30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Bayi Kembar Siam Berkelamin Perempuan

Foto: Puput Julianti Damanik/Sumuts Pos Bayi kembar siam dirawat di ruang perinatologi RS H Adam Malik.
Foto: Puput Julianti Damanik/Sumuts Pos
Bayi kembar siam dirawat di ruang perinatologi RS H Adam Malik.

SUMUTPOS.CO – Harapan pasutri Hendri Sinuraya (25) dan istrinya Nurhayati br Tarigan (25) untuk mengetahui jenis kelamin kedua buah hatinya akhirnya terkabul juga. Dokter yang merawat bayi kembar siam di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP-HAM) tersebut telah melakukan pemeriksaan dan memutuskan jenis kelamin keduanya adalah perempuan. Hal itu dikatakan ketua tim dokter yang menangani, dr Makmur Sitepu SpOG saat ditemui kru koran ini, Rabu (6/11) siang. “Setelah kita lakukan pemeriksaan, jenis kelaminnya adalah perempuan. Namun, kondisi salah satu dari bayi itu kurang bagus,” katanya.

Untuk itu, bayi kembar siam dengan kondisi perut dempet hingga pelvis yang memiliki tiga kaki ini direncanakan segera dioperasi untuk pemisahan sekitar 2 minggu mendatang. Tetapi jadwal tersebut bisa saja berubah, tergantung kondisi keduanya. “Menunggu lebih besar memang kurang stabil, tapi karena yang satu kondisinya kurang baik mungkin dalam dua minggu ini bisa dilakukan operasi pemisahan,” jelas dokter spesialis kebidanan dan kandungan itu. Kelainan salah satu dari bayi itu, sebutnya terdapat pada jantung dan paru. “Yang satu diberikan bantuan pernafasan atau  ventilator dan yang satu lagi atau bayi yang nomor dua tidak diberi bantuan karena kondisinya baik,” paparnya.

Mengenai penyebab terjadinya bayi kembar seperti itu, menurutnya dikarenakan kembar satu telur yang membelah dua minggu maka akan lengket. “Yang normal pembelahan satu minggu,” katanya seraya menambahkan kasus bayi kembar siam itu jarang terjadi. Sementara, Kabag Humas RSUP H Adam Malik Sairi M Saragih mengatakan, kondisi bayi yang dirawat intensif di Ruang Perinatologi Instalasi Rindu-B stabil. “Satu bayi diberikan ventilator karena kondisinya agak lemah, adanya kelainan jantung dan paru,” katanya.

Ia juga menambahkan, menurut tim dokter bayi yang diberi nama Nurhayati br Tarigan 1 dan Nurhayati br Tarigan 2 ini sebaiknya dilakukan operasi menunggu sembilan bulan. “Namun itu juga melihat kondisi keduanya yang ditangani dokter dari berbagai disiplin ilmu,” ujar Sairi. Sementara orangtua bayi Hendri Sinuraya mengatakan, mereka memang menginginkan kedua anaknya perempuan agar bisa menemani istrinya di rumah. “Maunya perempuan agar ada yang menemani istri di rumah. Saya serahkan saja sama dokter saya harap bisa cepat dioperasi,” harapnya.

Hendri juga mengaku tak mendapat firasat apa pun terkait kelahiran anaknya. “Aku nggak ada mimpi atau apa pun sebelum anakku ini lahir. Namun sebelum dia lahir, kami sudah tau kalau anakku kembar, karena sebelumnya sudah di USG ujar Sinuraya. “Saat dilahirkan berat totalnya 3,5 KG dengan operasi caesar, karena saat dikandungan ada kelainan kata bidan yang merawat istriku itu. Sekarang ini bagaimana caranya untuk memisahkan keduanya agar selamat dan tidak terjadi apa-apa, sebab anakku itu hanya memiliki tiga kaki, ini sekarang yang membuatku sedih,” tandas Sinuraya dengan wajah sedih. (smg/roy/deo)

Foto: Puput Julianti Damanik/Sumuts Pos Bayi kembar siam dirawat di ruang perinatologi RS H Adam Malik.
Foto: Puput Julianti Damanik/Sumuts Pos
Bayi kembar siam dirawat di ruang perinatologi RS H Adam Malik.

