MEDAN, SUMUTPOS.CO – Delapan siswa/siswi SMU Chandra Kumala berhasil meraih juara 5 besar tingkat internasional, dalam penelitian di National Aeronautics and Space Administration (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat.
Penelitian para siswa yang disampaikan ke NASA adalah mengamati pertumbuhan Slime Mold di dalam 3D Maze. Slime Mold atau yang nama latin ilmiahnya adalah Physarum polycephalum. Itu adalah suatu makluk hidup berjenis protista yang sensitive terhadap cahaya. Makluk ini bereaksi terhadap rangsangan seperti makanan dan air, di mana ia akan tumbuh dan membuat cabang-cabang untuk mencapai sumber makannya.
“Mahluk ini seperti seolah memiliki kebersatuan otak yang primitif dalam tumbuh dan bergerak bersama-sama mencapai tujuannya (yang seringnya adalah berupa sumber makanan yang mereka butuhkan,” kata Diyah Purwarini, salah seorang siswi SMU Chandra Kumala.
Kepala SMU Chandra Kumala Rita mengatakan, program penelitian yang dilakukan para siswanya tersebut dilakukan sejak 2016. Tidak hanya sekali proposal yang mereka sampaikan ditolak oleh NASA.
“Tapi yang namanya perjuangan, kami tidak pernah menyerah. Hingga akhirnya penelitian kami diterima dan berhasil menjuarai 5 besar mengalahkan puluhan negara yang ikut. Ini tidak terlepas dari semangat dan motivasi dari para guru pembimbing serta Yayasan,” jelasnya.
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah mengaku kagum dan bangga para pelajar itu. Kekaguman itu disampaikan Wagubsu ketika berkunjung ke Sekolah Chandra Kumala di Jalan Boulevard Timur Blok O, Komplek Cemara Asri, Medan Estate, Jumat (7/12).
“Awalnya saya tidak menyangka bahwa para pelajar di sini mampu meraih juara atau lima besar dalam penelitiannya di NASA Amerika Serikat. Pertama kali saya melihat proposol tentang rencana kepergian para siswa tersebut ke sana, apa betul atau tidak mereka ini ke NASA ,” katanya.
Ternyata keraguannya itu terwujud dengan berhasilnya delapan siswa/siswi SMU Chandra Kumala meraih prestasi di NASA. Tidak tanggung-tanggung, mereka berhasil meraih lima besar dan mengalahkan puluhan perwakilan negara lainnya.
“Luar biasa. Ternyata mereka mampu menjadi juara 5 dan tidak hanya membawa nama Indonesia ke dunia, tapi juga Sumatera Utara. Maka saya memberikan apresiasi sangat besar kepada mereka yang berhasil,” ungkapnya.
Melihat prestasi para siswa tersebut, menurut Wagubsu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) perlu menganggarkan pemberian beasiswa untuk pelajar ke luar negeri. “Belum lama ini saya melakukan lawatan ke Rusia, membahas penerimaan pelajar asal Sumut ke universitas di sana dan hasilnya kita mendapat dukungan,” jelasnya.
Lebih lanjut, kata Wagubsu, para pelajar yang mendapat beasiswa dari Pemprovsu harus mengabdi ke Pemprovsu selama 2 tahun dan tentunya diberi gaji. Setelah mengabdi selama dua tahun, mereka boleh mencari karir di tempat lain.
“Karena tidak sedikit pemuda-pemudi yang sudah berhasil memilih mengabdi ke negara lain. Itu dikarenakan tidak adanya perhatian dari pemerintah. Untuk itu kita harus peka melihat generasi yang berprestasi dan bisa mengabdi pada negara, jangan kita mengharap mereka mengabdi sedangkan kita sendiri tidak memberi perhatian,” jelasnya.
Turut hadir pada acara tersebut Founder Yayasan Pendidikan Cemara Asri Mujianto, mewakili Yayasan Bangga Jadi Indonesia Dedy Ananda, Koordinator Penelitian Mr Anfrew Watts, serta 8 pelajar yang ikut penelitian yaitu Diyah Puwarini, Andrew P Watts, Swandi Sibarani, Nadya Yasefa, Joane Clarisa, Venny Rusell, Roy Himawan dan Bramasto. Juga orang tua siswa dan undangan lainnya. (rel/mea)