26 C
Medan
Sunday, October 6, 2024

Tiga Massa IMA Terbakar

DANIL SIREGAR/SUMUT POS EVAKUASI : Korban terbakar dievakuasi rekannya sesama pengunjukrasa ke RSUD Pirngadi  setelah Medan, setelah gagal membakar ban di Jalan Balai Kota Medan.
DANIL SIREGAR/SUMUT POS
EVAKUASI : Korban terbakar dievakuasi rekannya sesama pengunjukrasa ke RSUD Pirngadi setelah Medan, setelah gagal membakar ban di Jalan Balai Kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Aksi demonstrasi mengkritisi kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang dilakukan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kembali menelan korban. Setelah dua kader IMM Jakarta terkena tembakan peluru karet dan gas air mata saat menggelar aksi di depan Istana Negara pada Senin (1/6) petang lalu, kali ini terjadi di Medan, Sabtu (6/6) siang sekira pukul 12.00 WIB. Tiga kader IMM Cabang Medan terbakar saat tengah membakar ban bekas.

Akibatnya, ketiga korban yang diketahui sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), masing-masing M Ridwan Aswadi (24) Fakultas Teknik Jurusan Mesin, Aulia Azmul (22) Fakultas Hukum dan Sapta Lestari alias Toto (23) Fakultas Ilmu Keguruan Pendidikan, mengalami luka bakar cukup serius. Ketiganya pun langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Pirngadi Medan guna mendapat pertolongan medis.

Informasi yang diperoleh Sumut Pos di lapangan, awalnya puluhan massa IMM Cabang Medan menggelar aksi di persimpangan Jalan Ahmad Yani Medan, persisnya di depan gedung London Sumatera sekira pukul 11.00 WIB. Dalam aksinya, massa yang diperkirakan berjumlah 30 orang ini mendesak agar Presiden Jokowi mundur dari jabatannya karena dinilai gagal dalam memimpin negara.

Setelah hampir satu jam menyuarakan aspirasinya, beberapa mahasiswa hendak membakar ban bekas tepat di persimpangan jalan tersebut. Usai ban bekas diambil dan diletakkan di jalan, seorang mahasiswa kemudian menyiramkan bensin.

Lantaran aksi mahasiswa mulai menggangu ketertiban umum, petugas kepolisian yang melakukan pengawalan pun mencegahnya. Seorang petugas berpakaian preman yang mengenakan kemeja putih celana jeans, berusaha mengambil ban bekas yang hendak dibakar.

Melihat itu, sejumlah petugas polisi yang lainnya mendekat dan menghalau mahasiswa yang terus memaksa membakar ban bekas tersebut. Aksi tarik-menarik pun tak terhindarkan. Bahkan, massa dan aparat kepolisian sempat terlibat adu jotos.

Ketika kericuhan itu terjadi, entah bagaimana tiba-tiba api muncul dan menyambar ke sejumlah pendemo.

DANIL SIREGAR/SUMUT POS RICUH: Aksi unjukrasa Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah berakhir dengan ricuh, setelah pihak kepolisian berupayah membubarkan massa demontrasi.
DANIL SIREGAR/SUMUT POS
RICUH: Aksi unjukrasa Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah berakhir dengan ricuh, setelah pihak kepolisian berupayah membubarkan massa demontrasi.

“Pas kami mau bakar ban, terus masuk polisi melarang kami dan sempat tarik-tarikan. Setelah bensin disiram ke ban, entah bagaimana tiba-tiba aja ban terbakar dan bensin menyambar ke badan tiga kawan kami,” kata salah seorang kader IMM Cabang Medan, M Windy di RSUD dr Pirngadi Medan.

Dikatakan Windy, ketiga rekannya mengalami luka bakar cukup parah. “Si Ridwan yang paling parah sekitar 60 persen luka bakarnya di badan dan kedua tangannya serta kaki kanan. Kalau Aulia di wajah, dan Toto di pergangan kaki kanan,” ujar mahasiswa FISIP ini.

Ia menyebut, pihaknya tidak tinggal diam dan telah melaporkan peristiwa tersebut ke IMM Pusat. Selanjutnya melakukan upaya hukum. “Kita sudah hubungi IMM Pusat untuk melakukan upaya hukum. Kita akan melaporkan ke Polresta/Poldasu tetapi menunggu korban agak baikkan. Selain itu, akan melapor ke Komnas HAM dan Komisi III DPR RI,” ungkapnya.

