30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Distan: Hog Cholera di Medan Menurun

TUNJUK: Anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Timbangan menunjuk lokasi temuan bangkai babi di Sungai Segiling, perbatasan Kota Tebingtinggi.
TUNJUK: Anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Timbangan menunjuk lokasi temuan bangkai babi di Sungai Segiling, perbatasan Kota Tebingtinggi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Medan, Ikhsar Risyad Marbun, mengatakan sejauh ini di Kota Medan, jumlah kematian ternak babi terus menurun. Begitu juga dengan temuan bangkai babi di sejumlah tempat, seperti di sungai hingga di jalan-jalan.

“Untuk menangani virus, belum ada langkah yang dapat diambil selain melakukan pengendalian penyebarannya agar tidak meluas menjangkiti babi-babi yang masih sehat. Karena belum ditemukan obatnya. Saat ini, jumlah babi mati di Medan terus menurun,” ucap Ikhsar kepada Sumut Pos, Minggu (15/12)n

Menurutnya, selain terus berkoordinasi dengan Pemprov Sumut, pihaknya juga terus mengimbau para peternak agar terus menjaga kesehatan ternak, kandang, dan lain sebagainya. “Membersihkan dengan desinfektan itu juga jadi salah satu imbauan,” ujarnya.

Selain itu, kata Ikhsar, pihaknya juga tengah melakukan zonasi peredaran hewan babi dari dan keluar Kota Medan. “Zonasi itu juga terus dilakukan dan semakin dipersempit, supaya penyebarannya juga tidak semakin luas,” katanya.

Soal penanganan bangkai babi, Pemko sudah membentuk tim. Tim itu yang terus melakukan pengawasan agar bangkai-bangkai babi tidak lagi masuk ke Kota Medan. “Bila ada ditemukan lagi di sungai dan lokasi lainnya, maka akan langsung diangkat dan dikubur oleh pihak kecamatan setempat,” lanjutnya.

Menurut Ikhsar, kematian ribuan ekor babi di Sumut tidak lagi memberikan dampak besar bagi masyarakat. “Sekarang masyarakat yang biasa makan daging babi sudah kembali makan daging babi. Masyarakat umum juga tidak takut lagi makan ikan, sudah kembali normal,” tandasnya.

Bangkai Babi di Tebingtinggi

Terpisah, petugas Polsek Padang Hilir Polres Tebinginggi kembali menemukan 4 ekor bangkai babi di Sungai Segiling, perbatasan antara Kota Tebingtinggi, Sabtu (14/12).

Angggota Babhinkamtibmas bersama warga dan pihak kepolisian, langsung mengevakuasi bangkai bersama tim dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tebingtinggi, dan dikubur di daerah lokasi penemuan.

Bangkai babi pertama kali ditemukan petugas Bhabinkamtibmas Polsek Padang Hilir, Aiptu SR Marbun di Sungai Sigiling dekat Water Park Pemandian Gundaling Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebingtinggi. “Awalnya ada laporan warga yang melintas akan ke ladang. Terlihat empat ekor bangkai babi mengambang di atas aliran Sungai Segiling. Penemuan itu dilaporkan kepada pihak Dinas Ketapang dan Pertanian Peternakan Kota Tebingtinggi,” bilangnya.

Eka Siregar, petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Peternakan Kota Tebingtinggi, menyatakan wabah hog cholera masih melanda peternak babi di wilayah Kota Tebingtinggi, meski peternak sudah melakukan penyemprotan desinfektan.

“Kami menghimbau kepada peternak babi di wilayah Kota Tebingtinggi untuk tidak membuang bangkai babi ke sungai. Jika ada ternak mati, segera laporkan kepada pihak kelurahan dan kecamatan,” jelasnya.

