26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Penderita TB Dirujuk ke RSU Adam Malik Melalui Program CEPAT

MEDAN-Warga Kota Medan maupun warga di Sumut yang menderita penyakit Tubercolusis (TB), bisa melakukan perawatan penyakitnya di RSU H Adam Malik Medan. Sebab, dalam waktu dekat ini, rumah sakit milik pemerintah pusat itu sudah bisa melayani penyakit TB melalui programĀ  Community Enpowerment People Againts Tuberculosis (CEPAT).

Ketua Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Dr Delyuzar Sp PA mengatakan, program CEPAT akan diresmikan dalam waktu dekat di RSU Adam Malik Medan. Nantinya, program ini difokuskan kepada penderita TB paru yang putus obat akibat ketiadaan biaya. ā€œPenderita TB paru dan putus berobat disebut MDR TB atau Multi Drug Resisten TB. Atau TB-nya sudah resisten (akut) sehingga mengancam nyawa penderitanya,ā€ ujar Delyuzar, Jumat (4/13) lalu.
Dikatakan Delyuzar,Ā  jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Kota Medan melaksanakan program Community Enpowerment People Againts Tuberculosis (CEPAT). Program ini sebagai program pemberdayaan masyarakat melawan TB. ā€œIndonesia menempati posisi ke-4 dunia dalam kasus Tubercolusis (TB). Maka untuk mengatasi hal itu, JKM menyelenggarakan program CEPAT. JKM dipercaya USAID untuk melaksanakan program CEPAT dan bekerjasama dengan kelompok gereja katolik di Papua dan LKNU,ā€ kata ujar Delyuzar.

Delyuzar menjelaskan, ada tiga 3 hal yang dilaksanakan dalam program CEPAT. ā€œKetiganya adalah memobilisasi masyarakat agar orang-orang mau datang berobat yang sebelumnya orang harus mengenal terlebih dahulu tentang TB. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB dan melawannya. Serta meningkatkan pelayanan akses dan kualitas pelayanan,ā€ papar Delyuzar .

Menurut Delyuzar, masih ada pemda atau pemkab yang belum mengalokasikan anggarannya untuk program TB. Ia meminta pemerintah diadvokasi agar peduli termasuk legislatifnya. ā€œDiharapkan yang mendorong pemerintah adalah tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama,ā€ harapnya.
Penyebab terjadinya MDR TB, lanjutnya, akibat penderita miskin tidak mempunyai biaya untuk datang berobat atau mengambil obat. Pasien yang tidak berdaya tersebut akan diberikan ongkos atau biaya dan diupayakan mendapatkan rujukan berobat gratis melalui advokasi kepada pemerintah dan legislatif. ā€œProgram ini akan diprogramkan juga di daerah yang sulit terjangkau seperti di Mentawai. Daerah sulit ini akan diberikan pelatihan kepada tokoh-tokoh masyarakat,ā€ tambahnya.

Disamping itu juga akan melatih petugas di klinik VCT tentang sistem DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) atau pengawasan langsung pengobatan jangka pendek dan melatih petugas TB dalam program DOTS untuk TB-HIV. ā€œProgram CEPAT yang sudah terlaksana di Sumut ialah di Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagei dan Tanjung Balai,ā€ pungkasnya. (mag-2)

MEDAN-Warga Kota Medan maupun warga di Sumut yang menderita penyakit Tubercolusis (TB), bisa melakukan perawatan penyakitnya di RSU H Adam Malik Medan. Sebab, dalam waktu dekat ini, rumah sakit milik pemerintah pusat itu sudah bisa melayani penyakit TB melalui programĀ  Community Enpowerment People Againts Tuberculosis (CEPAT).

Ketua Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Dr Delyuzar Sp PA mengatakan, program CEPAT akan diresmikan dalam waktu dekat di RSU Adam Malik Medan. Nantinya, program ini difokuskan kepada penderita TB paru yang putus obat akibat ketiadaan biaya. ā€œPenderita TB paru dan putus berobat disebut MDR TB atau Multi Drug Resisten TB. Atau TB-nya sudah resisten (akut) sehingga mengancam nyawa penderitanya,ā€ ujar Delyuzar, Jumat (4/13) lalu.
Dikatakan Delyuzar,Ā  jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Kota Medan melaksanakan program Community Enpowerment People Againts Tuberculosis (CEPAT). Program ini sebagai program pemberdayaan masyarakat melawan TB. ā€œIndonesia menempati posisi ke-4 dunia dalam kasus Tubercolusis (TB). Maka untuk mengatasi hal itu, JKM menyelenggarakan program CEPAT. JKM dipercaya USAID untuk melaksanakan program CEPAT dan bekerjasama dengan kelompok gereja katolik di Papua dan LKNU,ā€ kata ujar Delyuzar.

Delyuzar menjelaskan, ada tiga 3 hal yang dilaksanakan dalam program CEPAT. ā€œKetiganya adalah memobilisasi masyarakat agar orang-orang mau datang berobat yang sebelumnya orang harus mengenal terlebih dahulu tentang TB. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB dan melawannya. Serta meningkatkan pelayanan akses dan kualitas pelayanan,ā€ papar Delyuzar .

Menurut Delyuzar, masih ada pemda atau pemkab yang belum mengalokasikan anggarannya untuk program TB. Ia meminta pemerintah diadvokasi agar peduli termasuk legislatifnya. ā€œDiharapkan yang mendorong pemerintah adalah tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama,ā€ harapnya.
Penyebab terjadinya MDR TB, lanjutnya, akibat penderita miskin tidak mempunyai biaya untuk datang berobat atau mengambil obat. Pasien yang tidak berdaya tersebut akan diberikan ongkos atau biaya dan diupayakan mendapatkan rujukan berobat gratis melalui advokasi kepada pemerintah dan legislatif. ā€œProgram ini akan diprogramkan juga di daerah yang sulit terjangkau seperti di Mentawai. Daerah sulit ini akan diberikan pelatihan kepada tokoh-tokoh masyarakat,ā€ tambahnya.

Disamping itu juga akan melatih petugas di klinik VCT tentang sistem DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) atau pengawasan langsung pengobatan jangka pendek dan melatih petugas TB dalam program DOTS untuk TB-HIV. ā€œProgram CEPAT yang sudah terlaksana di Sumut ialah di Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagei dan Tanjung Balai,ā€ pungkasnya. (mag-2)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/