25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

GAPAI Sumut Berniat Kirim Mujahid ke Myanmar

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Satu keluarga muslim rohingya yang berada di tempat pengungsian Beraspati Jalan Jamin Ginting Medan, Selasa (05/8). Para pengungsi berharap keluarga mereka yang masih tinggal di myanmar selamat dan mereka juga berharap agar konfrik krisis kemanusiaan di Rakite State Myanmar segera berakhir.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kordinator Gerakan Anti Penistaan Agama Islam (GAPAI) Sumut, Ustadz Heriansyah mengingatkan pada Umat Islam, darah dan nyawa saudara Muslim sudah cukup banyak terkorban di Myanmar. Untuk itu, dia menyebut harus ada tindakan yang keras dan tegas kepada pemerintahan Myanmar dan orang-orang yang bersama rezimnya yang diketahui membawa simbol-simbol agama tertentu bahkan tokoh-tokoh agamanya.

“Supaya Umat Islam di seluruh dunia, khususnya negeri-negeri Muslim bersatu untuk melakukan tindakan berbentuk tekanan yang kuat kepada Myanmar, karena ini sudah tidak lagi cerita tentang perdamaian, ” ungkap Heriansyah.

Lebih lanjut, Heriansyah menyebut agar Umat Muslim sudah harus berbicara tentang Qisas, nyawa dibalas nyawa, darah dibalas darah. Dia mencontohkan, di Palestina dan Suriah, ribuan Umat Muslim dibunuh, lalu perdamaian. Oleh karena itu dia menilai, perlawanan di Myanmar sudah sangat wajar dan pantas, bahkan harus.

Ketika disinggung saat ada pihak yang mengatakan, pembalasan terhadap Myanmar adalah aksi terorisme, Herdiansyah menegaskan perlakuan tehadap Rohingya merupakan aksi terorisme. Disebutnya, berdasar kamus Bahasa Indonesia, defenisi teroris itu adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang menebar ketakutan secara luas.

“Apa belum cukup Bangsa Myanmar itu disebut sebagai Bangsa Teroris. Bahkan teroris atas negara yang dilakukan oleh Myanmar itu,” katanya.

Terakhir disebutnya, saat ini pihaknya sedang memikirkan bagaimana mengirim para mujahid ke Myanmar. Dikatakannya, orang yang terluka dan sekarat serta tertindas, bantuan yang layak dikirim adalah Mujahid, untuk bersama-sama menghadapi rezim yang biadab. “Kita mendesak Pemerintah atas nama kemanusiaan dan peradaban memutus hubungan diplomatik dan mengusir dubes Myanmar dari Indonesia. Mendesak umat Budha di Indonesia mengecam dan berbuat secara aktif agar kejahatan atas nama agama di Myanmar segera dihentikan. Menyeru Umat Islam turun ke jalan melakukan protes dan menunjukkan kepada dunia kebiadaban yang vulgar yang sedang terjadi di Myanmar dan mendorong Negeri-negeri Muslim di dunia bersatu membela saudara seaqidah di Myanmar dalam bentuk apapun yang mungkin bisa dilakukan, termasuk ancaman intervensi militer, ” tandas Heriansyah.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Satu keluarga muslim rohingya yang berada di tempat pengungsian Beraspati Jalan Jamin Ginting Medan, Selasa (05/8). Para pengungsi berharap keluarga mereka yang masih tinggal di myanmar selamat dan mereka juga berharap agar konfrik krisis kemanusiaan di Rakite State Myanmar segera berakhir.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kordinator Gerakan Anti Penistaan Agama Islam (GAPAI) Sumut, Ustadz Heriansyah mengingatkan pada Umat Islam, darah dan nyawa saudara Muslim sudah cukup banyak terkorban di Myanmar. Untuk itu, dia menyebut harus ada tindakan yang keras dan tegas kepada pemerintahan Myanmar dan orang-orang yang bersama rezimnya yang diketahui membawa simbol-simbol agama tertentu bahkan tokoh-tokoh agamanya.

“Supaya Umat Islam di seluruh dunia, khususnya negeri-negeri Muslim bersatu untuk melakukan tindakan berbentuk tekanan yang kuat kepada Myanmar, karena ini sudah tidak lagi cerita tentang perdamaian, ” ungkap Heriansyah.

Lebih lanjut, Heriansyah menyebut agar Umat Muslim sudah harus berbicara tentang Qisas, nyawa dibalas nyawa, darah dibalas darah. Dia mencontohkan, di Palestina dan Suriah, ribuan Umat Muslim dibunuh, lalu perdamaian. Oleh karena itu dia menilai, perlawanan di Myanmar sudah sangat wajar dan pantas, bahkan harus.

Ketika disinggung saat ada pihak yang mengatakan, pembalasan terhadap Myanmar adalah aksi terorisme, Herdiansyah menegaskan perlakuan tehadap Rohingya merupakan aksi terorisme. Disebutnya, berdasar kamus Bahasa Indonesia, defenisi teroris itu adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang menebar ketakutan secara luas.

“Apa belum cukup Bangsa Myanmar itu disebut sebagai Bangsa Teroris. Bahkan teroris atas negara yang dilakukan oleh Myanmar itu,” katanya.

Terakhir disebutnya, saat ini pihaknya sedang memikirkan bagaimana mengirim para mujahid ke Myanmar. Dikatakannya, orang yang terluka dan sekarat serta tertindas, bantuan yang layak dikirim adalah Mujahid, untuk bersama-sama menghadapi rezim yang biadab. “Kita mendesak Pemerintah atas nama kemanusiaan dan peradaban memutus hubungan diplomatik dan mengusir dubes Myanmar dari Indonesia. Mendesak umat Budha di Indonesia mengecam dan berbuat secara aktif agar kejahatan atas nama agama di Myanmar segera dihentikan. Menyeru Umat Islam turun ke jalan melakukan protes dan menunjukkan kepada dunia kebiadaban yang vulgar yang sedang terjadi di Myanmar dan mendorong Negeri-negeri Muslim di dunia bersatu membela saudara seaqidah di Myanmar dalam bentuk apapun yang mungkin bisa dilakukan, termasuk ancaman intervensi militer, ” tandas Heriansyah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/