MEDAN, SUMUTPOS.CO – Melihat tangga dan sejumlah kios mereka rusak dihantam alat berat hingga mereka tak bisa lagi berdagang di sana, seratusan pedagang buku langsung emosi dengan melakukan protes dengan melakukan aksi.
Tak terima atas aksi yang menyebabkan hancurnya lapak mereka, para pedagang buku bekas langsung melakukan aksi bakar ban di tengah Jalan Kereta Api, Kota Medan. Mereka mengaku kecewa dengan sikap Pemko Medan atau pihak ketiga yang memenangkan tender revitalisasi Lapangan Merdeka Medan.
Padahal menurut para pedagang, mereka telah meminta kepada Pemko Medan agar tetap diizinkan berdagang di lapak mereka di Lapangan Merdeka Medan sebelum lapak relokasi mereka siap untuk dipergunakan.
“Tuntutan kami kan jelas, izinkan kami berdagang di sini sembari menunggu tempat relokasi kami berjualan selesai dibangun. Kami kan bukan nggak mau pindah ke lokasi yang baru, tapi memang di sana belum selesai dibangun, terus kami mau jalanan dimana,” ucap Ketua Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka (P2BLM), Isdawati kepada Sumut Pos, Selasa (6/9).
Isdawati dan para pedagang buku bekas lainnya mengatakan, mereka terkejut dan secara spontan menggelar aksi di pinggir jalan Kereta Api sambil membakar ban bekas.
“Tiba-tiba dihancurkan mereka tangga itu pakai alat berat. Kan mengusir secara nggak langsung itu namanya. Kami nggak ada di kasih tahu mau ada penghancuran (tangga) kayak gini, tak ada kami diajak komunikasi, nggak dianggap kami ini,” ujarnya.
Kesalnya lagi, sambung Isdawati, para pedagang buku bekas justru mendapatkan pernyataan yang tidak mengenakkan dari Dinas PKPPR Kota Medan. “Masak dibilang orang Perkim supaya kami jualan di rumah aja sambil nunggu tempat relokasi kami selesai,” kesalnya.
Lina salah satu pedagang kepada wartawan mengatakan bahwa mulanya petugas Pemko Medan menghancurkan tangga yang mengarah ke lapak mereka. “Tuntutan kami jangan diganggu sebelum kami pindah. Kami bukan nggak mau pindah ke lokasi baru, di sana kan belum selesai,” katanya.
Aksi pembakaran ban sebagai wujud menuntut keadilan Pemko Medan itu, kata Lina dilakukan secara spontan. Ia beserta pedagang buku bekas lainnya sempat kaget atas perobohan bagian bangunan dari lapak mereka sehingga mereka menggelar aksi di pinggir jalan sambil membakar ban bekas.
Ketua Komunitas Pedagang Buku Lapangan Merdeka Medan, Donald Sitorus, menyebutkan bahwa pengerusakan tangga tersebut diduga dilakukan pihak pengembang pada Selasa (6/9) pagi.
Pagi itu, belum ada satupun pedagang yang berada di lokasi. Tangga tersebut dirusak menggunakan alat berat yang hingga kemarin sore tampak masih berada di lokasi. “Tapi tadi pagi dengan semena-mena (dihancurkan), entah pihak siapa kami tak tahu, entah kontraktor entah pihak ketiga, dirubuhkan mereka secara paksa tangga tanpa pemberitahuan,” kata Donald.
Donald mengaku, aksi pengerusakan itu sudah sempat dilaporkan oleh pihaknya ke Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKPPR) Kota Medan. Namun sayang, tidak ada respons dari pihak Dinas PKPPR.
“Mereka semua buang tanggungjawab. Jadi pada siapa kami melapor. Aset mereka aja mereka tak peduli,” cetus Donald.
Donald mengaku, pihaknya sangat kecewa atas kejadian ini. Menurutnya, Pemko Medan tidak memperdulikan nasib mereka. Padahal, para pedagang tidak pernah menolak untuk direlokasi oleh Pemko Medan ke lokasi baru yang berada di lahan PT KAI. Namun, para pedagang baru mau untuk direlokasi jika lokasi baru tersebut telah selesai dilakukan.
“Jadi aksi ini terpaksa kami lakukan supaya masyarakat tahu bahwa Pemko Medan ternyata tidak sungguh- sungguh memperhatikan warga kecil. Kami selaku komunitas pedagang buku Lapangan Merdeka merasa kecewa, sangat kecewa,” tuturnya.
Berdasarkan pantauan, selain membakar ban, para pedagang buku bekas yang didominasi kaum ibu-ibu itu juga menenteng sejumlah poster yang berisikan beragam kecaman dan kekesalan mereka kepada Pemko Medan.
Atas aksi itu, tampak sejumlah personel kepolisian dan Satpol PP melakukan pengamanan di lokasi. Ban yang dibakar mereka di pinggir jalan sempat membumbung tinggi, dan dipadamkan oleh pihak kepolisian. Dinas PKPPR Pastikan Fasilitasi Pemindahan Pedagang Mulai Hari Ini
Sementara itu, Kepala Dinas PKPPR, Endar Sutan Lubis, mengaku tak tahu adanya perobohan tangga pada kios pedagang buku bekas yang menyebabkan adanya aksi unjukrasa. “Saya tadi tidak tahu ada demo, baru tahu ya dari kawan-kawan media,” jawab Endar saat dihubungi Sumut Pos, Selasa (6/9).
Setelah di cek kembali oleh pihaknya, sambung Endar, belakangan diketahui bahwa yang membongkar tangga tersebut adalah pihak ketiga yang memenangkan proyek pengerjaan revitalisasi Lapangan Merdeka Medan.
Endar pun menjelaskan jika pihak pemenang tender tersebut tidak ada menghubungi pihaknya. “Karena mereka juga tidak wajib berkoordinasi ke kita, mereka kan ikut lelang itu dari KPKNL,” kata dia.
Namun begitu, Endar memastikan jika Pemko Medan tidak akan tinggal diam dengan kondisi yang dialami para pedagang buku bekas. Ia berjanji, akan mulai memfasilitasi proses pemindahan pedagang buku bekas Lapangan Merdeka Medan ke Jalan Hitam yang terletak di seputar Jalan H.M. Yamin Kota Medan.
“Mulai besok (hari ini) mereka akan mulai kita pindahkan, mudah-mudahan akan selesai dalam dua hari kedepan. Targetnya InsyaAllah dalam minggu ini mereka sudah bisa berdagang di lapak yang baru. Kita buat nomor urut dulu, supaya nanti gak ribut-ribut. Total berdasarkan data awal ada 180 pedagang, nanti kalau ada lapak lebih baru kita fasilitas yang diluar 180 itu,” pungkasnya.
Amatan wartawan, memang tempat baru sudah hampir rampung dibangun. Lokasinya yang berada di Jalan HM Yamin, tepatnya di Jalan Hitam terlihat kios-kios buki bekas itu telah berdiri. Namun tampaknya antara Pemko Medan, pengembang, dan para pedagang buku bekas belum ada komunikasi lebih lanjut terkait kapan tepatnya lokasi baru tersebut bisa digunakan. (map/mag-3/ila)