Kapolres Tebingtinggi, AKBP Sunadi, juga mengimbau para peternak agar tidak membuang bangkai babi sembarangan. “Laporkan kepada tim yang menangani hal ini dan sudah dibentuk. Jangan dibuang sembarangan karena akan menjadi pencemaran lingkungan dan mengundang keresahan masyarakat,” katanya. (map/ian)

TUNJUK: Anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Timbangan menunjuk lokasi temuan bangkai babi di Sungai Segiling, perbatasan Kota Tebingtinggi.
TUNJUK: Anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Timbangan menunjuk lokasi temuan bangkai babi di Sungai Segiling, perbatasan Kota Tebingtinggi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Medan, Ikhsar Risyad Marbun, mengatakan sejauh ini di Kota Medan, jumlah kematian ternak babi terus menurun. Begitu juga dengan temuan bangkai babi di sejumlah tempat, seperti di sungai hingga di jalan-jalan.

“Untuk menangani virus, belum ada langkah yang dapat diambil selain melakukan pengendalian penyebarannya agar tidak meluas menjangkiti babi-babi yang masih sehat. Karena belum ditemukan obatnya. Saat ini, jumlah babi mati di Medan terus menurun,” ucap Ikhsar kepada Sumut Pos, Minggu (15/12)n

Menurutnya, selain terus berkoordinasi dengan Pemprov Sumut, pihaknya juga terus mengimbau para peternak agar terus menjaga kesehatan ternak, kandang, dan lain sebagainya. “Membersihkan dengan desinfektan itu juga jadi salah satu imbauan,” ujarnya.

Selain itu, kata Ikhsar, pihaknya juga tengah melakukan zonasi peredaran hewan babi dari dan keluar Kota Medan. “Zonasi itu juga terus dilakukan dan semakin dipersempit, supaya penyebarannya juga tidak semakin luas,” katanya.

Soal penanganan bangkai babi, Pemko sudah membentuk tim. Tim itu yang terus melakukan pengawasan agar bangkai-bangkai babi tidak lagi masuk ke Kota Medan. “Bila ada ditemukan lagi di sungai dan lokasi lainnya, maka akan langsung diangkat dan dikubur oleh pihak kecamatan setempat,” lanjutnya.

Menurut Ikhsar, kematian ribuan ekor babi di Sumut tidak lagi memberikan dampak besar bagi masyarakat. “Sekarang masyarakat yang biasa makan daging babi sudah kembali makan daging babi. Masyarakat umum juga tidak takut lagi makan ikan, sudah kembali normal,” tandasnya.

Bangkai Babi di Tebingtinggi

Terpisah, petugas Polsek Padang Hilir Polres Tebinginggi kembali menemukan 4 ekor bangkai babi di Sungai Segiling, perbatasan antara Kota Tebingtinggi, Sabtu (14/12).

Angggota Babhinkamtibmas bersama warga dan pihak kepolisian, langsung mengevakuasi bangkai bersama tim dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tebingtinggi, dan dikubur di daerah lokasi penemuan.

Bangkai babi pertama kali ditemukan petugas Bhabinkamtibmas Polsek Padang Hilir, Aiptu SR Marbun di Sungai Sigiling dekat Water Park Pemandian Gundaling Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebingtinggi. “Awalnya ada laporan warga yang melintas akan ke ladang. Terlihat empat ekor bangkai babi mengambang di atas aliran Sungai Segiling. Penemuan itu dilaporkan kepada pihak Dinas Ketapang dan Pertanian Peternakan Kota Tebingtinggi,” bilangnya.

Eka Siregar, petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Peternakan Kota Tebingtinggi, menyatakan wabah hog cholera masih melanda peternak babi di wilayah Kota Tebingtinggi, meski peternak sudah melakukan penyemprotan desinfektan.

“Kami menghimbau kepada peternak babi di wilayah Kota Tebingtinggi untuk tidak membuang bangkai babi ke sungai. Jika ada ternak mati, segera laporkan kepada pihak kelurahan dan kecamatan,” jelasnya.

Kapolres Tebingtinggi, AKBP Sunadi, juga mengimbau para peternak agar tidak membuang bangkai babi sembarangan. “Laporkan kepada tim yang menangani hal ini dan sudah dibentuk. Jangan dibuang sembarangan karena akan menjadi pencemaran lingkungan dan mengundang keresahan masyarakat,” katanya. (map/ian)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/