26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Kalapas Tanjung Gusta Terancam Copot

MEDAN-Penangkapan enam nara pidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Medan Tanjung Gusta yang diduga pelaku penipuan melalui short mesege sevice (SMS) menampar wajah Kemenkumham. Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham pun langsung bereaksi, berjanji memecat oknum di Lapas Tanjung Gusta, yang terlibat sindikat penipuan.

“Pastilah, pasti kita lakukan (pemecatan). Saya mantan Kakanwil (Kemenkumham) Medan. Sudah banyak yang saya berhentikan (saat menjabat di sana),” tegas Dirjen Pas, Sihabudin kepada JPNN, di Jakarta, Kamis (5/10).
Sihabudin tidak menampik kemungkinan akan segera mencopot Suwarso dari posisi Kalapas Tanjung Gusta.
Sedangkan anggota Komisi III DPR, Martin Hutabarat, meminta Kemenkumham mengevaluasi seluruh para Kalapas dan Ka Rutan di seluruh Indonesia.

“Lapas, Rutan itu apapun alasan yang dikemukakan ternyata tidak pernah steril dari tindakan-tindakan yang berupa kriminal seperti yang sekarang. Jadi, adanya juga narkoba di penjara, itu juga sering menunjukkan bahwa Lapas itu belum mampu dijamin steril faktor luar,” kata Martin.

Martin menegaskan, kasus Tanjung Gusta, merupakan tantangan besar bagi Dirjen Pas Kemenkumham yang baru untuk melakukan pembenahan. “Bagi Dirjen Pas baru, ini harus menjadi prioritas, bagaimana membenahi itu. Ternyata yang lalu-lalu itu belum bisa berhasil dan masih banyak kelemahannya,” katanya.

Martin meyakini, aksi penipuan itu tidak mungkin bisa dilakukan tanpa kerjasama yang diberikan Kalapas melalui para petugasnya. “Bagaimana orang (narapidana) bisa memiliki HP, bagaimana mereka membeli pulsanya, kan gitu? Apalagi mengerjakannya juga bukan satu dua orang, tapi banyak porang dan itu dilakukan setiap hari. Mana mungkin itu tanpa diketahui para petugas, tidak masuk akal,” kata Martin tak habis pikir.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar tak mau bawahannya disalahkan begitu saja. Dia menegaskan, aksi sindikat penipuan lewat SMS dan telepon yang dilakukan napi Lapas Tanjung Gusta bisa terjadi juga terkait dengan pribadi seseorang dalam hal ini narapidana. “Ya, itu saya kira mengubah mental orang tidak mudah, berkaitan dengan pribadi orang sih,” kata Patrialis, usai rapat kerja dengan Komisi III DPR RI.

Bagaimana sikap Patrialis ketika mengetahui bahwa aksi itu sudah lima tahun berjalan dan dikendalikan oleh sindikat dari balik Lapas? “Ya, kita kan tidak tahu kalau dia menjalankan penipuan. Iya kan?” kata Patrialis.

Dia lantas meminta Dirjen Pas Kemenkumham, Sihabudin untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Sihabudin pun lantas mengatakan, pihaknya akan melakukan penelusuran dan penindakan terkait kasus itu.

Diperketat

Pasca penangkapan keenam napi, ini pengamanan Lapas langsung diperketat. “Akan sering dilakukan razia terhadap para napi serta pengunjung yang ingin besuk kelaurganya,” kata Kalapas Klas I Medan, Suwarso kepada wartawan di Medan.

Para pengunjung yang ingin membesuk keluarga akan ditingkatkan pemeriksaan terhadap barang bawaannya. “Kita meminta pembesuk menitipkan handphonnya di pintu utama,” ungkapnya lagi.

Dirinya sangat prihatin terhadap pemeriksaan yang dilakukan oleh anggotanya, karena masih menggunakan cara manual. “Gimana kita bisa melakukan pemeriksaan yang lebih ketat lagi, karena pemeriksaan yang dilakukan masih cara manual, tapi kita harapkan kesadaran masyarakat agar menjaga dan tidak akan mengirimkan handphone kepada keluarganya di Lapas,” tadasnya.(boy/jpnn/mag-7)

MEDAN-Penangkapan enam nara pidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Medan Tanjung Gusta yang diduga pelaku penipuan melalui short mesege sevice (SMS) menampar wajah Kemenkumham. Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham pun langsung bereaksi, berjanji memecat oknum di Lapas Tanjung Gusta, yang terlibat sindikat penipuan.

