25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

ADT Ikuti Festival Ramayana Nusantara 2012

MEDAN- Ars Dancer Theatre (ADT) pimpinan Mateus Suwarsono, akan naik panggung di Festival Ramayana Nusantara 2012, yang digelar di Panggung Terbuka Candi Prambanan, Yogyakarta, 11-15 Oktober mendatang.
Rencananya ADT akan mengusung epos Ramayana Swarnadwipa, yakni epos Ramayana yang digubah ke dalam versi beragam etnis yang ada di Sumatera. Festival Ramayana 2012 sendiri akan diikuti setidaknya delapan propinsi yang akan menampilkan babak per babak dari epos Ramayana yang disesuaikan dengan warna etnis daerah yang diusungnya. Untuk Pulau Sumatera sendiri diwakili oleh ADT yang bersanggar di Bale Marojahan, Jalan Saudara No 50 Medan,” jelas Pimpinan Produksi, Jones Gultom.

Dalam kesempatan itu, ADT akan menampilkan kisah penobatan sampai dengan penculikan Sinta oleh Rahwana dengan bentuk drama tari dan musik, yang menggabungkan koreografi tari, teater dan musik. Untuk mendukung pertunjukan itu, ADT melibatkan sedikitnya 50 pemain profesional, termasuk para pemusik yang dipimpin Brevin Tarigan dari De Tradisi. Selain itu, kekuatan lainnya dari pertunjukan Ramayana ini, juga dititiberatkan pada kostum dan make-up para pemain.
Hal ini dijelaskan Mateus kepada wartawan dalam jumpa pers dan diskusi seni, di Bale Marojahan, 3 Oktober lalu. Ditambahkan Mateus, epos Ramayana merupakan cerita rakyat yang cukup populer di nusantara. Menurutnya, kisah Ramayana selalu menarik untuk diangkat ke atas pentas seni dan merupakan salah satu cerita rakyat yang ‘abadi’.

“Selain sarat akan nilai-nilai kehidupan, epos Ramayana juga sangat kontekstual, khususnya dengan kondisi yang sedang terjadi di tanah air. Epos Ramayana mengajarkan kita akan arti tanggungjawab, sikap rendah hati, kebijaksanaan mengambil keputusan, serta kesetiaan akan tugas. Di cerita itu juga akan kita dapati kenyataan bahwa kebenaran akan tetap muncul sebagai pemenang, sekalipun untuk mempertahankannya penuh pengorbanan,” jelasnya.

Konflik epos Ramayana bermula dari penculikan Sinta oleh Rahwana. Penculikan itu sendiri dilakukan dengan berbagai trik. Namun aksi-aksi penculikan yang coba dilakukan Rahwana itu selalu gagal, karena Sinta dijaga oleh Laksamana, adiknya Rama. Tetapi Rahwana tidak berhenti mencoba, sampai kemudian ia menyamar menjadi seorang resi dan berpura-pura meminta pertolongan.

Mendapati Sinta telah diculik, Rama langsung mencari kekasihnya itu. Berkat informasi dari seekor burung Garuda bernama Jatayu, yang sebelumnya berupaya mencengkal Rahwana, Rama pun sadar, kepada siapa ia sedang berhadapan. Bagaimana kisah selanjutnya, tentunya akan sangat menarik, apalagi epos ini diangkat dengan versi etnis-etnis yang ada di Sumatera. (ful)

MEDAN- Ars Dancer Theatre (ADT) pimpinan Mateus Suwarsono, akan naik panggung di Festival Ramayana Nusantara 2012, yang digelar di Panggung Terbuka Candi Prambanan, Yogyakarta, 11-15 Oktober mendatang.
Rencananya ADT akan mengusung epos Ramayana Swarnadwipa, yakni epos Ramayana yang digubah ke dalam versi beragam etnis yang ada di Sumatera. Festival Ramayana 2012 sendiri akan diikuti setidaknya delapan propinsi yang akan menampilkan babak per babak dari epos Ramayana yang disesuaikan dengan warna etnis daerah yang diusungnya. Untuk Pulau Sumatera sendiri diwakili oleh ADT yang bersanggar di Bale Marojahan, Jalan Saudara No 50 Medan,” jelas Pimpinan Produksi, Jones Gultom.

Dalam kesempatan itu, ADT akan menampilkan kisah penobatan sampai dengan penculikan Sinta oleh Rahwana dengan bentuk drama tari dan musik, yang menggabungkan koreografi tari, teater dan musik. Untuk mendukung pertunjukan itu, ADT melibatkan sedikitnya 50 pemain profesional, termasuk para pemusik yang dipimpin Brevin Tarigan dari De Tradisi. Selain itu, kekuatan lainnya dari pertunjukan Ramayana ini, juga dititiberatkan pada kostum dan make-up para pemain.
Hal ini dijelaskan Mateus kepada wartawan dalam jumpa pers dan diskusi seni, di Bale Marojahan, 3 Oktober lalu. Ditambahkan Mateus, epos Ramayana merupakan cerita rakyat yang cukup populer di nusantara. Menurutnya, kisah Ramayana selalu menarik untuk diangkat ke atas pentas seni dan merupakan salah satu cerita rakyat yang ‘abadi’.

“Selain sarat akan nilai-nilai kehidupan, epos Ramayana juga sangat kontekstual, khususnya dengan kondisi yang sedang terjadi di tanah air. Epos Ramayana mengajarkan kita akan arti tanggungjawab, sikap rendah hati, kebijaksanaan mengambil keputusan, serta kesetiaan akan tugas. Di cerita itu juga akan kita dapati kenyataan bahwa kebenaran akan tetap muncul sebagai pemenang, sekalipun untuk mempertahankannya penuh pengorbanan,” jelasnya.

Konflik epos Ramayana bermula dari penculikan Sinta oleh Rahwana. Penculikan itu sendiri dilakukan dengan berbagai trik. Namun aksi-aksi penculikan yang coba dilakukan Rahwana itu selalu gagal, karena Sinta dijaga oleh Laksamana, adiknya Rama. Tetapi Rahwana tidak berhenti mencoba, sampai kemudian ia menyamar menjadi seorang resi dan berpura-pura meminta pertolongan.

Mendapati Sinta telah diculik, Rama langsung mencari kekasihnya itu. Berkat informasi dari seekor burung Garuda bernama Jatayu, yang sebelumnya berupaya mencengkal Rahwana, Rama pun sadar, kepada siapa ia sedang berhadapan. Bagaimana kisah selanjutnya, tentunya akan sangat menarik, apalagi epos ini diangkat dengan versi etnis-etnis yang ada di Sumatera. (ful)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/