25.7 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Pabrik Sabu di Medan Johor Meledak

Bahan Baku Senilai Rp1,8 Miliar Disita

MEDAN-Sebuah rumah toko yang diduga berfungsi sebagai pabrik sabu-sabu di Komplek Johor Baru Bisnis Center (JBBC) meledak. Akibatnya, dari peristiwa yang terjadi di perbatasan Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Namorambe Deliserdang itu, bahan sabu senialai Rp1,8 miliar gagal produksi.

SABU-SABU:Petugas Labfor Poldasu memeriksa pabrik sabu-sabu  Komplek pertokoan JBBC, kemarin.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
SABU-SABU:Petugas Labfor Poldasu memeriksa pabrik sabu-sabu di Komplek pertokoan JBBC, kemarin.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Ledakan mirip bom itu mengagetkan warga sekitar pada Selasa (5/2) malam, tepatnya sekitar pukul 21.00 WIB. Begitu terdengar ledakan, warga langsung berbondong-bondong mendatangi asal suara.

“Saya pikir suara bom. Saya dengar sangat keras seperti suara petir, tapi tidak mungkin,” ungkap seorang warga, O Rangkuti.

Warga akhirnya mengetahui asal suara ledakan ber asal dari ruko yang dihuni Warniati alias A Hua (44) warga Komplek Cemara Hijau Blok C No 21 Percut Seituan, Hengky warga Bandung, dan Edo Johan alias Atiam (25) warga Taman Sari II Jakarta Barat.

Warga langsung meminta penghuni untuk menjelaskan soal ledakan tadin
“Tabung gas aku yang meledak,” ucap A Hua. Setelah itu, A Hua langsung masuk ke rukonya.

Warga tak percaya. Jawaban A Hua tak memuaskan mereka. Warga pun mendesak mendasak masuk untuk melihat secara langsung sumber ledakan.

endapat desakan warga, akhirnya penghuni memberikan izin warga untuk melihat. Tapi, A Hua hanya mengizinkan satu orang untuk masuk ke dalam. Tak pelak hal itu ditolak warga. Akibatnya sempat terjadi ketegangan antara warga dengan penghuni ruko.

Akhirnya, kesepakatan diambil. Dua warga dibolehkan masuk; satu di antaranya adalah sekuriti JBBC, Thamrin Gultom.Setelah dilakukan pengecekan dengan menyulusuri seluruh ruangan, akhirnya kedua orang perwakilan warga melihat di bagian lantai III ruko sudah porak-poranda akibat ledakkan tersebut.

Bukan itu saja, kedua orang ini sangat terkejut melihat di bagian ruang tersebut diduga dijadikan tempat memproduksi sabu-sabu.

Kedua orang tadi langsung melaporkan temuan mereka ke warga yang menunggu di luar. Warga terkejut dan langsung melaporkan ke pengelola JBBC. Pengelola pun langsung meneruskan laporan itu ke pihak kepolisian. Polisi baru hadir setelah beberapa jam terjadi ledakan.

Melihat kedatangan polisi, penghuni ruko mencoba melarikan diri. Warga langsung menahan para penghuni. Namun, warga hanya mampu mengamankan A Hua dan Atiam. Sementara Hengky berhasil melarikan diri.

Menurut informasi yang dihimpun Sumut Pos, hingga Rabu (6/2) pagi, Tim gabungan dari Polres Deliserdang dan Direktorat Res Narkoba Poldasu terus melakukan penyeledikan di lokasi dan memeriksa saksi.

Dua orang dari pihak pengelola komplek dan sekuriti ikut diperiksa. Tampak juga tim Labotorium Forensik (Labfor) Cabang Medan melakukan olah tempat kejadian.

Dari pemeriksaan diketahui kalau pelaku mulai beraktivitas sejak November 2011. Sementara itu, dari hasil olah TKP petugas gabungan berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa bahan campuran kimia untuk pembuatan sabu-sabu seperti toluen, aseton, methanol, alkohol 96 persen, HCL, soda api, jodium, epedrin, pospor, gas, air suling, dan 5 jeriken cairan kimia bahan dasar untuk pembuatan sabu-sabu.

Sementara alat digunakan untuk proses pembuatan sabu-sabu yang diamankan berupa tabung gas, selang besar, selang kecil, pompa vakum, timbangan, kipas alat untuk pendingin kristal sabu-sabu, tabung gelas, pipa kaca, meja cetak, dan pipa plastik.

Untuk sabu-sabu yang diamankan ada 5 paket siap edar sebanyak 2,70 gram, 1 piring sabu-sabu seberat 1,41 gram bersama timbangan elektrik, dan 4 unit telepon seluler.