Menurutnya, secara logika tidak mungkin rekannya sendiri yang membakar korban. “Izin aksi kami ada kok, tapi kenapa polisi bersikap arogan. Pokoknya kami tidak terima,” tukasnya.

Sementara itu, Kapolsek Medan Barat, Kompol Siswandi menyebut, aksi massa telah mengganggu ketertiban umum dan menimbulkan kemacetan. Sehingga, pihaknya melakukan tindakan tegas dengan mengambil ban bekas yang hendak dibakar ditengah jalan.

“Mereka mau bakar ban tetapi dilarang anggota karena mengganggu ketertibanmu. Namun, bensin terlanjur disiram ke ban. Entah bagaimana tiba-tiba terbakar dan api muncul lalu membakar beberapa pendemo. Apinya bukan dari anggota,” ujar Siswandi.

Kepala Satuan Intelejen Keamanan (Kasat Intelkam) Polresta Medan, Kompol Rama Samtama Putra dikonfirmasi mengatakan, aksi massa dibubarkan lantaran melakukan blokir jalan yang mengganggu aktivitas arus lalu lintas. “Mereka menutup akses jalan dan hendak melakukan bakar ban ditengah jalan. Makanya kita bubarkan dan mengambil bannya,” kata Rama.

Menurutnya, apabila hendak melakukan aksi sebaiknya disampaikan dengan santun, bukan mengganggu ketertiban umum.

Ditambahkan Rama, aksi dari IMM Cabang Medan tersebut sudah melayangkan surat izin, sehingga dilakukan pengawalan. “Izinnya ada, hari Rabu kemarin mereka menyampaikannya,” imbuhnya.

Sementara itu, saat berada di ruang IGD RSUD dr Pirngadi Medan, ketiga korban yang mengalami luka bakar serius tampak mengerang kesakitan di ruang perawatan. Sejumlah dokter jaga terlihat sibuk membaluri luka para korban dengan balsem putih, dan menempelkan perban putih di bagian luka.

Salah seorang korban bernama Sapta yang kaki kanannya terbakar terlihat meringis. Ia berulangkali mengerang dan mengejang di atas tempat tidur rumah sakit.  (ris/ted/btr)

DANIL SIREGAR/SUMUT POS EVAKUASI : Korban terbakar dievakuasi rekannya sesama pengunjukrasa ke RSUD Pirngadi  setelah Medan, setelah gagal membakar ban di Jalan Balai Kota Medan.
DANIL SIREGAR/SUMUT POS
EVAKUASI : Korban terbakar dievakuasi rekannya sesama pengunjukrasa ke RSUD Pirngadi setelah Medan, setelah gagal membakar ban di Jalan Balai Kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Aksi demonstrasi mengkritisi kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang dilakukan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kembali menelan korban. Setelah dua kader IMM Jakarta terkena tembakan peluru karet dan gas air mata saat menggelar aksi di depan Istana Negara pada Senin (1/6) petang lalu, kali ini terjadi di Medan, Sabtu (6/6) siang sekira pukul 12.00 WIB. Tiga kader IMM Cabang Medan terbakar saat tengah membakar ban bekas.

Akibatnya, ketiga korban yang diketahui sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), masing-masing M Ridwan Aswadi (24) Fakultas Teknik Jurusan Mesin, Aulia Azmul (22) Fakultas Hukum dan Sapta Lestari alias Toto (23) Fakultas Ilmu Keguruan Pendidikan, mengalami luka bakar cukup serius. Ketiganya pun langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Pirngadi Medan guna mendapat pertolongan medis.

Informasi yang diperoleh Sumut Pos di lapangan, awalnya puluhan massa IMM Cabang Medan menggelar aksi di persimpangan Jalan Ahmad Yani Medan, persisnya di depan gedung London Sumatera sekira pukul 11.00 WIB. Dalam aksinya, massa yang diperkirakan berjumlah 30 orang ini mendesak agar Presiden Jokowi mundur dari jabatannya karena dinilai gagal dalam memimpin negara.

Setelah hampir satu jam menyuarakan aspirasinya, beberapa mahasiswa hendak membakar ban bekas tepat di persimpangan jalan tersebut. Usai ban bekas diambil dan diletakkan di jalan, seorang mahasiswa kemudian menyiramkan bensin.

