25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Dinas Pertanian Karo Desak Ganti Kerugian Petani

Kepala Dinas Pertanian Karo, Sarjana Puba.

SUMUTPOS.CO  – BEREDARNYA pupuk subsidi pemerintah yang mengalami penyusutan berat mencapai 5 sampai 6 kg per sak, tak hanya meresahkan, tapi juga merugikan warga Tanah Karo yang mayoritas petani.

Betapa tidak, pupuk bermerek petroganik itu dibeli petani dengan harga yang sama, padahal isi per-zak-nya yang seharusnya 40 kg, telah berkurang menjadi 35 kg. Kerugian yang diderita para petani ini juga ikut membuat Kepala Dinas Pertanian Karo, Sarjana Purba, gerah.

Untuk menindaklanjuti masalah ini, Sarjana langsung memanggil pihak PT Bidadari selaku distributor pupuk tersebut. “Saya sudah memanggil distributornya (PT Bidadari) kemarin. Mereka mengakui penyusutan berat pupuk tersebut,” katanya saat dikonfirmasi Sumut Pos, Senin (6/3) sore. Sesuai informasi yang diterimanya, penyusutan terjadi karena kadar air dan lamanya pupuk tersebut disimpan.

“Secara tekhnis, pupuk itu menyusut karena kadar air dan kemasannya sak nya yang kurang baik. Hal ini ditambah lagi karena lamanya pupuk tersebut disimpan, dan tidak langsung digunakan,” paparnya. Selain memanggil pihak distributor, Sarjana juga mengaku sudah menghubungi pihak PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang memproduksi pupuk bersubsidi itu.

Pihak PT PIM mengaku bersedia mengganti kerugian para petani. “Kita minta PT PIM bertanggungjawab mengganti kerugian petani. Merka juga mengakui pupuk tersebut memang mengalami penyusutan jika terlalu  lama disimpan,” bebernya. Hasil penyelidikan di lapangan, pupuk yang menyusut itu diproduksi pada Nopember 2016 lalu. Sedang pupuk yang diproduksi pada bulan Februari 2017 lalu, beratnya masih sama, yakni 45 kg.

Meski begitu, pihak Dinas Pertanian Karo tetap mendesak pihak PT PIM bertanggungjawab. “Mereka siap bertanggungjawab. Untuk menghindari masalah serupa, dalam produksi berikutnya pihak PT PIM juga mengaku akan memperbaiki kemasan, dan melebihkan isi pupuk per saknya 5 kg. Kita berharap, ke depannya tidak ada lagi masalah seperti ini yang merugikan petani,” tandasnya.

Sekedar mengingatkan, sebelumnya para petani Tanah Karo merasa resah atas beredarnya pupuk organik subsidi pemerintah yang mengalami penyusutan berat per sak. Pupuk organik petroganik yang dibeli masyarakat di kios-kios pupuk mengalami penyusutan antara 5 kg – 6 kg per sak.

Hal itu terungkap saat Jeffrison Ginting (46) petani sayur mayur asal Desa Singa, membuat laporan ke Polres Tanah Karo tentang Perlindungan Konsumen, sebagaiman tertulis dalam surat tanda penerimaan laporan nomor : STPL/186/III/2017/SU/Res T.Karo, tertanggal 1 Maret 2017.

Kepala Dinas Pertanian Karo, Sarjana Puba.

SUMUTPOS.CO  – BEREDARNYA pupuk subsidi pemerintah yang mengalami penyusutan berat mencapai 5 sampai 6 kg per sak, tak hanya meresahkan, tapi juga merugikan warga Tanah Karo yang mayoritas petani.

Betapa tidak, pupuk bermerek petroganik itu dibeli petani dengan harga yang sama, padahal isi per-zak-nya yang seharusnya 40 kg, telah berkurang menjadi 35 kg. Kerugian yang diderita para petani ini juga ikut membuat Kepala Dinas Pertanian Karo, Sarjana Purba, gerah.

Untuk menindaklanjuti masalah ini, Sarjana langsung memanggil pihak PT Bidadari selaku distributor pupuk tersebut. “Saya sudah memanggil distributornya (PT Bidadari) kemarin. Mereka mengakui penyusutan berat pupuk tersebut,” katanya saat dikonfirmasi Sumut Pos, Senin (6/3) sore. Sesuai informasi yang diterimanya, penyusutan terjadi karena kadar air dan lamanya pupuk tersebut disimpan.

“Secara tekhnis, pupuk itu menyusut karena kadar air dan kemasannya sak nya yang kurang baik. Hal ini ditambah lagi karena lamanya pupuk tersebut disimpan, dan tidak langsung digunakan,” paparnya. Selain memanggil pihak distributor, Sarjana juga mengaku sudah menghubungi pihak PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang memproduksi pupuk bersubsidi itu.

Pihak PT PIM mengaku bersedia mengganti kerugian para petani. “Kita minta PT PIM bertanggungjawab mengganti kerugian petani. Merka juga mengakui pupuk tersebut memang mengalami penyusutan jika terlalu  lama disimpan,” bebernya. Hasil penyelidikan di lapangan, pupuk yang menyusut itu diproduksi pada Nopember 2016 lalu. Sedang pupuk yang diproduksi pada bulan Februari 2017 lalu, beratnya masih sama, yakni 45 kg.

Meski begitu, pihak Dinas Pertanian Karo tetap mendesak pihak PT PIM bertanggungjawab. “Mereka siap bertanggungjawab. Untuk menghindari masalah serupa, dalam produksi berikutnya pihak PT PIM juga mengaku akan memperbaiki kemasan, dan melebihkan isi pupuk per saknya 5 kg. Kita berharap, ke depannya tidak ada lagi masalah seperti ini yang merugikan petani,” tandasnya.

Sekedar mengingatkan, sebelumnya para petani Tanah Karo merasa resah atas beredarnya pupuk organik subsidi pemerintah yang mengalami penyusutan berat per sak. Pupuk organik petroganik yang dibeli masyarakat di kios-kios pupuk mengalami penyusutan antara 5 kg – 6 kg per sak.

Hal itu terungkap saat Jeffrison Ginting (46) petani sayur mayur asal Desa Singa, membuat laporan ke Polres Tanah Karo tentang Perlindungan Konsumen, sebagaiman tertulis dalam surat tanda penerimaan laporan nomor : STPL/186/III/2017/SU/Res T.Karo, tertanggal 1 Maret 2017.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/