25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

34.060 Vial Vaksin Covid-19 Didistribusikan ke Mebidang, Medan Dapat Jatah 20 Ribu Vial

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DINAS Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut) mendistribusikan 34.060 vial (dosis) vaksin Covid-19 ke Medan, Binjai, dan Deliserdang, Rabu (13/1). Distribusi dilakukan terkait rencana vaksinasi Covid-19 tahap I termin I. Dari 34.060 vial vaksin tersebut, sebanyak 20 ribu vial dikirim ke Medan. Selebihnya, 5.000 vial ke Binjai dan 9.060 vial ke Deliserdang.

VAKSIN TIBA: Ddua petugas menurunkan vaksin Covid-19 dari truk saat tiba di Kantor Dinas Kesehatan Medan, Jalan Rotan Medan Petisah, Rabu (13/1).

Kepala Seksi Kefarmasian Dinkes Sumut, Nelly Murni mengatakan, selain vaksin Covid-19, juga didistribusikan peralatan pendukung dan logistik lainnya seperti ADS (Auto Disable Syringe), safety box, dan alcohol swab. Selanjutnya, disimpan pada area/ruang yang telah ditentukan di dalam instalasi farmasi. “Alhamdulillah sejauh ini apa yang sudah direncanakan berjalan lancar,” ucap Nelly.

Pantauan Sumut Pos di kantor Dinas Kesehatan Kota Medan, Jalan Rotan, Kelurahan Petisah Tengah, Medan Petisah, Rabu (13/1) siang pukul 12.15 WIB, vaksin Covid-19 tiba dengan dibawa mobil boks berwarna hitam di bawah pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Total, ada 11 kotak berwarna putih dengan ukuran cukup besar yang mulai diturunkan satu per satu. Diketahui, kotak-kotak tersebut berisikan vaksin Covid-19 produksi Sinovac.

“Iya, seperti yang sama-sama kita lihat, vaksinnya baru datang. Tadi di bawa dalam 11 kotak, totalnya ada 20 ribu vial vaksin (Covid-19) Sinovac,” ucap Kepala Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Muthia Nimphar kepada Sumut Pos, Rabu (13/1).

Vaksin-vaksin tersebut, kata Muthia, akan disimpan terlebih dahulu pada gudang penyimpanan vaksin di gedung Dinas Kesehatan Kota Medan. “Ada lemari es penyimpanan vaksin yang sudah tersedia selama ini, memang selama ini dipergunakan untuk menyimpan berbagai jenis vaksin,” ujarnya.

Mutia mengakui, Kota Medan mendapat 20.000 vial atau 50 persen dari total 40 ribu vial vaksin yang diterima Pemprov Sumut dari pemerintah pusat. Sebab, pemerintah memutuskan, tiga kabupaten/kota di Sumut, yakni Medan, Binjai dan Deliserdang (Mebidang) sebagai tiga daerah yang berhak menerima vaksin tersebut. “Fokusnya kan Mebidang dulu, makanya hari ini kita dikirimkan 20 ribu vial,” tandasnya.

Selain vaksin, Dinkes Sumut juga mengirimkan alat pendukung lainnya ke Dinkes Medan dalam persiapan melakukan vaksinasi, yakni seperti alat suntik dan sejumlah alat pendukung lainnya. “Alat-alat pendukung juga tadi sudah dikirimkan bersamaan dengan vaksin. Kalau terkait masalah teknis pencanangan dan penggunaan vaksinnya, kita masih menunggu instruksi dari pimpinan,” jawabnya.

Sesuai arahan yang disampaikan dari pemerintah pusat, lanjut Muthia, vaksin itu nantinya diprioritaskan kepada tenaga kesehatan (nakes) terlebih dahulu. Menurut Muthia, satu nakes nantinya diberikan dua vial vaksin atau dua kali disuntik. Jadi, akan ada 10.000 nakes di Medan yang divaksin. Ia menambahkan, nakes yang bakal divaksin corona di Medan bukan hanya petugas dinas kesehatan saja. Melainkan, juga petugas rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan lainnya asalkan memenuhi persyaratan. “”Nantinya yang belum divaksin menunggu distribusi tahap berikutnya,” pungkas dia.

