30.1 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Keluarga Klaim Qusai Sihombing Penyakit Gula

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang dokter memperlihatkan rekaman gambar seorang pasien suspect MERS-Cov dari CCTV RSUP H Adam Malik Medan, Sumut, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia Kec Teluk Mengkudu Kab Serdang Bedagai yang diduga terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), usai pulang umrah pada 2 Mei 2014. Sebelumnya seorang pasien warga Madina telah meninggal dunia.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang dokter memperlihatkan rekaman gambar seorang pasien suspect MERS-Cov dari CCTV RSUP H Adam Malik Medan, Sumut, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia Kec Teluk Mengkudu Kab Serdang Bedagai yang diduga terserang MERS-Cov, usai pulang umrah pada 2 Mei 2014.

SUMUTPOS.CO – Keluarga almarhum Qusai Sihombing (54) sebelumnya diinisialkan Ks, warga Kelurahan Sipolupolu, Kecamatan Panyabungan yang meninggal Minggu (4/5) kemarin, tidak percaya almarhum meninggal diduga mengidap Middle East Respitatory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov).

Menurut keluarga, Qusai yang dikenal sebagai kontraktor dan memiliki 12 orang anak itu meninggal disebabkan penyakit yang dialaminya sekitar tujuh bulan belakangan ini.

“Abang kami itu sudah lama menderita penyakit gula kering, sekitar tujuh bulan yang lalu. Dia berangkat umroh karena tekat yang kuat. Di sinipun dia lama di kursi roda. Penyakitnya sudah semakin parah, bukan karena mengidap virus seperti yang diberitakan media kemarin,” ujar Kamil Sihombing (37), adik kandung almarhum kepada METRO TABAGSEL (Grup JPNN), Selasa (6/5) di rumah duka.

Kamil mengaku kesal atas ramainya pemberitaan atas meninggalnya abang mereka itu, karena sampai sekarang mereka yakin penyebabnya bukan karena virus, tetapi disebabkan penyakit yang dideritanya selama ini.

“Cukup kesal kami mendengar berita di media, bahwa penyebab meninggalnya abang kami karena mengidap virus MERS. Karena abang kami waktu mau berangkat itupun lagi sakit, dan sudah lama dia sakit,” tambah Kamil diamini beberapa orang tetangga dekat rumah peninggalan almarhum.

Sementara, Plt Kadis Kesehatan Madina, Drg Ismail Lubis yang dikonfirmasi mengatakan, apa yang diisukan mengenai virus MESR itu, sampai sekarang tidak ada di Kabupaten Madina.

“Oh tidak benar apa yang diberitakan itu. Kita sudah cek, dan hasilnya bukan karena virus MERS,” tukasnya.

“Hingga saat ini, sesuai pendataan yang dilakukan, belum kita temukan virus tersebut menjangkiti masyarakat kita (Tapsel),” sambung Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapsel, dr Ali Syahbana Siregar, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK), dr Sri Kharunnisa, Selasa (6/5).

Begitupun, kata dr Sri, pihaknya akan terus memaksimalkan pengumpulan data melalui pemeriksaan dengan melibatkan setiap pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di 14 kecamatan yang ada.

Disampaikannya, memang saat ini virus tersebut mulai ramai dibicarakan, karena sangat membahayakan dan menakutkan, sehingga masyarakat perlu mengenali dan mewaspasdai gejalanya.

“Tapi sampai saat ini, belum kita temukan kasusnya. Mudah mudahan tak sampai menjangkiti masyarakat Tapsel, itu harapan kita,” ungkapnya. (cr-2/ran/wan/rud/smg)

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang dokter memperlihatkan rekaman gambar seorang pasien suspect MERS-Cov dari CCTV RSUP H Adam Malik Medan, Sumut, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia Kec Teluk Mengkudu Kab Serdang Bedagai yang diduga terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), usai pulang umrah pada 2 Mei 2014. Sebelumnya seorang pasien warga Madina telah meninggal dunia.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang dokter memperlihatkan rekaman gambar seorang pasien suspect MERS-Cov dari CCTV RSUP H Adam Malik Medan, Sumut, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia Kec Teluk Mengkudu Kab Serdang Bedagai yang diduga terserang MERS-Cov, usai pulang umrah pada 2 Mei 2014.

SUMUTPOS.CO – Keluarga almarhum Qusai Sihombing (54) sebelumnya diinisialkan Ks, warga Kelurahan Sipolupolu, Kecamatan Panyabungan yang meninggal Minggu (4/5) kemarin, tidak percaya almarhum meninggal diduga mengidap Middle East Respitatory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov).

Menurut keluarga, Qusai yang dikenal sebagai kontraktor dan memiliki 12 orang anak itu meninggal disebabkan penyakit yang dialaminya sekitar tujuh bulan belakangan ini.

“Abang kami itu sudah lama menderita penyakit gula kering, sekitar tujuh bulan yang lalu. Dia berangkat umroh karena tekat yang kuat. Di sinipun dia lama di kursi roda. Penyakitnya sudah semakin parah, bukan karena mengidap virus seperti yang diberitakan media kemarin,” ujar Kamil Sihombing (37), adik kandung almarhum kepada METRO TABAGSEL (Grup JPNN), Selasa (6/5) di rumah duka.

Kamil mengaku kesal atas ramainya pemberitaan atas meninggalnya abang mereka itu, karena sampai sekarang mereka yakin penyebabnya bukan karena virus, tetapi disebabkan penyakit yang dideritanya selama ini.

“Cukup kesal kami mendengar berita di media, bahwa penyebab meninggalnya abang kami karena mengidap virus MERS. Karena abang kami waktu mau berangkat itupun lagi sakit, dan sudah lama dia sakit,” tambah Kamil diamini beberapa orang tetangga dekat rumah peninggalan almarhum.

Sementara, Plt Kadis Kesehatan Madina, Drg Ismail Lubis yang dikonfirmasi mengatakan, apa yang diisukan mengenai virus MESR itu, sampai sekarang tidak ada di Kabupaten Madina.

“Oh tidak benar apa yang diberitakan itu. Kita sudah cek, dan hasilnya bukan karena virus MERS,” tukasnya.

“Hingga saat ini, sesuai pendataan yang dilakukan, belum kita temukan virus tersebut menjangkiti masyarakat kita (Tapsel),” sambung Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapsel, dr Ali Syahbana Siregar, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK), dr Sri Kharunnisa, Selasa (6/5).

Begitupun, kata dr Sri, pihaknya akan terus memaksimalkan pengumpulan data melalui pemeriksaan dengan melibatkan setiap pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di 14 kecamatan yang ada.

Disampaikannya, memang saat ini virus tersebut mulai ramai dibicarakan, karena sangat membahayakan dan menakutkan, sehingga masyarakat perlu mengenali dan mewaspasdai gejalanya.

“Tapi sampai saat ini, belum kita temukan kasusnya. Mudah mudahan tak sampai menjangkiti masyarakat Tapsel, itu harapan kita,” ungkapnya. (cr-2/ran/wan/rud/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/