27 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Ortu Kerja di Malaysia, Dewi Diasuh Nenek

Foto: Amri/PM Sri Dewi saat dibawa ke rumah sakit Muhamadiyah, setelah melompat dari lantai dua rumah majikannya di Mandala, Medan.
Foto: Amri/PM
Sri Dewi saat dibawa ke rumah sakit Muhamadiyah, setelah melompat dari lantai dua rumah majikannya di Mandala, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi nekat Sri Dewi (15) melompat dari lantai 2 rumah majikannya, langsung didengar pihak keluarga korban beberapa jam setelah kejadian.

Ditemui METRO ASAHAN (grup SUMUTPOS.CO) di kediamannya, Awo (30) dan Misna, kakak sepupu Dewi menyebutkan, keluarga sangat terkejut mengetahui aksi nekat Dewi. “Kami tahu kabar itu dari siaran televisi. Begitu tahu, kami langsung mengabari neneknya Asni alias Dawo (52),” ujarnya.

Dikisahkan mereka, sejak ditinggal oleh kedua orangtuanya yakni Ismail (32) dan Erniwati (30) yang bekerja di Malaysia sebagai pekerja kantin, Dewi tinggal bersama neneknya.

“Di rumah neneknya, Dewi yang merupakan anak pertama tinggal bersama ketiga adiknya yakni Seri Mita (13), Seri Maya (8) dan Serial (7). Dewi hanya tamatan SD. Setahun lalu dia putus sekolah saat ia duduk dibangku kelas II SMPN I, Tanjung Tiram, Batubara, karena tidak ada biaya,” ungkap keduanya.

“Dewi pergi bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Medan sudah sekitar 14 hari, dia pergi bersama dua orang lagi yang juga kerabat kami yakni Mia (16) dan Yuni (23), juga warga di sini. Namun seminggu lalu mereka pulang karena tidak tahan. Setahu kami dia dibawa bekerja sebagai pembantu rumah tangga oleh Si Ai (Wak Ai), warga Ujung Kubu, Kec. Tanjung Tiram, Batubara yang kami tahu merupakan agen pembantu rumah tangga,” beber keduanya. Terkait kabar yang menimpa korban, mereka mengaku pihak keluarga sudah pergi ke Medan untuk melihat kondisi Dewi.

“Setelah mendapat kabar itu sekitar pukul 14.00 WIB tadi, neneknya Asni alias Dawo (52), kemudian kepala Desa disini Zulkifli, dan Wak Ai agen yang membawa Dewi bekerja di Medan sudah berangkat ke Medan,” imbuh mereka.

Kejadian yang menimpa Dewi juga membuat heboh warga di sekitar tempat tinggalnya, sebab selama ini Dewi dikenal sebagai anak yang ramah, periang dan baik.

Ramlan, Kepala Dusun VI, Desa Bagan Dalam, Kec. Tanjung Tiram, Batubara, meminta agar kasus yang menimpa warganya itu terus diusut dan hukum benar-benar ditegakkan.

“Saya selaku kepala dusun disini, dan selaku Wakil Ketua DPD Komnas WI (Wartawan Indonesia) Kab. Batubara, sangat merasa keberatan atas penganiayaan yang dialami oleh Dewi selaku warga saya. Saya meminta pihak berwajib terutama pihak Polres Batubara agar turut serta untuk dapat menyelesaikan masalah itu dengan secepat mungkin. Kami berharap agar ada perhatian kepada dewi dan pertanggung jawaban atas kejadian yang dialami oleh Dewi. Dan Kepada majikannya yang diduga melakukan indikasi adanya kekerasan dan penganiayaan, agar diproses menurut hukum yang berlaku,” ungkapnya. (wan/smg/ras)

Foto: Amri/PM Sri Dewi saat dibawa ke rumah sakit Muhamadiyah, setelah melompat dari lantai dua rumah majikannya di Mandala, Medan.
Foto: Amri/PM
Sri Dewi saat dibawa ke rumah sakit Muhamadiyah, setelah melompat dari lantai dua rumah majikannya di Mandala, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi nekat Sri Dewi (15) melompat dari lantai 2 rumah majikannya, langsung didengar pihak keluarga korban beberapa jam setelah kejadian.

Ditemui METRO ASAHAN (grup SUMUTPOS.CO) di kediamannya, Awo (30) dan Misna, kakak sepupu Dewi menyebutkan, keluarga sangat terkejut mengetahui aksi nekat Dewi. “Kami tahu kabar itu dari siaran televisi. Begitu tahu, kami langsung mengabari neneknya Asni alias Dawo (52),” ujarnya.

Dikisahkan mereka, sejak ditinggal oleh kedua orangtuanya yakni Ismail (32) dan Erniwati (30) yang bekerja di Malaysia sebagai pekerja kantin, Dewi tinggal bersama neneknya.

“Di rumah neneknya, Dewi yang merupakan anak pertama tinggal bersama ketiga adiknya yakni Seri Mita (13), Seri Maya (8) dan Serial (7). Dewi hanya tamatan SD. Setahun lalu dia putus sekolah saat ia duduk dibangku kelas II SMPN I, Tanjung Tiram, Batubara, karena tidak ada biaya,” ungkap keduanya.

“Dewi pergi bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Medan sudah sekitar 14 hari, dia pergi bersama dua orang lagi yang juga kerabat kami yakni Mia (16) dan Yuni (23), juga warga di sini. Namun seminggu lalu mereka pulang karena tidak tahan. Setahu kami dia dibawa bekerja sebagai pembantu rumah tangga oleh Si Ai (Wak Ai), warga Ujung Kubu, Kec. Tanjung Tiram, Batubara yang kami tahu merupakan agen pembantu rumah tangga,” beber keduanya. Terkait kabar yang menimpa korban, mereka mengaku pihak keluarga sudah pergi ke Medan untuk melihat kondisi Dewi.

“Setelah mendapat kabar itu sekitar pukul 14.00 WIB tadi, neneknya Asni alias Dawo (52), kemudian kepala Desa disini Zulkifli, dan Wak Ai agen yang membawa Dewi bekerja di Medan sudah berangkat ke Medan,” imbuh mereka.

Kejadian yang menimpa Dewi juga membuat heboh warga di sekitar tempat tinggalnya, sebab selama ini Dewi dikenal sebagai anak yang ramah, periang dan baik.

Ramlan, Kepala Dusun VI, Desa Bagan Dalam, Kec. Tanjung Tiram, Batubara, meminta agar kasus yang menimpa warganya itu terus diusut dan hukum benar-benar ditegakkan.

“Saya selaku kepala dusun disini, dan selaku Wakil Ketua DPD Komnas WI (Wartawan Indonesia) Kab. Batubara, sangat merasa keberatan atas penganiayaan yang dialami oleh Dewi selaku warga saya. Saya meminta pihak berwajib terutama pihak Polres Batubara agar turut serta untuk dapat menyelesaikan masalah itu dengan secepat mungkin. Kami berharap agar ada perhatian kepada dewi dan pertanggung jawaban atas kejadian yang dialami oleh Dewi. Dan Kepada majikannya yang diduga melakukan indikasi adanya kekerasan dan penganiayaan, agar diproses menurut hukum yang berlaku,” ungkapnya. (wan/smg/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/