Akhyar Tak Divaksin Lagi

Terpisah, Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, Pemko Medan akan segera melakukan pencanangan vaksinasi Covid-19 di Posko Satgas Covid-19 Kota Medan, Medan Petisah, Jumat (15/1). “InsyaAllah hari Jumat, jam 9 pagi di Posko Gugus Tugas Covid-19 Medan, kita akan lakukan pencanangan di sana,” kata Akhyar usai rapat pembahasan proses vaksinasi dengan Kadis Kesehatan Edwin Effendi dan para tokoh agama Kota Medan di ruang kerjanya.

Akhyar mengatakan, dirinya tidak akan masuk dalam pejabat esensial Pemko Medan yang ikut disuntikkan vaksin Covid-19. Alasannya, dirinya sudah pernah terinfeksi Covid-19 sehingga tidak lagi berkewajiban untuk ikut serta dalam proses vaksinasi tersebut.

“Saya orang yang mendapatkan pengecualian, karena saya sudah mendapatkan antibody. Saya sudah pernah terinfeksi (Covid-19), antibodi sudah terbentuk, jadi tidak perlu di vaksin lagi,” kata Akhyar yang dibenarkan Edwin.

Ditanya mengenai siapa-siapa saja orang yang mendapatkan vaksinasi pertama di pencanangan nanti karena dirinya tak ikut di vaksin, Akhyar hanya menyebutkan satu nama, yakni Sekda Kota Medan Wiriya Al Rahman. “Yang jelas ya Pak Sekda, lalu beberapa yang lainlah, Dinkes sepertinya yang lebih tahu,” katanya.

Untuk itu, Akhyar turut mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Medan, khususnya para tenaga kesehatan yang akan mendapatkan vaksin dari tahap pertama tersebut, untuk ikut serta dalam menyukseskan proses vaksinasi di Kota Medan. “Ini adalah ikhtiar dalam memutuskan mata rantai pandemi Covid-19 di Kota Medan. Kita mau semua memiliki kesadaran untuk mau meninggalkan imun tubuhnya dengan vaksin ini guna memutus mata rantai penyebaran virus ini,” katanya.

Ditambahkan Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendy, Pemko Medan melalui Satgas Covid-19 Kota Medan akan melakukan pencanangan dengan melibatkan unsur Forkopimda Kota Medan. Sedangkan untuk proses vaksinasi kepada para petugas kesehatan, hal itu baru akan dimulai pada Senin (18/1). “Jumat nanti baru pencanangan dulu, untuk nakes nanti baru dimulai hari Seninnya,” ujarnya.

Diungkap Edwin, Kota Medan sebenarnya hanya mendapatkan jatah vaksin sebanyak 18.700 vial. Sedangkan sisanya dari 20 ribu vial vaksin akan dijadikan sebagai vaksin cadangan. “Vaksin 18.700 itu bukan untuk 18.700 nakes, tapi setengahnya, yaitu sekitar 9.350 nakes. Kenapa begitu? Karena satu orang harus di vaksin sebanyak 2 kali, dengan selang waktu 2 minggu,” ungkapnya.

Sedangkan kata Edwin, jumlah nakes yang ada di Kota Medan mencapai 21 ribu orang. Maka jelas, jumlah vaksin yang masuk saat ini belum mencukupi untuk semua tenaga kesehatan di Kota Medan. Nantinya, kata Edwin, para tenaga kesehatan akan mulai dilakukan vaksinasi oleh masing-masing faskes di Kota Medan, dalam hal ini RS dan Puskesmas. “Nanti kita akan dibantu oleh BPJS Kesehatan juga, mereka yang akan membantu memanagenya,” jawab Edwin.