“Pastilah, pasti kita lakukan (pemecatan). Saya mantan Kakanwil (Kemenkumham) Medan. Sudah banyak yang saya berhentikan (saat menjabat di sana),” tegas Dirjen Pas, Sihabudin kepada JPNN, di Jakarta, Kamis (5/10).
Sihabudin tidak menampik kemungkinan akan segera mencopot Suwarso dari posisi Kalapas Tanjung Gusta.
Sedangkan anggota Komisi III DPR, Martin Hutabarat, meminta Kemenkumham mengevaluasi seluruh para Kalapas dan Ka Rutan di seluruh Indonesia.

“Lapas, Rutan itu apapun alasan yang dikemukakan ternyata tidak pernah steril dari tindakan-tindakan yang berupa kriminal seperti yang sekarang. Jadi, adanya juga narkoba di penjara, itu juga sering menunjukkan bahwa Lapas itu belum mampu dijamin steril faktor luar,” kata Martin.

Martin menegaskan, kasus Tanjung Gusta, merupakan tantangan besar bagi Dirjen Pas Kemenkumham yang baru untuk melakukan pembenahan. “Bagi Dirjen Pas baru, ini harus menjadi prioritas, bagaimana membenahi itu. Ternyata yang lalu-lalu itu belum bisa berhasil dan masih banyak kelemahannya,” katanya.

Martin meyakini, aksi penipuan itu tidak mungkin bisa dilakukan tanpa kerjasama yang diberikan Kalapas melalui para petugasnya. “Bagaimana orang (narapidana) bisa memiliki HP, bagaimana mereka membeli pulsanya, kan gitu? Apalagi mengerjakannya juga bukan satu dua orang, tapi banyak porang dan itu dilakukan setiap hari. Mana mungkin itu tanpa diketahui para petugas, tidak masuk akal,” kata Martin tak habis pikir.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar tak mau bawahannya disalahkan begitu saja. Dia menegaskan, aksi sindikat penipuan lewat SMS dan telepon yang dilakukan napi Lapas Tanjung Gusta bisa terjadi juga terkait dengan pribadi seseorang dalam hal ini narapidana. “Ya, itu saya kira mengubah mental orang tidak mudah, berkaitan dengan pribadi orang sih,” kata Patrialis, usai rapat kerja dengan Komisi III DPR RI.

Bagaimana sikap Patrialis ketika mengetahui bahwa aksi itu sudah lima tahun berjalan dan dikendalikan oleh sindikat dari balik Lapas? “Ya, kita kan tidak tahu kalau dia menjalankan penipuan. Iya kan?” kata Patrialis.

Dia lantas meminta Dirjen Pas Kemenkumham, Sihabudin untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Sihabudin pun lantas mengatakan, pihaknya akan melakukan penelusuran dan penindakan terkait kasus itu.

Diperketat

Pasca penangkapan keenam napi, ini pengamanan Lapas langsung diperketat. “Akan sering dilakukan razia terhadap para napi serta pengunjung yang ingin besuk kelaurganya,” kata Kalapas Klas I Medan, Suwarso kepada wartawan di Medan.

Para pengunjung yang ingin membesuk keluarga akan ditingkatkan pemeriksaan terhadap barang bawaannya. “Kita meminta pembesuk menitipkan handphonnya di pintu utama,” ungkapnya lagi.

Dirinya sangat prihatin terhadap pemeriksaan yang dilakukan oleh anggotanya, karena masih menggunakan cara manual. “Gimana kita bisa melakukan pemeriksaan yang lebih ketat lagi, karena pemeriksaan yang dilakukan masih cara manual, tapi kita harapkan kesadaran masyarakat agar menjaga dan tidak akan mengirimkan handphone kepada keluarganya di Lapas,” tadasnya.(boy/jpnn/mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/