29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Medan Negatif Virus Arab

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang dokter memperlihatkan rekaman gambar seorang pasien suspect MERS-Cov dari CCTV RSUP H Adam Malik Medan, Sumut, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia Kec Teluk Mengkudu Kab Serdang Bedagai yang diduga terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), usai pulang umrah pada 2 Mei 2014. Sebelumnya seorang pasien warga Madina telah meninggal dunia.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang dokter memperlihatkan rekaman gambar seorang pasien suspect MERS-Cov dari CCTV RSUP H Adam Malik Medan, Sumut, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia Kec Teluk Mengkudu Kab Serdang Bedagai yang diduga terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), usai pulang umrah pada 2 Mei 2014. Sebelumnya seorang pasien warga Madina telah meninggal dunia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Seorang warga asal Medan, Sumatra Utara, KS, dicurigai meninggal akibat terinfeksi Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Dugaan tersebut muncul lantaran KS mengalami gejala yang sama seperti penderita Mers Cov.

Selain itu, fakta menguatkan lainnya adalah ia baru saja pulang melaksanakan ibadah umroh di Arab Saudi. Ia pun dilaporkan melakukan kontak dengan unta yang diketahui sebagai vektor penularan virus corona tersebut.

Kendati demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan tegas mengklaim bahwa KS tidak terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). “Saya tegaskan bahwa hingga saat ini Indonesia masih bebas dari MERS-CoV,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Fidiansyah di Jakarta, kemarin.

Kesimpulan tersebut masih dikantongi Kemenkes karena hasil pemeriksaan laboratorium KS menunjukkan MERS-CoV (-). Menurutnya, korban hanya suspect bukan penderita Mers CoV.

“Suspect sering diartikan sudah kena tapi bukan seperti itu. Memang, semua gejala terpenuhi, lalu ia pun ada riwayat baru pergi umrah. Itu tidak dapat dikatakan terserang, tapi kami masukkan suspect sehingga harus menjadi catatan tersendiri,” tuturnya.

Namun untuk mempertegas hasil tersebut, sampel dari korban akan dikirim ke Jakarta untuk diteliti lebih lanjut. Diakuinya, tidak semua rumah sakit memiliki kemampuan untuk memastikan pemeriksaan Laboratorium ada tidaknya MERS CoV. “Mungkin ada beberapa, tapi saat ini kita fokuskan di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) Jakarta,” ungkapnya.

Adanya kasus ini masih belum membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan larangan untuk perjalanan umrah dan haji. Kementerian Agama (Kemenag) hanya mengeluarkan imbauan agar para calon jamaah umrah yang berusia lebih dari 65 tahun, sedang hamil, sakit, dan anak-anak dibawah 12 tahun untuk menunda keberangkatan hingga kondisi membaik.

Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) Dr Ari F. Syam mengatakan, cepat atau lambat jamaah haji umrah Indonesia bisa terinfeksi MERS. “Sebab sudah ada jamaah umrah dari Mesir yang meninggal dan ditetapkan positif MERS,” kata pria yang pernah menjadi petugas kesehatan haji itu.

Ari menjelaskan jamaah umrah Indonesia saat ini adalah yang terbesar di dunia. Setiap bulan lebih dari seratus ribu jamaah umrah Indonesia yang berangkat ke Saudi. Dia berharap jamaah umrah tetap menjalankan ibadah dengan khusus tetapi tetap menjaga kesehatan.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Anggito Abimanyu menuturkan, sampai saat ini Saudi belum membatasi penerbitan visa kunjungan ke sana gara-gara meluasnya penyakit MERS. Meskipun begitu, Anggito tetap mengimbau calon jamaah umrah melalui perusahaan travel yang memberangkatkannya.

“Travel diminta tidak memberangkatn jamaah umrah yang beresiko tinggi tertular MERS,” katanya. Pihak travel diminta untuk mentaati aturan itu, apalagi diperkirakan memasuki bulan puasa jumlah jamaah umrah akan meningkat tajam. Pada bulan-bulan biasa, Anggito mengatakan jumlah jamaah umrah sekitar 150 ribu orang. (mia/wan/jpnn)

 

 

Virus Arab (Virus Corona)

 

Karakteristik

– Sangat mudah menyebar melalui udara namun cepat menghilang di udara, mampu hidup selama 3 jam.

– Penularan lewat bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kepada orang yang dekat dengannya.

– Gejalanya demam, batuk dan sesak nafas hingga yang bersifat akut.

– Belum ditemukan vaksin untuk mencegahnya. namun cepat menghilang di udara.

– Pertama dilaporkan pada September 2012 di Arab Saudi.

 

Pencegahan

– Perilaku hidup bersih dan sehat.

