BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Bagi pengrajin ikan asin sangat membutuhkan garam sebagai bahan baku utama. Sayangnya, pengrajin ikan asin di pesisir Belawan justru kekurangan garam akibat langkanya garam di wilayah Medan Utara tersebut.
Akibat langkanya garam, mereka terpaksa mengurangi produksi akibat minimnya garam yang diperoleh. Seperti pengakuan Siswandi (42), perajin ikan asin di Gabion, Belawan, saat ini kegiatan pengeringan ikan maupun teri mulai berkurang dari hari biasanya. Ini disebabkan oleh ketersediaan garam yang minim dan sulit didapat dipasar.
Langkanya garam di pasar, lanjutnya, terjadi sudah hampir satu minggu belakangan ini. Bahkan, persediaan garam di sejumlah penyalur di wilayah Belawan mengalami keterbatasan. “Kalau pun ada, harganya mahal per zak tembus Rp120.000 dari sebelumnya Rp55.000. Ini yang membuat perajin ikan asin jadi pusing,” papar Siswandi.
Nelayan kecil pengeringan ikan di Kampung Kurnia, Belawan juga merasakan hal yang sama. “Warga di sini adalah perajin ikan asin skala kecil. Garam sangat sulit kita dapat. Masak produksi ikan asin tapi kekurangan garam. Padahal garam bahan pokok produksi. Adapun garam tapi harganya selangit,” tutur Ramlan (38) yang juga perajin ikan asin.
Dia mengaku, dampak dari minimnya pasokan garam, juga berpengaruh pada produksi ikan asin yang saat ini menurun mencapai 50 persen. Hal itu tentunya berakibat pada penghasilan mereka. “Biasanya produksi normal mencapai 20 kilogram (kg), tapi kini turun menjadi 5 hingga 10 kg,” ujarnya.(rul/ila)
BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Bagi pengrajin ikan asin sangat membutuhkan garam sebagai bahan baku utama. Sayangnya, pengrajin ikan asin di pesisir Belawan justru kekurangan garam akibat langkanya garam di wilayah Medan Utara tersebut.
Akibat langkanya garam, mereka terpaksa mengurangi produksi akibat minimnya garam yang diperoleh. Seperti pengakuan Siswandi (42), perajin ikan asin di Gabion, Belawan, saat ini kegiatan pengeringan ikan maupun teri mulai berkurang dari hari biasanya. Ini disebabkan oleh ketersediaan garam yang minim dan sulit didapat dipasar.
Langkanya garam di pasar, lanjutnya, terjadi sudah hampir satu minggu belakangan ini. Bahkan, persediaan garam di sejumlah penyalur di wilayah Belawan mengalami keterbatasan. “Kalau pun ada, harganya mahal per zak tembus Rp120.000 dari sebelumnya Rp55.000. Ini yang membuat perajin ikan asin jadi pusing,” papar Siswandi.
Nelayan kecil pengeringan ikan di Kampung Kurnia, Belawan juga merasakan hal yang sama. “Warga di sini adalah perajin ikan asin skala kecil. Garam sangat sulit kita dapat. Masak produksi ikan asin tapi kekurangan garam. Padahal garam bahan pokok produksi. Adapun garam tapi harganya selangit,” tutur Ramlan (38) yang juga perajin ikan asin.
Dia mengaku, dampak dari minimnya pasokan garam, juga berpengaruh pada produksi ikan asin yang saat ini menurun mencapai 50 persen. Hal itu tentunya berakibat pada penghasilan mereka. “Biasanya produksi normal mencapai 20 kilogram (kg), tapi kini turun menjadi 5 hingga 10 kg,” ujarnya.(rul/ila)