25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Selama Mudik Lebaran Tol Rampah-Tebing Dibuka Sejalur

Dirinya juga menerima laporan tentang masalah pembebasan lahan untuk jalur Sei Rampah-Tebingtinggi. Masalah itu karena masih ada sekitar tiga kelompok pemilik tanah yang belum selesai kesepakatan ganti rugi. Namun Wagub meyakini persoalan tersebut sudah menemui jalan yang akan segera diselesaikan prosesnya. “Soal pembebasan lahan sudah, tinggal pembayaran ganti rugi. Jadi semuanya sedang dikebut. Paling lama Desember semua sudah kelihatan,” sebutnya.

Sebelumnya, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah II Ditjen Bina Marga, Kementerian PU-Pera, Paul Ames Halomoan mengatakan, hingga kini, progress pembangunan jalan tol Binjai-Medan-Tebingtinggi sudah mencapai angka 90 persen lebih. Namun dari ruas tersebut, untuk Seksi 1 Binjai-Medan dan Seksi 7 Tanjung Morawa-Tebing Tinggi hampir dipastikan tidak akan dapat selesai menjelang lebaran Idul Fitri tahun ini.

“Jadi tadi kepala proyeknya sampaikan ke kita, untuk dua seksi itu tidak bisa selesai. Alasannya pembebasan lahan, belum seslesai juga. Karena semua itu masalahnya ada di pembebasan lahan,” ujar Paul.

Menurutnya, kendala terbesar pembebasan lahan adalah karena pemilik tanah masih belum bersedia melepaskan tanah miliknya untuk digunakan sebagai sarana kepentingan publik seperti jalan tol. Bahkan ada dugaan bahwa persoalan ini seperti dipengaruhi pihak yang tidak bertanggun jawab.

Sedangkan untuk Seksi 1 Tanjung Morawa-Perbarakan lanjut Paul, kemungkinan besar sudah bisa digunakan. Meskipun begitu, pihaknya belum mendapatkan kepastian kapan ruas sepanjang lebih kurang 10,75 km itu diresmikan Presiden RI. Karena itu, untuk rencana penggunaanya, akan ada peninjauan lebih lanjut soal itu.’

“Kalau Tanjung Morawa (Perbarakan) tinggal menunggu peresmian Presiden saja. Untuk pengggunaannya, nanti kalau mau lebaran kita akan tinjau langsung ke lapangan,” katanya.

Dengan demikian, penggunaan ruas tol tersebut akan dapat mengurai padatnya kendaraan khususnya dari Kota Medan menuju Tanjung Morawa hingga Lubuk Pakam. Padatnya arus kendaraan antara Medan hingga Sei Rampah pada saat Lebaran akan dapat dikurangi dengan jalur mulai dari Belawan hingga ke Sei Rampah melalui beberapa pintu tol seperti KIM-Tanjung Mulia-H Anif-Bandar Selamat-Amplas-Tanjung Morawa-Kualanamu-Lubuk Pakam-Teluk Mengkudu dan Sei Rampah. Selain itu, jalur alternatif juga dapat digunakan dari Lubuk Pakam ke Tebing Tinggi melalui jalur Galang-Dolok Masihol.

Kaji Ulang Kontraktor

Sementara, lambannya progres proyek nasional pembangunan jalan tol Medan- Tebingtinggi juga mendapat perhatian dari Ketua Badan Advokasi Hukum dan HAM DPP Partai Golkar Robi Anugrah marpaung SH MH. Dia menilai, jika pengerjaan terus diundur, perlu dikaji ulang kontraktornya. “Ini harus serius dikerjakan, karena infrastruktur merupakan fokus perhatian pemerintah Presiden Jokowi,” kata politisi muda asal Sumatera Utara ini kepada wartawan di Medan, Minggu (6/5).

Dirinya juga menerima laporan tentang masalah pembebasan lahan untuk jalur Sei Rampah-Tebingtinggi. Masalah itu karena masih ada sekitar tiga kelompok pemilik tanah yang belum selesai kesepakatan ganti rugi. Namun Wagub meyakini persoalan tersebut sudah menemui jalan yang akan segera diselesaikan prosesnya. “Soal pembebasan lahan sudah, tinggal pembayaran ganti rugi. Jadi semuanya sedang dikebut. Paling lama Desember semua sudah kelihatan,” sebutnya.

Sebelumnya, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah II Ditjen Bina Marga, Kementerian PU-Pera, Paul Ames Halomoan mengatakan, hingga kini, progress pembangunan jalan tol Binjai-Medan-Tebingtinggi sudah mencapai angka 90 persen lebih. Namun dari ruas tersebut, untuk Seksi 1 Binjai-Medan dan Seksi 7 Tanjung Morawa-Tebing Tinggi hampir dipastikan tidak akan dapat selesai menjelang lebaran Idul Fitri tahun ini.

“Jadi tadi kepala proyeknya sampaikan ke kita, untuk dua seksi itu tidak bisa selesai. Alasannya pembebasan lahan, belum seslesai juga. Karena semua itu masalahnya ada di pembebasan lahan,” ujar Paul.

Menurutnya, kendala terbesar pembebasan lahan adalah karena pemilik tanah masih belum bersedia melepaskan tanah miliknya untuk digunakan sebagai sarana kepentingan publik seperti jalan tol. Bahkan ada dugaan bahwa persoalan ini seperti dipengaruhi pihak yang tidak bertanggun jawab.

Sedangkan untuk Seksi 1 Tanjung Morawa-Perbarakan lanjut Paul, kemungkinan besar sudah bisa digunakan. Meskipun begitu, pihaknya belum mendapatkan kepastian kapan ruas sepanjang lebih kurang 10,75 km itu diresmikan Presiden RI. Karena itu, untuk rencana penggunaanya, akan ada peninjauan lebih lanjut soal itu.’

“Kalau Tanjung Morawa (Perbarakan) tinggal menunggu peresmian Presiden saja. Untuk pengggunaannya, nanti kalau mau lebaran kita akan tinjau langsung ke lapangan,” katanya.

Dengan demikian, penggunaan ruas tol tersebut akan dapat mengurai padatnya kendaraan khususnya dari Kota Medan menuju Tanjung Morawa hingga Lubuk Pakam. Padatnya arus kendaraan antara Medan hingga Sei Rampah pada saat Lebaran akan dapat dikurangi dengan jalur mulai dari Belawan hingga ke Sei Rampah melalui beberapa pintu tol seperti KIM-Tanjung Mulia-H Anif-Bandar Selamat-Amplas-Tanjung Morawa-Kualanamu-Lubuk Pakam-Teluk Mengkudu dan Sei Rampah. Selain itu, jalur alternatif juga dapat digunakan dari Lubuk Pakam ke Tebing Tinggi melalui jalur Galang-Dolok Masihol.

Kaji Ulang Kontraktor

Sementara, lambannya progres proyek nasional pembangunan jalan tol Medan- Tebingtinggi juga mendapat perhatian dari Ketua Badan Advokasi Hukum dan HAM DPP Partai Golkar Robi Anugrah marpaung SH MH. Dia menilai, jika pengerjaan terus diundur, perlu dikaji ulang kontraktornya. “Ini harus serius dikerjakan, karena infrastruktur merupakan fokus perhatian pemerintah Presiden Jokowi,” kata politisi muda asal Sumatera Utara ini kepada wartawan di Medan, Minggu (6/5).

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/