– Bagi jamaah umroh/haji, selalu menggunakan masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100 nm

 

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang dokter memperlihatkan rekaman gambar seorang pasien suspect MERS-Cov dari CCTV RSUP H Adam Malik Medan, Sumut, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia Kec Teluk Mengkudu Kab Serdang Bedagai yang diduga terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), usai pulang umrah pada 2 Mei 2014. Sebelumnya seorang pasien warga Madina telah meninggal dunia.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang dokter memperlihatkan rekaman gambar seorang pasien suspect MERS-Cov dari CCTV RSUP H Adam Malik Medan, Sumut, Selasa (6/5). Pihak rumah sakit kembali menerima seorang pasien yang berasal dari Desa Liberia Kec Teluk Mengkudu Kab Serdang Bedagai yang diduga terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov), usai pulang umrah pada 2 Mei 2014. Sebelumnya seorang pasien warga Madina telah meninggal dunia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Seorang warga asal Medan, Sumatra Utara, KS, dicurigai meninggal akibat terinfeksi Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Dugaan tersebut muncul lantaran KS mengalami gejala yang sama seperti penderita Mers Cov.

Selain itu, fakta menguatkan lainnya adalah ia baru saja pulang melaksanakan ibadah umroh di Arab Saudi. Ia pun dilaporkan melakukan kontak dengan unta yang diketahui sebagai vektor penularan virus corona tersebut.

Kendati demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan tegas mengklaim bahwa KS tidak terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). “Saya tegaskan bahwa hingga saat ini Indonesia masih bebas dari MERS-CoV,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Fidiansyah di Jakarta, kemarin.

Kesimpulan tersebut masih dikantongi Kemenkes karena hasil pemeriksaan laboratorium KS menunjukkan MERS-CoV (-). Menurutnya, korban hanya suspect bukan penderita Mers CoV.

“Suspect sering diartikan sudah kena tapi bukan seperti itu. Memang, semua gejala terpenuhi, lalu ia pun ada riwayat baru pergi umrah. Itu tidak dapat dikatakan terserang, tapi kami masukkan suspect sehingga harus menjadi catatan tersendiri,” tuturnya.

Namun untuk mempertegas hasil tersebut, sampel dari korban akan dikirim ke Jakarta untuk diteliti lebih lanjut. Diakuinya, tidak semua rumah sakit memiliki kemampuan untuk memastikan pemeriksaan Laboratorium ada tidaknya MERS CoV. “Mungkin ada beberapa, tapi saat ini kita fokuskan di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) Jakarta,” ungkapnya.

Adanya kasus ini masih belum membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan larangan untuk perjalanan umrah dan haji. Kementerian Agama (Kemenag) hanya mengeluarkan imbauan agar para calon jamaah umrah yang berusia lebih dari 65 tahun, sedang hamil, sakit, dan anak-anak dibawah 12 tahun untuk menunda keberangkatan hingga kondisi membaik.

Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) Dr Ari F. Syam mengatakan, cepat atau lambat jamaah haji umrah Indonesia bisa terinfeksi MERS. “Sebab sudah ada jamaah umrah dari Mesir yang meninggal dan ditetapkan positif MERS,” kata pria yang pernah menjadi petugas kesehatan haji itu.

Ari menjelaskan jamaah umrah Indonesia saat ini adalah yang terbesar di dunia. Setiap bulan lebih dari seratus ribu jamaah umrah Indonesia yang berangkat ke Saudi. Dia berharap jamaah umrah tetap menjalankan ibadah dengan khusus tetapi tetap menjaga kesehatan.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Anggito Abimanyu menuturkan, sampai saat ini Saudi belum membatasi penerbitan visa kunjungan ke sana gara-gara meluasnya penyakit MERS. Meskipun begitu, Anggito tetap mengimbau calon jamaah umrah melalui perusahaan travel yang memberangkatkannya.

“Travel diminta tidak memberangkatn jamaah umrah yang beresiko tinggi tertular MERS,” katanya. Pihak travel diminta untuk mentaati aturan itu, apalagi diperkirakan memasuki bulan puasa jumlah jamaah umrah akan meningkat tajam. Pada bulan-bulan biasa, Anggito mengatakan jumlah jamaah umrah sekitar 150 ribu orang. (mia/wan/jpnn)

 

 

Virus Arab (Virus Corona)

 

Karakteristik

– Sangat mudah menyebar melalui udara namun cepat menghilang di udara, mampu hidup selama 3 jam.

– Penularan lewat bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kepada orang yang dekat dengannya.

– Gejalanya demam, batuk dan sesak nafas hingga yang bersifat akut.

– Belum ditemukan vaksin untuk mencegahnya. namun cepat menghilang di udara.

– Pertama dilaporkan pada September 2012 di Arab Saudi.

 

Pencegahan

– Perilaku hidup bersih dan sehat.

– Bagi jamaah umroh/haji, selalu menggunakan masker yang berpori-pori lebih kecil dari 100 nm

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/