Proses vaksinasi, kata Edwin, ditargetkan akan selesai dalam waktu 15 bulan. Untuk itu, Pemko Medan mengaku telah menyiapkan segala sesuatunya, salah satunya vaksinator dan fasilitas lainnya yang memadai. “Semua persiapan sudah kita lakukan, harapan kita semua bisa berjalan lancar,” pungkasnya. (ris/map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DINAS Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut) mendistribusikan 34.060 vial (dosis) vaksin Covid-19 ke Medan, Binjai, dan Deliserdang, Rabu (13/1). Distribusi dilakukan terkait rencana vaksinasi Covid-19 tahap I termin I. Dari 34.060 vial vaksin tersebut, sebanyak 20 ribu vial dikirim ke Medan. Selebihnya, 5.000 vial ke Binjai dan 9.060 vial ke Deliserdang.

VAKSIN TIBA: Ddua petugas menurunkan vaksin Covid-19 dari truk saat tiba di Kantor Dinas Kesehatan Medan, Jalan Rotan Medan Petisah, Rabu (13/1).

Kepala Seksi Kefarmasian Dinkes Sumut, Nelly Murni mengatakan, selain vaksin Covid-19, juga didistribusikan peralatan pendukung dan logistik lainnya seperti ADS (Auto Disable Syringe), safety box, dan alcohol swab. Selanjutnya, disimpan pada area/ruang yang telah ditentukan di dalam instalasi farmasi. “Alhamdulillah sejauh ini apa yang sudah direncanakan berjalan lancar,” ucap Nelly.

Pantauan Sumut Pos di kantor Dinas Kesehatan Kota Medan, Jalan Rotan, Kelurahan Petisah Tengah, Medan Petisah, Rabu (13/1) siang pukul 12.15 WIB, vaksin Covid-19 tiba dengan dibawa mobil boks berwarna hitam di bawah pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Total, ada 11 kotak berwarna putih dengan ukuran cukup besar yang mulai diturunkan satu per satu. Diketahui, kotak-kotak tersebut berisikan vaksin Covid-19 produksi Sinovac.

“Iya, seperti yang sama-sama kita lihat, vaksinnya baru datang. Tadi di bawa dalam 11 kotak, totalnya ada 20 ribu vial vaksin (Covid-19) Sinovac,” ucap Kepala Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Muthia Nimphar kepada Sumut Pos, Rabu (13/1).

Vaksin-vaksin tersebut, kata Muthia, akan disimpan terlebih dahulu pada gudang penyimpanan vaksin di gedung Dinas Kesehatan Kota Medan. “Ada lemari es penyimpanan vaksin yang sudah tersedia selama ini, memang selama ini dipergunakan untuk menyimpan berbagai jenis vaksin,” ujarnya.

Mutia mengakui, Kota Medan mendapat 20.000 vial atau 50 persen dari total 40 ribu vial vaksin yang diterima Pemprov Sumut dari pemerintah pusat. Sebab, pemerintah memutuskan, tiga kabupaten/kota di Sumut, yakni Medan, Binjai dan Deliserdang (Mebidang) sebagai tiga daerah yang berhak menerima vaksin tersebut. “Fokusnya kan Mebidang dulu, makanya hari ini kita dikirimkan 20 ribu vial,” tandasnya.

Selain vaksin, Dinkes Sumut juga mengirimkan alat pendukung lainnya ke Dinkes Medan dalam persiapan melakukan vaksinasi, yakni seperti alat suntik dan sejumlah alat pendukung lainnya. “Alat-alat pendukung juga tadi sudah dikirimkan bersamaan dengan vaksin. Kalau terkait masalah teknis pencanangan dan penggunaan vaksinnya, kita masih menunggu instruksi dari pimpinan,” jawabnya.

Sesuai arahan yang disampaikan dari pemerintah pusat, lanjut Muthia, vaksin itu nantinya diprioritaskan kepada tenaga kesehatan (nakes) terlebih dahulu. Menurut Muthia, satu nakes nantinya diberikan dua vial vaksin atau dua kali disuntik. Jadi, akan ada 10.000 nakes di Medan yang divaksin. Ia menambahkan, nakes yang bakal divaksin corona di Medan bukan hanya petugas dinas kesehatan saja. Melainkan, juga petugas rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan lainnya asalkan memenuhi persyaratan. “”Nantinya yang belum divaksin menunggu distribusi tahap berikutnya,” pungkas dia.

