26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Melalui Gemes-5, Bobby Nasution Lestarikan Seni Budaya Melayu Sekaligus Tingkatkan UMKM

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perhelatan Gelar Melayu Serumpun (Gemes) ke-5 Tahun 2022 yang dilaksanakan Pemko Medan di Istana Maimun berhasil memadukan upaya pelestarian seni budaya dan memberikan pasar serta mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di ibukota Sumatra Utara ini.

Sesuai dengan arahan Wali Kota Medan Bobby Nasution, panggung pertunjukan ini bukan hanya diisi oleh pertunjukan seni budaya Melayu dari Medan maupun kota/kabupaten lainnya di Sumut, namun juga dari 10 provinsi Indonesia, bahkan dari negara serumpun yakni Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand. Sesuai dengan perkiraan, Gemes yang berlangsung mulai 31 Oktober hingga 3 November ini pun menjadi magnet kuat menarik kunjungan wisatawan, baik lokal maupun manca negara.

Setiap malam, halaman depan Istana Maimun dipadati oleh pengunjung untuk menyaksikan pertunjukan seni budaya Melayu nasional dan internasional ini. Tingginya minat masyarakat menyaksikan perhelatan ini memberikan manfaat bagi 64 pelaku UMKM yang membuka stand di sana.

Salah satu yang menarik adalah pertunjukan Tari Zapin oleh seniman-seniman negara serumpun yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunei Darusalam. Atas penampilan kolaborasi seniman antarnegara serumpun yang penuh rentak, indah, dan harmonis ini, Bobby Nasution pun mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Panggung Gemes ke-15 ini disemarakkan juga oleh ragam tarian Melayu dari berbagai daerah di Indonesia maupun negara serumpun, juga tarian kolosal 100 penari. Di samping itu, penampilan band ternama d’Masiv pun memberi warna lain dan kepuasan bagi pengunjung. Tidak hanya d’Masiv, komika Babe Cabita cukup menyiramkam hiburan segar di panggung Gemes yang apik ini.

Berbagai pertunjukan inilah membuat halaman depan Istana Maimun dipadati pengunjung. Sembari menikmati hiburan, para pengunjung juga berbelanja berbagai produk di antaranya kerajinan tangan, kain, dan baju khas Medan, serta kerajinan tangan yang dijual pelaku UMKM.

Tidak heran, Gemes ke-5 Tahun 2022 ini masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN). Kegiatan akbar yang dihelat Bobby Nasution ini dinilai berhasil menjadi pembangkit ekonomi, membuka peluang usaha, dan lapangan kerja.

Hal ini juga dikemukakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno saat membuka Gemes. “Gemes merupakan event yang terpilih di seluruh Indonesia yang akan menjadi pembangkit ekonomi kita dan membuka peluang usaha dan lapangan kerja,” katanya.

Sandiaga menyebutkan, tidak mudah masuk KEN. Dia menerangkan, KEN dibangun atas arahan Presiden RI Joko Widodo yang mengharuskan event-event daerah terkurasi. Dikatakannya, Kota Medan yang dianugerahi berbagai potensi telah dikurasi dan Gemes sudah masuk KEN.

Wali Kota Medan Bobby Nasution pada malam pembukaan itu juga mengatakan, perhelatan ini merupakan upaya melestarikan keberagaman seni budaya Melayu di Kota Medan, sekaligus merupakan upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Medan. Peningkatan kunjungan wisatawan ini, lanjutnya, secara langsung akan memberikan pengaruh positif bagi pergerakan ekonomi, termasuk UMKM.

M. Arif Siregar pencipta karakter komik Digidoy berkolaborasi dengan salah satu vendor kaos lokal Medan membuka stand di ajang Gemes ke-5 ini mengungkapkan apresiasinya. Menurutnya, ajang ini juga bermanfaat bagi upaya memasarkan produk-produk lokal khas Medan.

Arif menyebutkan, melalui ajang ini dia dapat lebih memperkenalkan kartun ciptaannya, Digidoy yang khas Medan. “Saya memang menciptakan Digidoy ini untuk Medan. Dan dalam ajang ini saya bekerja sama dengan vendor kaos Medan. Benar-benar kaos lokal, jahit di sini, produksi di sini semua. Jadi kita kampanye bahwa kaos lokal Medan sudah ada. Tidak perlu ke luar kota lagi,” ungkapnya.

Arif mengakui, omzet penjualan kaos Medan ini relatif lumayan pada malam hari saja. Soalnya, pada malam hari panggung diisi oleh penampilan kesenian dari luar provinsi maupun luar negeri, sehingga banyak konsumen yang berbelanja.

Dia menyarankan, agar materi acara di Gemes ini jangan hanya digelar di malam hari saja. Kalau bisa, harapnya, pada siang hingga sore juga ada acara, sehingga stand yang mereka persiapkan sejak siang hari ini tidak sepi konsumen.