SUMUTPOS.CO – Harapan pasutri Hendri Sinuraya (25) dan istrinya Nurhayati br Tarigan (25) untuk mengetahui jenis kelamin kedua buah hatinya akhirnya terkabul juga. Dokter yang merawat bayi kembar siam di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP-HAM) tersebut telah melakukan pemeriksaan dan memutuskan jenis kelamin keduanya adalah perempuan. Hal itu dikatakan ketua tim dokter yang menangani, dr Makmur Sitepu SpOG saat ditemui kru koran ini, Rabu (6/11) siang. “Setelah kita lakukan pemeriksaan, jenis kelaminnya adalah perempuan. Namun, kondisi salah satu dari bayi itu kurang bagus,” katanya.

Untuk itu, bayi kembar siam dengan kondisi perut dempet hingga pelvis yang memiliki tiga kaki ini direncanakan segera dioperasi untuk pemisahan sekitar 2 minggu mendatang. Tetapi jadwal tersebut bisa saja berubah, tergantung kondisi keduanya. “Menunggu lebih besar memang kurang stabil, tapi karena yang satu kondisinya kurang baik mungkin dalam dua minggu ini bisa dilakukan operasi pemisahan,” jelas dokter spesialis kebidanan dan kandungan itu. Kelainan salah satu dari bayi itu, sebutnya terdapat pada jantung dan paru. “Yang satu diberikan bantuan pernafasan atau  ventilator dan yang satu lagi atau bayi yang nomor dua tidak diberi bantuan karena kondisinya baik,” paparnya.

Mengenai penyebab terjadinya bayi kembar seperti itu, menurutnya dikarenakan kembar satu telur yang membelah dua minggu maka akan lengket. “Yang normal pembelahan satu minggu,” katanya seraya menambahkan kasus bayi kembar siam itu jarang terjadi. Sementara, Kabag Humas RSUP H Adam Malik Sairi M Saragih mengatakan, kondisi bayi yang dirawat intensif di Ruang Perinatologi Instalasi Rindu-B stabil. “Satu bayi diberikan ventilator karena kondisinya agak lemah, adanya kelainan jantung dan paru,” katanya.

Ia juga menambahkan, menurut tim dokter bayi yang diberi nama Nurhayati br Tarigan 1 dan Nurhayati br Tarigan 2 ini sebaiknya dilakukan operasi menunggu sembilan bulan. “Namun itu juga melihat kondisi keduanya yang ditangani dokter dari berbagai disiplin ilmu,” ujar Sairi. Sementara orangtua bayi Hendri Sinuraya mengatakan, mereka memang menginginkan kedua anaknya perempuan agar bisa menemani istrinya di rumah. “Maunya perempuan agar ada yang menemani istri di rumah. Saya serahkan saja sama dokter saya harap bisa cepat dioperasi,” harapnya.

Hendri juga mengaku tak mendapat firasat apa pun terkait kelahiran anaknya. “Aku nggak ada mimpi atau apa pun sebelum anakku ini lahir. Namun sebelum dia lahir, kami sudah tau kalau anakku kembar, karena sebelumnya sudah di USG ujar Sinuraya. “Saat dilahirkan berat totalnya 3,5 KG dengan operasi caesar, karena saat dikandungan ada kelainan kata bidan yang merawat istriku itu. Sekarang ini bagaimana caranya untuk memisahkan keduanya agar selamat dan tidak terjadi apa-apa, sebab anakku itu hanya memiliki tiga kaki, ini sekarang yang membuatku sedih,” tandas Sinuraya dengan wajah sedih. (smg/roy/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/