Akhyar Tak Divaksin Lagi

Terpisah, Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, Pemko Medan akan segera melakukan pencanangan vaksinasi Covid-19 di Posko Satgas Covid-19 Kota Medan, Medan Petisah, Jumat (15/1). “InsyaAllah hari Jumat, jam 9 pagi di Posko Gugus Tugas Covid-19 Medan, kita akan lakukan pencanangan di sana,” kata Akhyar usai rapat pembahasan proses vaksinasi dengan Kadis Kesehatan Edwin Effendi dan para tokoh agama Kota Medan di ruang kerjanya.

Akhyar mengatakan, dirinya tidak akan masuk dalam pejabat esensial Pemko Medan yang ikut disuntikkan vaksin Covid-19. Alasannya, dirinya sudah pernah terinfeksi Covid-19 sehingga tidak lagi berkewajiban untuk ikut serta dalam proses vaksinasi tersebut.

“Saya orang yang mendapatkan pengecualian, karena saya sudah mendapatkan antibody. Saya sudah pernah terinfeksi (Covid-19), antibodi sudah terbentuk, jadi tidak perlu di vaksin lagi,” kata Akhyar yang dibenarkan Edwin.

Ditanya mengenai siapa-siapa saja orang yang mendapatkan vaksinasi pertama di pencanangan nanti karena dirinya tak ikut di vaksin, Akhyar hanya menyebutkan satu nama, yakni Sekda Kota Medan Wiriya Al Rahman. “Yang jelas ya Pak Sekda, lalu beberapa yang lainlah, Dinkes sepertinya yang lebih tahu,” katanya.

Untuk itu, Akhyar turut mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Medan, khususnya para tenaga kesehatan yang akan mendapatkan vaksin dari tahap pertama tersebut, untuk ikut serta dalam menyukseskan proses vaksinasi di Kota Medan. “Ini adalah ikhtiar dalam memutuskan mata rantai pandemi Covid-19 di Kota Medan. Kita mau semua memiliki kesadaran untuk mau meninggalkan imun tubuhnya dengan vaksin ini guna memutus mata rantai penyebaran virus ini,” katanya.

Ditambahkan Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendy, Pemko Medan melalui Satgas Covid-19 Kota Medan akan melakukan pencanangan dengan melibatkan unsur Forkopimda Kota Medan. Sedangkan untuk proses vaksinasi kepada para petugas kesehatan, hal itu baru akan dimulai pada Senin (18/1). “Jumat nanti baru pencanangan dulu, untuk nakes nanti baru dimulai hari Seninnya,” ujarnya.

Diungkap Edwin, Kota Medan sebenarnya hanya mendapatkan jatah vaksin sebanyak 18.700 vial. Sedangkan sisanya dari 20 ribu vial vaksin akan dijadikan sebagai vaksin cadangan. “Vaksin 18.700 itu bukan untuk 18.700 nakes, tapi setengahnya, yaitu sekitar 9.350 nakes. Kenapa begitu? Karena satu orang harus di vaksin sebanyak 2 kali, dengan selang waktu 2 minggu,” ungkapnya.

Sedangkan kata Edwin, jumlah nakes yang ada di Kota Medan mencapai 21 ribu orang. Maka jelas, jumlah vaksin yang masuk saat ini belum mencukupi untuk semua tenaga kesehatan di Kota Medan. Nantinya, kata Edwin, para tenaga kesehatan akan mulai dilakukan vaksinasi oleh masing-masing faskes di Kota Medan, dalam hal ini RS dan Puskesmas. “Nanti kita akan dibantu oleh BPJS Kesehatan juga, mereka yang akan membantu memanagenya,” jawab Edwin.

Proses vaksinasi, kata Edwin, ditargetkan akan selesai dalam waktu 15 bulan. Untuk itu, Pemko Medan mengaku telah menyiapkan segala sesuatunya, salah satunya vaksinator dan fasilitas lainnya yang memadai. “Semua persiapan sudah kita lakukan, harapan kita semua bisa berjalan lancar,” pungkasnya. (ris/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/