25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

50 Warga Korsel Terjangkit Virus Corona, 1660 Dikarantina

Petugas Bandara Hongkong memeriksa suhu tubuh penumpang dari Busan, Korea Selatan.(Reuters/Bobby Yip)
Petugas Bandara Hongkong memeriksa suhu tubuh penumpang dari Busan, Korea Selatan.(Reuters/Bobby Yip)

SEOUL, SUMUTPOS.CO – Sejak pertama terdeteksi pada 20 Mei lalu, sindrom pernapasan Timur Tengah alias MERS menjadi momok bagi masyarakat Korea Selatan (Korsel).

Hingga Sabtu (6/6), virus corona tersebut sudah menjangkiti 50 orang. Sedangkan jumlah warga yang dikarantina karena khawatir tertular virus mematikan itu mencapai 1.660 orang.

”Sembilan kasus baru kami temukan pada tiga rumah sakit berbeda,” terang Kementerian Kesehatan Korsel dalam laporan tertulis.

Sejauh ini, menurut Kwon Joon-wook, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya interaksi antara sembilan individu yang positif terjangkit virus MERS dengan pihak luar. Karena itu, pejabat senior kementerian tersebut mengimbau masyarakat agar tidak panik.

”Pria 68 tahun yang menjadi pasien MERS pertama Korsel beserta istrinya yang tertular virus darinya sudah sembuh. Keduanya meninggalkan rumah sakit sejak Jumat (5/6),” papar Kwon.

Dia menambahkan, dua pasien lain yang juga sudah sembuh segera meninggalkan rumah sakit. Dia optimistis pasien-pasien lain yang saat ini sedang menjalani perawatan juga akan sembuh.

Sebagai negara yang mempunyai kenangan buruk dengan SARS, wajar jika reaksi Korsel terhadap MERS berlebihan. Bahkan, lebih dari 1.100 sekolah sampai ditutup. Padahal, para pakar sudah menjelaskan bahwa virus corona yang menularkan penyakit pernapasan tersebut tidak mudah menyebar. Virus tersebut juga tidak menular lewat udara bebas.

Reaksi berlebihan Korsel terhadap MERS itu menuai perhatian PBB. Jumat lalu, melalui Badan Kesehatan Dunia (WHO), organisasi terbesar dunia itu memutuskan untuk terjun langsung ke Negeri Ginseng.

Petugas Bandara Hongkong memeriksa suhu tubuh penumpang dari Busan, Korea Selatan.(Reuters/Bobby Yip)
Petugas Bandara Hongkong memeriksa suhu tubuh penumpang dari Busan, Korea Selatan.(Reuters/Bobby Yip)

SEOUL, SUMUTPOS.CO – Sejak pertama terdeteksi pada 20 Mei lalu, sindrom pernapasan Timur Tengah alias MERS menjadi momok bagi masyarakat Korea Selatan (Korsel).

Hingga Sabtu (6/6), virus corona tersebut sudah menjangkiti 50 orang. Sedangkan jumlah warga yang dikarantina karena khawatir tertular virus mematikan itu mencapai 1.660 orang.

”Sembilan kasus baru kami temukan pada tiga rumah sakit berbeda,” terang Kementerian Kesehatan Korsel dalam laporan tertulis.

Sejauh ini, menurut Kwon Joon-wook, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya interaksi antara sembilan individu yang positif terjangkit virus MERS dengan pihak luar. Karena itu, pejabat senior kementerian tersebut mengimbau masyarakat agar tidak panik.

”Pria 68 tahun yang menjadi pasien MERS pertama Korsel beserta istrinya yang tertular virus darinya sudah sembuh. Keduanya meninggalkan rumah sakit sejak Jumat (5/6),” papar Kwon.

Dia menambahkan, dua pasien lain yang juga sudah sembuh segera meninggalkan rumah sakit. Dia optimistis pasien-pasien lain yang saat ini sedang menjalani perawatan juga akan sembuh.

Sebagai negara yang mempunyai kenangan buruk dengan SARS, wajar jika reaksi Korsel terhadap MERS berlebihan. Bahkan, lebih dari 1.100 sekolah sampai ditutup. Padahal, para pakar sudah menjelaskan bahwa virus corona yang menularkan penyakit pernapasan tersebut tidak mudah menyebar. Virus tersebut juga tidak menular lewat udara bebas.

Reaksi berlebihan Korsel terhadap MERS itu menuai perhatian PBB. Jumat lalu, melalui Badan Kesehatan Dunia (WHO), organisasi terbesar dunia itu memutuskan untuk terjun langsung ke Negeri Ginseng.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/