Menurutnya, data pribadi seharusnya menjadi bagian dari privasi dan tidak disebarluaskan. Sebab, bukan tidak mungkin, ada orang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan untuk kejahatan.
“Seharusnya masyarakat tidak mengunggah dokumen kependudukan miliknya. Karena hal tersebut bisa merugikan dirinya sendiri,” imbuhnya.
Jika ada yang sudah terlanjur pernah menginput nomor NIK maupun Nomor KK ke dunia maya, Zudan meminta masyarakat tidak terlalu panik. Sebagai solusinya, dia menghimbau untuk membuat ulang kartu keluarga. Caranya bisa memecah KK dengan berdiri sendiri maupun pindah ke KK lain sehingga bisa merubah nomor KK. “Ganti saja, pasti ganti nomor KK-nya. Dan disimpan baik-baik,” imbuhnya.
Pria kelahiran Sleman itu juga mengingatkan siapa pun untuk tidak memanfaatkan data orang lain yang tersebar di dunia maya. Sebab, sanksi hukum yang bisa dikenakan tidaklah ringan.
“Ada sanski pidana sampai 10 tahun, dan denda 1 milyar bagi yang menyalahgunakan dokumen kependudukan milik orang lain,” terangnya mewanti-wanti.
Terkait banyaknya KK yang tersebar di internet, Sekretaris Ditjen Dukcapil Kemendagri I Gede Suratha memastikan jika itu bukan dari kebocoran jajarannya. ”Kami pastikan, itu bukan dari kami,” ujarnya.
Dia menduga, banyaknya KK yang ada di internet disebabkan oleh kelalaian pemiliknya. Dalam sebuah proses komunikasi, warga memang kerap kali memfoto atau menscan KK untuk dikirim secara elektronik.
“Kalau mau tanya KK di kampung, di sana dia foto atau scan lalu dikirim via Whatsapp. Kadang ga sadar (ada yang menyalahgunakan),” imbuhnya.
Terkait potensi kebocoran dari lembaga publik seperti perbankan ataupun lainnya, Gede menilai kemungkinan tersebut sangat kecil. Sebab, lembaga-lembaga tersebut memiliki perjanjian untuk tidak membuka data setiap penggunanya. ”Itu ancamannya berat kalau sampai membuka,” kata dia.
Sementara itu, hingga tadi malam, pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum bisa memberikan tanggapan terkait kerawanan tersebut. Plt Kepala Biro Humas Kominfo Noor Iza sempat mengangkat telpon. Namun, dia beralasan sedang ada di perjalanan dan meminta dihubungi kembali. Sayangnya, hingga berita ini ditulis, dia belum bisa dikonfirmasi.(far/and/jpg)

