25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Debat Perdana Pilgubsu 2018 Kurang Greget

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
DEBAT_Pasangan cagub-wagub Sumut nomor urut satu Edy Rahmayadi (kiri)-Musa Rajekshah (kedua kiri) dan pasangan nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat (kedua kanan)-Sihar Sitorus (kanan) mendengarkan pertanyaan pada Debat Publik Pilkada Sumut, di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (5/5). Debat publik tersebut mengangkat tema Tata Kelola Pemerintahan Bebas dari Korupsi.

SUMUTPOS.CO – Debat kandidat perdana Pemilihan Gubernur Sumut (Pilgubsu) 2018 pada Sabtu (5/5) malam lalu, dinilai masih kurang greget. Pasalnya, data yang disampaikan masih kurang dan argumentasinya juga belum kuat. Bahkan, pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah, dan pasangan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus, dinilai masih nervous.

Kurang gregetnya debat perdana tersebut diduga karena pasangan calon, umumnya baru pertama kali merasakan pengamalan dan atmosfer seperti itu. “Sebenarnya, kedua paslon sudah sukses menyampaikan visi misi dan program kerjanya. Cuma karena ini adalah pengalaman pertama, mereka belum biasa debat terbuka seperti itu, jadi kelihatannya kurang greget,” kata Sirojuzilam, seorang tim perumus dan panelis debat kandidat Pilgubsu 2018 kepada Sumut Pos, Minggu (6/7).

Ia memprediksi, pada tahapan debat kedua dan ketiga nanti, paslon bisa lebih siap dan lebih baik dalam mengikuti debat tersebut. “Artinya, nanti mereka akan betul-betul berdebat. Selain saling menyanggah, juga berdasarkan argumentasi yang kuat menyampaikan jawaban,” katanya.

Debat kandidat yang diinisiasi KPU Sumut ini merupakan rangkaian dari tahapan Pilgubsu 2018. Adapun tema debat perdana kemarin tentang: Tata Kelola Pemerintahan yang Bebas Korupsi. Meski secara konsep tema debat sudah gamblang, Sirojuzilam menilai, kedua paslon belum maksimal menerangkan makna dari tema dimaksud. “Iya belum terlihat. Data yang disampaikan juga masih kurang. Argumentasinya juga belum kuat. Pasti kedua paslon tampak masih nervous. Pada debat yang kedua dan ketiga saya pikir akan lebih baik,” ujar akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU) itu.

Pada sesi keempat, dimana cagub saling berdebat, Siro menilai, antara Edy dan Djarot punya karakteristik masing-masing. Menurutnya, Edy dengan latar belakang militer lebih to the point dan tegas dalam menjawab, sementara Djarot yang notabene politisi dan pengalaman di birokrasi, punya tata bahasa lebih tersistematis dan penyampaiannya gampang dicerna. “Ya, artinya masing-masing cagub punya gayanya masing-masinglah. Djarot nampak lebih rileks dan pandai bicara, sedangkan Pak Edy karena dari militer bicaranya tegas-tegas saja seperti itu,” katanya.

Berdasarkan jadwal debat kandidat KPU Sumut akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama pada 5 Mei 2018, kemudian 15 Mei 2018 dan terakhir pada 19 Juni 2018. “Untuk tema debat kandidat yang kedua saya belum tahu. Sebab, KPU memberi kabar dua hari sebelum acara digelar. Jadi belum ada lagi ceritanya dari mereka. Juga apakah saya diminta lagi sebagai panelis, saya belum tahu,” pungkasnya.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
DEBAT_Pasangan cagub-wagub Sumut nomor urut satu Edy Rahmayadi (kiri)-Musa Rajekshah (kedua kiri) dan pasangan nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat (kedua kanan)-Sihar Sitorus (kanan) mendengarkan pertanyaan pada Debat Publik Pilkada Sumut, di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (5/5). Debat publik tersebut mengangkat tema Tata Kelola Pemerintahan Bebas dari Korupsi.

SUMUTPOS.CO – Debat kandidat perdana Pemilihan Gubernur Sumut (Pilgubsu) 2018 pada Sabtu (5/5) malam lalu, dinilai masih kurang greget. Pasalnya, data yang disampaikan masih kurang dan argumentasinya juga belum kuat. Bahkan, pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah, dan pasangan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus, dinilai masih nervous.

Kurang gregetnya debat perdana tersebut diduga karena pasangan calon, umumnya baru pertama kali merasakan pengamalan dan atmosfer seperti itu. “Sebenarnya, kedua paslon sudah sukses menyampaikan visi misi dan program kerjanya. Cuma karena ini adalah pengalaman pertama, mereka belum biasa debat terbuka seperti itu, jadi kelihatannya kurang greget,” kata Sirojuzilam, seorang tim perumus dan panelis debat kandidat Pilgubsu 2018 kepada Sumut Pos, Minggu (6/7).

Ia memprediksi, pada tahapan debat kedua dan ketiga nanti, paslon bisa lebih siap dan lebih baik dalam mengikuti debat tersebut. “Artinya, nanti mereka akan betul-betul berdebat. Selain saling menyanggah, juga berdasarkan argumentasi yang kuat menyampaikan jawaban,” katanya.

Debat kandidat yang diinisiasi KPU Sumut ini merupakan rangkaian dari tahapan Pilgubsu 2018. Adapun tema debat perdana kemarin tentang: Tata Kelola Pemerintahan yang Bebas Korupsi. Meski secara konsep tema debat sudah gamblang, Sirojuzilam menilai, kedua paslon belum maksimal menerangkan makna dari tema dimaksud. “Iya belum terlihat. Data yang disampaikan juga masih kurang. Argumentasinya juga belum kuat. Pasti kedua paslon tampak masih nervous. Pada debat yang kedua dan ketiga saya pikir akan lebih baik,” ujar akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU) itu.

Pada sesi keempat, dimana cagub saling berdebat, Siro menilai, antara Edy dan Djarot punya karakteristik masing-masing. Menurutnya, Edy dengan latar belakang militer lebih to the point dan tegas dalam menjawab, sementara Djarot yang notabene politisi dan pengalaman di birokrasi, punya tata bahasa lebih tersistematis dan penyampaiannya gampang dicerna. “Ya, artinya masing-masing cagub punya gayanya masing-masinglah. Djarot nampak lebih rileks dan pandai bicara, sedangkan Pak Edy karena dari militer bicaranya tegas-tegas saja seperti itu,” katanya.

Berdasarkan jadwal debat kandidat KPU Sumut akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama pada 5 Mei 2018, kemudian 15 Mei 2018 dan terakhir pada 19 Juni 2018. “Untuk tema debat kandidat yang kedua saya belum tahu. Sebab, KPU memberi kabar dua hari sebelum acara digelar. Jadi belum ada lagi ceritanya dari mereka. Juga apakah saya diminta lagi sebagai panelis, saya belum tahu,” pungkasnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/