Menurut Direktur Res Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol Toga Habinsaran Panjaitan, ledakan dipicu bahan campuran sabu-sabu dari bahan kimia yang diketahui bernama red phosphorus. “Hasil sementara penyelidikan labfor dikarenakan red phosphorus yang mudah terbakar,” ungkapnya dilokasi kejadian, kemarin siang.

Toga juga mencerita saat terjadi ledakkan tersebut penghuni ruko berada terpisah. Atiam dan Hengky berada di lantai III, sedangkan A Hua di lantai II. “Barang bukti sudah diamankan untuk dilakukan penyeledikkan selanjutnya,” ungkapnya.

Saat ditanya berapa banyak sabu-sabu yang dihasilkan per hari oleh pabrik tersebut, perwira pemilik melati tiga di pundak itu tidak bisa memastikan.

amun, kalau dilihat dari barang bukti di lokasi kejadian, pabrik itu bisa menghasilkan sabu-sabu senilai Rp1,8 miliar. “Kalau bahan yang ditemukan itu bisa diciptakan sabu-sabu 1 hingga 2 kilogram lah,” ungkap Toga.

Toga membeberkan sembari dilakukan penyeledikan dan olah TKP, pihaknya juga melakukan penyeledikan dan penggeledahan kediaman pribadi A Hua di Komplek Cemara Hijau.

Hasilnya? Toga berhasil mengamankan 4 bungkus sabu-sabu siap edar dengan berat 20 gram bersama buku pedoman pembuatan sabu-sabu. “Edo (Atiam) yang ahli membuatnya (sabu-sabu), kalau keterangan dia (Atiam) belajar dari buku dan internet,” jelas Toga.

Toga pun menerangkan kalau bahan baku sabu-sabu didapatkan pelaku dari Jakarta. “Kita terus melakukan pengembangan kasus, begitu juga melakukan pengejaran terhadap Hengky yang melarikan diri,” ungkapnya sembari mengatakan pabrik sabu-sabu merupakan jaringan bandar narkoba antarprovinsi.

Sementara itu, Atiam mengaku kalau dia hanya bawahan Hengky. “Aku cuma kerja, Bang, dimodali aja aku,” ungkapnya.

Pengakuan Atiam, ledakan terjadi karena kesalahannya mencampur fossor dengan air di dalam open. Sedangkan A Hua hanya diam dan tak mau banyak bicara banyak. “Hengky yang punya semua,” cetusnya. (gus)

Bahan Baku Senilai Rp1,8 Miliar Disita

MEDAN-Sebuah rumah toko yang diduga berfungsi sebagai pabrik sabu-sabu di Komplek Johor Baru Bisnis Center (JBBC) meledak. Akibatnya, dari peristiwa yang terjadi di perbatasan Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Namorambe Deliserdang itu, bahan sabu senialai Rp1,8 miliar gagal produksi.

SABU-SABU:Petugas Labfor Poldasu memeriksa pabrik sabu-sabu  Komplek pertokoan JBBC, kemarin.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
SABU-SABU:Petugas Labfor Poldasu memeriksa pabrik sabu-sabu di Komplek pertokoan JBBC, kemarin.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Ledakan mirip bom itu mengagetkan warga sekitar pada Selasa (5/2) malam, tepatnya sekitar pukul 21.00 WIB. Begitu terdengar ledakan, warga langsung berbondong-bondong mendatangi asal suara.

“Saya pikir suara bom. Saya dengar sangat keras seperti suara petir, tapi tidak mungkin,” ungkap seorang warga, O Rangkuti.

Warga akhirnya mengetahui asal suara ledakan ber asal dari ruko yang dihuni Warniati alias A Hua (44) warga Komplek Cemara Hijau Blok C No 21 Percut Seituan, Hengky warga Bandung, dan Edo Johan alias Atiam (25) warga Taman Sari II Jakarta Barat.

Warga langsung meminta penghuni untuk menjelaskan soal ledakan tadin
“Tabung gas aku yang meledak,” ucap A Hua. Setelah itu, A Hua langsung masuk ke rukonya.

Warga tak percaya. Jawaban A Hua tak memuaskan mereka. Warga pun mendesak mendasak masuk untuk melihat secara langsung sumber ledakan.

endapat desakan warga, akhirnya penghuni memberikan izin warga untuk melihat. Tapi, A Hua hanya mengizinkan satu orang untuk masuk ke dalam. Tak pelak hal itu ditolak warga. Akibatnya sempat terjadi ketegangan antara warga dengan penghuni ruko.

Akhirnya, kesepakatan diambil. Dua warga dibolehkan masuk; satu di antaranya adalah sekuriti JBBC, Thamrin Gultom.Setelah dilakukan pengecekan dengan menyulusuri seluruh ruangan, akhirnya kedua orang perwakilan warga melihat di bagian lantai III ruko sudah porak-poranda akibat ledakkan tersebut.

