Manajemen PT Tupperware Berkunjung ke Sumut Pos
Aku Anak Sehat yang merupakan program tahunan Tupperware kembali hadir di Medan.Kali ini, 75 sekolah di Medan akan ikut berpartisipasi dalam acara.
“Dalam acara Aku Anak Sehat (AAS) ini nanti kita gelar seminar selama 2 harin
Kita akan memberitahukan lebih baik untuk anak adalah makanan bekal dari rumah dari pada jajanan di luar,” ujar Marcomm and Public Relation Executive PT Tupperware Indonesia Katarina saat berkunjung ke redaksi Sumut Pos, Rabu (6/2). Dalam kunjungan ini diterima Wakil Pimpinan Perusahaan Hirzan dan Wapimred Sumut Pos Asih Astuti serta awak redaksi lainnya.

Katarina menjelaskan, AAS merupakan bentuk CSR Tupperware kepada masyarakat. Program ini tidak diharapkan menjadi ajang penjualanan bagi produk Tupperware itu sendiri.
Sedangkan seminar yang akan berlangsung selama 2 hari, tepatnya pada tanggal 7 dan 8 Februari di Hotel Madani Medan, dihadiri berbagai pembicara yang berkompeten di bagiannya.
Seperti Psikolog Anak, Bunda Romi, perwakilan dari BPPOM, dan lainnya. “Kita ingin menjadi fasilitas dan kesadaran masyarakat mengenai bahaya zat adiktif yang sering terdapat di jajajan anak sekolah. Untuk awalnya, seminar akan dilakukan untuk guru, kepala sekolah, dan perwakilan sekolah,” tambahnya.
Apalagi, lanjutnya, makanan yang mengandung zat adiktif sangat berbahaya untuk kesehatan, dapat merusak citra pangan Indonesia dan menurunkan daya saing pasar global. “Ini nanti yang akan dipaparkan oleh pembicara dalam seminar kita,” lanjutnya.
Selain seminar dan pengetahuan tentang makanan sehat, dalam seminar juga akan diberikan paparan bagaimana menghadapi anak. “Karena, bahasa orangtua dan bahasa anak itu sangat berbeda. Jadi harus dicari benang merah agar mereka ketemu,” bilangnya.
Dalam AAS ini, akan dipilih Anak Jempolan dengan masa penilaian selama 10 hari. Anak Jempolan ini akan dipilih bila anak itu dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman sekelas atau sekolah saat membawa bekal makanan. “Kita akan memilih beberapa anak untuk menjadi Anak Jempolan. Satu sekolah, maksimal 3 anak,” ujarnya. (ram)

