32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Hujan Sehari, Marelan Terendam Banjir

facharil/sumut pos
BANJIR: Seorang warga berdiri di depan kediamannya yang terendam banjir di Marelan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memasuki awal bulan suci Ramadan, sejumlah pemukiman warga di Kecamatan Medan Marelan terendam banjir, Senin (6/5). Banjir yang melanda ke sejumlah pemukiman warga diakibatkan hujan deras yang terjadi semalaman. Kondisi genangan air sudah mencapai setinggi betis orang dewasa, dampak ini menyebabkan aktivitas warga terganggu.

Seorang warga, Sarah mengaku, kondisi banjir yang melanda lingkungan rumahnya di Jalan Kapten Rahmad Buddin, Marelan, sudah sering terjadi. Itu disebabkan banyaknya lahan resapan air yang ditimbun dijadikan komplek perumahan maupun sejumlah pergudangan.”Lihat sendiri, di sini lahan sawah saja sudah menjadi lahan perumahan dan pergudangan. Makanya resapan air menjadi berkurang,” katanya.

Sementara, warga lainnya, Syahril mengaku, dampak kebanjiran terjadi di Marelan akibat drainase tidak berfungsi dan sampah yang menumpuk di kawasan resapan air. Sehingga, air tidak berjalan normal.”Kalau sudah hujan, pasti banjir. Dimana – mana parit tidak normal, apalagi sampah banyak menumpuk,” bebernya.

Terpisah, tokoh masyarakat Medan Utara, Awalludin menilai kondisi banjir yang kerap terjadi di Marelan, umumnya karena drainase tidak berfungsi, untuk itu perlu adanya keseriusan dan kepedulian sosial secara khusus dari pemerintah dan legislatif.

Oleh karena itu, perlu adanya kesepakatan perencanaan tata ruang mengatasi banjir di Medan Utara, maka dapat mengalokasi perencanaan secara teratur dan terukur. “Kita tahu selama ini drainase sudah dibenari, tapi sasaran dan arahnya tidak terukur, sehingga tidak mampu mengatasi banjir berskala prioritas,” sebut pria akrab disapa Awel.

Ia juga menegaskan kepada pemerintah dan legislatif jangan hanya duduk menonton dengan kondisi bangunan diatas drainase. Sehingga, bangunan yang menjadi faktor penyumbatan dapat ditertibkan.

“Kita tahu, anggaran cukup besar untuk masalah insfrastruktur, tapi anggota dewan yang duduk di DPRD kalau hanya duduk menonton saja tidak ada gunanya. Ini menjadi PR besar, harapannya kepada legislatif untuk fokus memperhatikan masalah banjir yang ada di Medan Utara,” tegas Awel. (fac/ila)

facharil/sumut pos
BANJIR: Seorang warga berdiri di depan kediamannya yang terendam banjir di Marelan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memasuki awal bulan suci Ramadan, sejumlah pemukiman warga di Kecamatan Medan Marelan terendam banjir, Senin (6/5). Banjir yang melanda ke sejumlah pemukiman warga diakibatkan hujan deras yang terjadi semalaman. Kondisi genangan air sudah mencapai setinggi betis orang dewasa, dampak ini menyebabkan aktivitas warga terganggu.

Seorang warga, Sarah mengaku, kondisi banjir yang melanda lingkungan rumahnya di Jalan Kapten Rahmad Buddin, Marelan, sudah sering terjadi. Itu disebabkan banyaknya lahan resapan air yang ditimbun dijadikan komplek perumahan maupun sejumlah pergudangan.”Lihat sendiri, di sini lahan sawah saja sudah menjadi lahan perumahan dan pergudangan. Makanya resapan air menjadi berkurang,” katanya.

Sementara, warga lainnya, Syahril mengaku, dampak kebanjiran terjadi di Marelan akibat drainase tidak berfungsi dan sampah yang menumpuk di kawasan resapan air. Sehingga, air tidak berjalan normal.”Kalau sudah hujan, pasti banjir. Dimana – mana parit tidak normal, apalagi sampah banyak menumpuk,” bebernya.

Terpisah, tokoh masyarakat Medan Utara, Awalludin menilai kondisi banjir yang kerap terjadi di Marelan, umumnya karena drainase tidak berfungsi, untuk itu perlu adanya keseriusan dan kepedulian sosial secara khusus dari pemerintah dan legislatif.

Oleh karena itu, perlu adanya kesepakatan perencanaan tata ruang mengatasi banjir di Medan Utara, maka dapat mengalokasi perencanaan secara teratur dan terukur. “Kita tahu selama ini drainase sudah dibenari, tapi sasaran dan arahnya tidak terukur, sehingga tidak mampu mengatasi banjir berskala prioritas,” sebut pria akrab disapa Awel.

Ia juga menegaskan kepada pemerintah dan legislatif jangan hanya duduk menonton dengan kondisi bangunan diatas drainase. Sehingga, bangunan yang menjadi faktor penyumbatan dapat ditertibkan.

“Kita tahu, anggaran cukup besar untuk masalah insfrastruktur, tapi anggota dewan yang duduk di DPRD kalau hanya duduk menonton saja tidak ada gunanya. Ini menjadi PR besar, harapannya kepada legislatif untuk fokus memperhatikan masalah banjir yang ada di Medan Utara,” tegas Awel. (fac/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/