29.4 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Tambah Daerah Resapan, Ruko Wajib Punya Flying Garden

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution mengusulkan flying garden untuk mengatasi masalah banjir di Kota medan, dalam sebuah diskusi di Graha Pena Medan, Kamis (6/10).
Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution mengusulkan flying garden untuk mengatasi masalah banjir di Kota medan, dalam sebuah diskusi di Graha Pena Medan, Kamis (6/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mengatasi banjir akibat intensitas hujan yang sulit diprediksi, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution menawarkan program Flying Garden. Program ini diharapkan bisa menambah resapan air yang mampu menghambat tingginya air di jalanan.

Akhyar memaparkan, konsep flying garden diperuntukkan secara khusus kepada rumah-rumah pertokoan (ruko). Seperti diketahui, banyak ruko di Kota Medan banyak yang tak memiliki daerah resapan air. Faktanya, di Jalan Asia, hujan deras dalam satu jam saja air sudah setinggi 5 sampai 10 centimeter, bahkan bila hujan lebih dari sejam maka peningkatan air semakin tinggi.

“Ini dikarenakan resapan air yang sudah berkurang, bisa sama-sama dilihat apakah ada resapan air di Jalan Asia, jawabannya tidak ada,” katanya, dalam sebuah diskusi di Kantor Sumut Pos, Graha pena Medan, Kamis (6/10/2016).

Flying garden dibuat di atas atap ruko. Bila ruko ukuran 4×16 meter, maka yang dipakai setengahnya yakni 4×8 meter, sebelum dibuatnya flying garden maka lantai dilapisi terlebih dahulu, dan selanjutnya diisi tanah setinggi 30 centimeter. Tanah tersebut juga bisa dibuat taman, dan ditanami berbagai macam seperti sayuran ataupun cabai. Jika resapan ini bisa dibuat untuk ribuan ruko, maka bertambahnya daerah resapan dan mengurangi jumlah air yang masuk ke drainase.

Akhyar mencontohkan, apabila pemilik ruko menanam 10 pohon cabai di dalam polybag di lantai atasnya, maka yang terjadi akan ada 10 liter air yang bisa tertampung di dalamn polybag cabai dalam hitungan jam, dan selanjutnya turun, seiring mengalirnya air di drainase. Selanjutnya, cabai bisa bermanfaat untuk menghemat pengeluaran bila sewaktu-waktu harga cabai naik.

“Ini sifatnya solusi ekonomi, banjir dan memperlambat air masuk ke drainase secara bersamaan,” ujarnya. (ril/jie)

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution mengusulkan flying garden untuk mengatasi masalah banjir di Kota medan, dalam sebuah diskusi di Graha Pena Medan, Kamis (6/10).
Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution mengusulkan flying garden untuk mengatasi masalah banjir di Kota medan, dalam sebuah diskusi di Graha Pena Medan, Kamis (6/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mengatasi banjir akibat intensitas hujan yang sulit diprediksi, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution menawarkan program Flying Garden. Program ini diharapkan bisa menambah resapan air yang mampu menghambat tingginya air di jalanan.

Akhyar memaparkan, konsep flying garden diperuntukkan secara khusus kepada rumah-rumah pertokoan (ruko). Seperti diketahui, banyak ruko di Kota Medan banyak yang tak memiliki daerah resapan air. Faktanya, di Jalan Asia, hujan deras dalam satu jam saja air sudah setinggi 5 sampai 10 centimeter, bahkan bila hujan lebih dari sejam maka peningkatan air semakin tinggi.

“Ini dikarenakan resapan air yang sudah berkurang, bisa sama-sama dilihat apakah ada resapan air di Jalan Asia, jawabannya tidak ada,” katanya, dalam sebuah diskusi di Kantor Sumut Pos, Graha pena Medan, Kamis (6/10/2016).

Flying garden dibuat di atas atap ruko. Bila ruko ukuran 4×16 meter, maka yang dipakai setengahnya yakni 4×8 meter, sebelum dibuatnya flying garden maka lantai dilapisi terlebih dahulu, dan selanjutnya diisi tanah setinggi 30 centimeter. Tanah tersebut juga bisa dibuat taman, dan ditanami berbagai macam seperti sayuran ataupun cabai. Jika resapan ini bisa dibuat untuk ribuan ruko, maka bertambahnya daerah resapan dan mengurangi jumlah air yang masuk ke drainase.

Akhyar mencontohkan, apabila pemilik ruko menanam 10 pohon cabai di dalam polybag di lantai atasnya, maka yang terjadi akan ada 10 liter air yang bisa tertampung di dalamn polybag cabai dalam hitungan jam, dan selanjutnya turun, seiring mengalirnya air di drainase. Selanjutnya, cabai bisa bermanfaat untuk menghemat pengeluaran bila sewaktu-waktu harga cabai naik.

“Ini sifatnya solusi ekonomi, banjir dan memperlambat air masuk ke drainase secara bersamaan,” ujarnya. (ril/jie)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/