang ada, hujan selalu turun pada sore menjelang malam hari. Itu pun tidak berlangsung berjam-jam,” katanyan
Pada rentang waktu yang sama, antara September dan Oktober tahun ini, kondisi cuaca juga akan dibarengi dengan angin putting beliung serta petir.

Kecepatan angin yang berpotensi akan terjadi, akan mencapai ukuran 25 Knot, atau 50 kilometer per jam. Artinya, dengan kekuatan seperti itu akan menimbulkan kerusakan pada rumah-rumah, terlebih lagi yang masih dalam keadaan semi permanen.

“Seperti pada saat Lebaran, ada terjadi putting beliung. Puluhan rumah rusak, karena terjangan angin itu. Jadi, potensi angin kencang juga cukup signifikan terjadi selama September dan Oktober ini. Kisaran kekuatannya mencapai 25 Knot atau 50 kilometer per jam. Dengan kekuatan itu, biasanya bisa mengangkat atap-atap rumah, kemudian rumah-rumah yang terbuat dari kayu dan sebagainya,” ulasnya.

Lain hal nya suhu udara saat siang hari. Pada siang hari, suhu udara relatif sangat menyengat. Kisaran suhu udaranya mencapai 33 derajat Celsius. Dengan kondisi seperti ini, biasanya mengakibatkan banyak orang mengalami dehidrasi. “Siang memang panas kali. Suhunya tinggi,” ungkapnya.

Sementara, hujan deras yang mengguyur Kota Medan, Senin (5/9) pagi, mengakibatkan banjir di kawasan Medan Utara. Adapun, kawasan yang terendam banjir yakni Marelan, Labuhan dan Mabar. Hal tersebut karena kondisi saluran drainase yang buruk di kawasan Medan Utara, sehingga apabila hujan turun akan mengakibatkan banjir.
Adi (43), seorang warga di Medan Labuhan mengatakan, banjir di kawasan Medan Utara diakibatkan karena saluran drainase yang buruk. “Di sini paritnya tersumbat, sehingga air tidak jalan dengan lancar, sehingga kalau hujan turun kawasan Medan Utara akan banjir,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, kawasan yang selalu menjadi langganan banjir adalah di kawasan Simpang Kantor. Selain drainasenya buruk, kontruksi jalan yang tidak rata mengakibatkan air tergenang di jalan. “Kalau sudah banjir, pasti mengganggu arus lalulintas,” tambahnya.

Dia berharap agar Pemerintah Kota Medan dapat memperbaiki saluran drainase yang ada di Medan Utara, sehingga apabila hujan tidak terjadi banjir. “Pemko Medan harus segera turun ke lapangan melihat kondisi drainase yang ada di kawasan Medan Utara ini, apabila dibiarkan seperti ini terus, kawasan Medan Utara akan menjadi langganan banjir apabila hujan turun,” tandasnya.

Menurut pantauan wartawan koran ini, terlihat ruas jalan di Simpang Kantor, Marelan dan juga Mabar di genangi air sehingga arus lalulintas terganggu.(ari/saz/mag-11)

September-Oktober Curah Hujan Diperkirakan Tinggi

MEDAN- Hujan masih akan terus terjadi hingga akhir September dan diprediksi akan terjadi hingga Oktober mendatang. Meskipun curah hujan relatif sedang berkisar 40 milimeter per hari, di beberapa daerah di Sumut terutama di Medan, tetap saja kondisi tersebut memberi peluang terjadinya banjir.

“Peluang banjir ada, tapi itu pun terjadi jika hujan yang turun secara terus menerus setiap hari. Kalau curah hujan di beberapa daerah berbeda-beda per harinya. Ada yang di bawah 40 milimeter per hari seperti di kawasan Belawan, Sampali dan sebagainya,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Sumut Hendra Suwarta kepada Sumut Pos, Senin (5/9).

Dikatakannya lagi, peluang terjadinya hujan juga biasanya terjadi pada sore menjelang malam hari dan pagi dini hari. Berlangsungnya juga relatif tidak begitu lama, dalam hitungan satu sampai dua jam.

Untuk suhu udara saat hujan terjadi, diperkirakan antara 20 derajat sampai 28 derajat Celsius. “Kondisi yang ada, hujan selalu turun pada sore menjelang malam hari. Itu pun tidak berlangsung berjam-jam,” katanyan
Pada rentang waktu yang sama, antara September dan Oktober tahun ini, kondisi cuaca juga akan dibarengi dengan angin putting beliung serta petir.

Kecepatan angin yang berpotensi akan terjadi, akan mencapai ukuran 25 Knot, atau 50 kilometer per jam. Artinya, dengan kekuatan seperti itu akan menimbulkan kerusakan pada rumah-rumah, terlebih lagi yang masih dalam keadaan semi permanen.

“Seperti pada saat Lebaran, ada terjadi putting beliung. Puluhan rumah rusak, karena terjangan angin itu. Jadi, potensi angin kencang juga cukup signifikan terjadi selama September dan Oktober ini. Kisaran kekuatannya mencapai 25 Knot atau 50 kilometer per jam. Dengan kekuatan itu, biasanya bisa mengangkat atap-atap rumah, kemudian rumah-rumah yang terbuat dari kayu dan sebagainya,” ulasnya.

Lain hal nya suhu udara saat siang hari. Pada siang hari, suhu udara relatif sangat menyengat. Kisaran suhu udaranya mencapai 33 derajat Celsius. Dengan kondisi seperti ini, biasanya mengakibatkan banyak orang mengalami dehidrasi. “Siang memang panas kali. Suhunya tinggi,” ungkapnya.

Sementara, hujan deras yang mengguyur Kota Medan, Senin (5/9) pagi, mengakibatkan banjir di kawasan Medan Utara. Adapun, kawasan yang terendam banjir yakni Marelan, Labuhan dan Mabar. Hal tersebut karena kondisi saluran drainase yang buruk di kawasan Medan Utara, sehingga apabila hujan turun akan mengakibatkan banjir.
Adi (43), seorang warga di Medan Labuhan mengatakan, banjir di kawasan Medan Utara diakibatkan karena saluran drainase yang buruk. “Di sini paritnya tersumbat, sehingga air tidak jalan dengan lancar, sehingga kalau hujan turun kawasan Medan Utara akan banjir,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, kawasan yang selalu menjadi langganan banjir adalah di kawasan Simpang Kantor. Selain drainasenya buruk, kontruksi jalan yang tidak rata mengakibatkan air tergenang di jalan. “Kalau sudah banjir, pasti mengganggu arus lalulintas,” tambahnya.

Dia berharap agar Pemerintah Kota Medan dapat memperbaiki saluran drainase yang ada di Medan Utara, sehingga apabila hujan tidak terjadi banjir. “Pemko Medan harus segera turun ke lapangan melihat kondisi drainase yang ada di kawasan Medan Utara ini, apabila dibiarkan seperti ini terus, kawasan Medan Utara akan menjadi langganan banjir apabila hujan turun,” tandasnya.

Menurut pantauan wartawan koran ini, terlihat ruas jalan di Simpang Kantor, Marelan dan juga Mabar di genangi air sehingga arus lalulintas terganggu.(ari/saz/mag-11)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/