Bukan itu saja, kedua orang ini sangat terkejut melihat di bagian ruang tersebut diduga dijadikan tempat memproduksi sabu-sabu.

Kedua orang tadi langsung melaporkan temuan mereka ke warga yang menunggu di luar. Warga terkejut dan langsung melaporkan ke pengelola JBBC. Pengelola pun langsung meneruskan laporan itu ke pihak kepolisian. Polisi baru hadir setelah beberapa jam terjadi ledakan.

Melihat kedatangan polisi, penghuni ruko mencoba melarikan diri. Warga langsung menahan para penghuni. Namun, warga hanya mampu mengamankan A Hua dan Atiam. Sementara Hengky berhasil melarikan diri.

Menurut informasi yang dihimpun Sumut Pos, hingga Rabu (6/2) pagi, Tim gabungan dari Polres Deliserdang dan Direktorat Res Narkoba Poldasu terus melakukan penyeledikan di lokasi dan memeriksa saksi.

Dua orang dari pihak pengelola komplek dan sekuriti ikut diperiksa. Tampak juga tim Labotorium Forensik (Labfor) Cabang Medan melakukan olah tempat kejadian.

Dari pemeriksaan diketahui kalau pelaku mulai beraktivitas sejak November 2011. Sementara itu, dari hasil olah TKP petugas gabungan berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa bahan campuran kimia untuk pembuatan sabu-sabu seperti toluen, aseton, methanol, alkohol 96 persen, HCL, soda api, jodium, epedrin, pospor, gas, air suling, dan 5 jeriken cairan kimia bahan dasar untuk pembuatan sabu-sabu.

Sementara alat digunakan untuk proses pembuatan sabu-sabu yang diamankan berupa tabung gas, selang besar, selang kecil, pompa vakum, timbangan, kipas alat untuk pendingin kristal sabu-sabu, tabung gelas, pipa kaca, meja cetak, dan pipa plastik.

Untuk sabu-sabu yang diamankan ada 5 paket siap edar sebanyak 2,70 gram, 1 piring sabu-sabu seberat 1,41 gram bersama timbangan elektrik, dan 4 unit telepon seluler.

Menurut Direktur Res Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol Toga Habinsaran Panjaitan, ledakan dipicu bahan campuran sabu-sabu dari bahan kimia yang diketahui bernama red phosphorus. “Hasil sementara penyelidikan labfor dikarenakan red phosphorus yang mudah terbakar,” ungkapnya dilokasi kejadian, kemarin siang.

Toga juga mencerita saat terjadi ledakkan tersebut penghuni ruko berada terpisah. Atiam dan Hengky berada di lantai III, sedangkan A Hua di lantai II. “Barang bukti sudah diamankan untuk dilakukan penyeledikkan selanjutnya,” ungkapnya.

Saat ditanya berapa banyak sabu-sabu yang dihasilkan per hari oleh pabrik tersebut, perwira pemilik melati tiga di pundak itu tidak bisa memastikan.

amun, kalau dilihat dari barang bukti di lokasi kejadian, pabrik itu bisa menghasilkan sabu-sabu senilai Rp1,8 miliar. “Kalau bahan yang ditemukan itu bisa diciptakan sabu-sabu 1 hingga 2 kilogram lah,” ungkap Toga.

Toga membeberkan sembari dilakukan penyeledikan dan olah TKP, pihaknya juga melakukan penyeledikan dan penggeledahan kediaman pribadi A Hua di Komplek Cemara Hijau.

Hasilnya? Toga berhasil mengamankan 4 bungkus sabu-sabu siap edar dengan berat 20 gram bersama buku pedoman pembuatan sabu-sabu. “Edo (Atiam) yang ahli membuatnya (sabu-sabu), kalau keterangan dia (Atiam) belajar dari buku dan internet,” jelas Toga.

Toga pun menerangkan kalau bahan baku sabu-sabu didapatkan pelaku dari Jakarta. “Kita terus melakukan pengembangan kasus, begitu juga melakukan pengejaran terhadap Hengky yang melarikan diri,” ungkapnya sembari mengatakan pabrik sabu-sabu merupakan jaringan bandar narkoba antarprovinsi.

Sementara itu, Atiam mengaku kalau dia hanya bawahan Hengky. “Aku cuma kerja, Bang, dimodali aja aku,” ungkapnya.

Pengakuan Atiam, ledakan terjadi karena kesalahannya mencampur fossor dengan air di dalam open. Sedangkan A Hua hanya diam dan tak mau banyak bicara banyak. “Hengky yang punya semua,” cetusnya. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/