Lantaran aksi mahasiswa mulai menggangu ketertiban umum, petugas kepolisian yang melakukan pengawalan pun mencegahnya. Seorang petugas berpakaian preman yang mengenakan kemeja putih celana jeans, berusaha mengambil ban bekas yang hendak dibakar.

Melihat itu, sejumlah petugas polisi yang lainnya mendekat dan menghalau mahasiswa yang terus memaksa membakar ban bekas tersebut. Aksi tarik-menarik pun tak terhindarkan. Bahkan, massa dan aparat kepolisian sempat terlibat adu jotos.

Ketika kericuhan itu terjadi, entah bagaimana tiba-tiba api muncul dan menyambar ke sejumlah pendemo.

DANIL SIREGAR/SUMUT POS RICUH: Aksi unjukrasa Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah berakhir dengan ricuh, setelah pihak kepolisian berupayah membubarkan massa demontrasi.
DANIL SIREGAR/SUMUT POS
RICUH: Aksi unjukrasa Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah berakhir dengan ricuh, setelah pihak kepolisian berupayah membubarkan massa demontrasi.

“Pas kami mau bakar ban, terus masuk polisi melarang kami dan sempat tarik-tarikan. Setelah bensin disiram ke ban, entah bagaimana tiba-tiba aja ban terbakar dan bensin menyambar ke badan tiga kawan kami,” kata salah seorang kader IMM Cabang Medan, M Windy di RSUD dr Pirngadi Medan.

Dikatakan Windy, ketiga rekannya mengalami luka bakar cukup parah. “Si Ridwan yang paling parah sekitar 60 persen luka bakarnya di badan dan kedua tangannya serta kaki kanan. Kalau Aulia di wajah, dan Toto di pergangan kaki kanan,” ujar mahasiswa FISIP ini.

Ia menyebut, pihaknya tidak tinggal diam dan telah melaporkan peristiwa tersebut ke IMM Pusat. Selanjutnya melakukan upaya hukum. “Kita sudah hubungi IMM Pusat untuk melakukan upaya hukum. Kita akan melaporkan ke Polresta/Poldasu tetapi menunggu korban agak baikkan. Selain itu, akan melapor ke Komnas HAM dan Komisi III DPR RI,” ungkapnya.

Menurutnya, secara logika tidak mungkin rekannya sendiri yang membakar korban. “Izin aksi kami ada kok, tapi kenapa polisi bersikap arogan. Pokoknya kami tidak terima,” tukasnya.

Sementara itu, Kapolsek Medan Barat, Kompol Siswandi menyebut, aksi massa telah mengganggu ketertiban umum dan menimbulkan kemacetan. Sehingga, pihaknya melakukan tindakan tegas dengan mengambil ban bekas yang hendak dibakar ditengah jalan.

“Mereka mau bakar ban tetapi dilarang anggota karena mengganggu ketertibanmu. Namun, bensin terlanjur disiram ke ban. Entah bagaimana tiba-tiba terbakar dan api muncul lalu membakar beberapa pendemo. Apinya bukan dari anggota,” ujar Siswandi.

Kepala Satuan Intelejen Keamanan (Kasat Intelkam) Polresta Medan, Kompol Rama Samtama Putra dikonfirmasi mengatakan, aksi massa dibubarkan lantaran melakukan blokir jalan yang mengganggu aktivitas arus lalu lintas. “Mereka menutup akses jalan dan hendak melakukan bakar ban ditengah jalan. Makanya kita bubarkan dan mengambil bannya,” kata Rama.

Menurutnya, apabila hendak melakukan aksi sebaiknya disampaikan dengan santun, bukan mengganggu ketertiban umum.

Ditambahkan Rama, aksi dari IMM Cabang Medan tersebut sudah melayangkan surat izin, sehingga dilakukan pengawalan. “Izinnya ada, hari Rabu kemarin mereka menyampaikannya,” imbuhnya.

Sementara itu, saat berada di ruang IGD RSUD dr Pirngadi Medan, ketiga korban yang mengalami luka bakar serius tampak mengerang kesakitan di ruang perawatan. Sejumlah dokter jaga terlihat sibuk membaluri luka para korban dengan balsem putih, dan menempelkan perban putih di bagian luka.

Salah seorang korban bernama Sapta yang kaki kanannya terbakar terlihat meringis. Ia berulangkali mengerang dan mengejang di atas tempat tidur rumah sakit.  (ris/ted/btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/