Terlepas dari itu, Arif mengungkapkan rasa terima kasihnya atas terbuka perhelatan ini bagi para pelaku usaha UMKM. “Kami berterima kasih karena diberi ruang di ajang ini. Ini tentu sangat positif bagi kami juga pelaku usaha lainnya,” pungkasnya. (rel)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perhelatan Gelar Melayu Serumpun (Gemes) ke-5 Tahun 2022 yang dilaksanakan Pemko Medan di Istana Maimun berhasil memadukan upaya pelestarian seni budaya dan memberikan pasar serta mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di ibukota Sumatra Utara ini.

Sesuai dengan arahan Wali Kota Medan Bobby Nasution, panggung pertunjukan ini bukan hanya diisi oleh pertunjukan seni budaya Melayu dari Medan maupun kota/kabupaten lainnya di Sumut, namun juga dari 10 provinsi Indonesia, bahkan dari negara serumpun yakni Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand. Sesuai dengan perkiraan, Gemes yang berlangsung mulai 31 Oktober hingga 3 November ini pun menjadi magnet kuat menarik kunjungan wisatawan, baik lokal maupun manca negara.

Setiap malam, halaman depan Istana Maimun dipadati oleh pengunjung untuk menyaksikan pertunjukan seni budaya Melayu nasional dan internasional ini. Tingginya minat masyarakat menyaksikan perhelatan ini memberikan manfaat bagi 64 pelaku UMKM yang membuka stand di sana.

Salah satu yang menarik adalah pertunjukan Tari Zapin oleh seniman-seniman negara serumpun yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunei Darusalam. Atas penampilan kolaborasi seniman antarnegara serumpun yang penuh rentak, indah, dan harmonis ini, Bobby Nasution pun mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Panggung Gemes ke-15 ini disemarakkan juga oleh ragam tarian Melayu dari berbagai daerah di Indonesia maupun negara serumpun, juga tarian kolosal 100 penari. Di samping itu, penampilan band ternama d’Masiv pun memberi warna lain dan kepuasan bagi pengunjung. Tidak hanya d’Masiv, komika Babe Cabita cukup menyiramkam hiburan segar di panggung Gemes yang apik ini.

Berbagai pertunjukan inilah membuat halaman depan Istana Maimun dipadati pengunjung. Sembari menikmati hiburan, para pengunjung juga berbelanja berbagai produk di antaranya kerajinan tangan, kain, dan baju khas Medan, serta kerajinan tangan yang dijual pelaku UMKM.

Tidak heran, Gemes ke-5 Tahun 2022 ini masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN). Kegiatan akbar yang dihelat Bobby Nasution ini dinilai berhasil menjadi pembangkit ekonomi, membuka peluang usaha, dan lapangan kerja.

Hal ini juga dikemukakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno saat membuka Gemes. “Gemes merupakan event yang terpilih di seluruh Indonesia yang akan menjadi pembangkit ekonomi kita dan membuka peluang usaha dan lapangan kerja,” katanya.

Sandiaga menyebutkan, tidak mudah masuk KEN. Dia menerangkan, KEN dibangun atas arahan Presiden RI Joko Widodo yang mengharuskan event-event daerah terkurasi. Dikatakannya, Kota Medan yang dianugerahi berbagai potensi telah dikurasi dan Gemes sudah masuk KEN.

Wali Kota Medan Bobby Nasution pada malam pembukaan itu juga mengatakan, perhelatan ini merupakan upaya melestarikan keberagaman seni budaya Melayu di Kota Medan, sekaligus merupakan upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Medan. Peningkatan kunjungan wisatawan ini, lanjutnya, secara langsung akan memberikan pengaruh positif bagi pergerakan ekonomi, termasuk UMKM.

M. Arif Siregar pencipta karakter komik Digidoy berkolaborasi dengan salah satu vendor kaos lokal Medan membuka stand di ajang Gemes ke-5 ini mengungkapkan apresiasinya. Menurutnya, ajang ini juga bermanfaat bagi upaya memasarkan produk-produk lokal khas Medan.

Arif menyebutkan, melalui ajang ini dia dapat lebih memperkenalkan kartun ciptaannya, Digidoy yang khas Medan. “Saya memang menciptakan Digidoy ini untuk Medan. Dan dalam ajang ini saya bekerja sama dengan vendor kaos Medan. Benar-benar kaos lokal, jahit di sini, produksi di sini semua. Jadi kita kampanye bahwa kaos lokal Medan sudah ada. Tidak perlu ke luar kota lagi,” ungkapnya.

Arif mengakui, omzet penjualan kaos Medan ini relatif lumayan pada malam hari saja. Soalnya, pada malam hari panggung diisi oleh penampilan kesenian dari luar provinsi maupun luar negeri, sehingga banyak konsumen yang berbelanja.

Dia menyarankan, agar materi acara di Gemes ini jangan hanya digelar di malam hari saja. Kalau bisa, harapnya, pada siang hingga sore juga ada acara, sehingga stand yang mereka persiapkan sejak siang hari ini tidak sepi konsumen.

Terlepas dari itu, Arif mengungkapkan rasa terima kasihnya atas terbuka perhelatan ini bagi para pelaku usaha UMKM. “Kami berterima kasih karena diberi ruang di ajang ini. Ini tentu sangat positif bagi kami juga pelaku usaha lainnya,” pungkasnya. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/