MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) menargetkan capaian vaksinasi Covid-19 terhadap pelajar tingkat SMA/SMK 100 persen sebelum tahun 2022. Vaksinasi pelajar di Sumut sejauh ini sudah mencapai 70 persen lebih.
“Vaksinasi pelajar sudah mencapai 70 persen berdasarkan data dari Satgas Sumut hingga awal Desember ini. Mudah-mudahan sebelum awal tahun baru sudah 100 persen,” kata Kepala Dinkes Sumut drg Ismail Lubis kepada wartawan, Senin (6/12). Ismail mengaku, capaian vaksinasi pelajar tertinggi ada di tiga kabupaten, yaitu Batubara, Langkat dan Asahan. “Ada tiga kabupaten, Batubara, Langkat, dan Asahan, yang sudah lewat dari 60 persen pelajar dilakukan vaksinasi,” akunya.
Menurut dia, kendala dalam memberikan vaksinasi kepada pelajar hanya stok vaksin yang kurang. “Saat ini mungkin hanya 1 persen pelajar yang tidak diizinkan untuk vaksin atau pelajar itu sendiri yang tidak mau. Artinya, semua sudah pada mau vaksin hanya saja keterbatasan stok vaksin membuat mereka harus menunggu,” ungkapnya.
Ismail menyatakan, pihaknya akan terus menggenjot vaksinasi corona baik kepada masyarakat, pelajar ataupun lansia. “Kita akan kejar dan genjot terus pelajar yang belum vaksin. Kita juga akan terus beri imbauan tentang pentingnya vaksinasi dalam menjaga kekebalan tubuh di masa pandemi Covid-19,” pungkasnya.
Vaksinasi Kota Medan Nyaris 80 Persen
Secara keseluruhan, Pemko Medan telah melampaui target vaksinasi sebesar 70 persen dari jumlah penduduk yang layak divaksin. Menurut Plt Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Mardohar Tambunan Mkes, saat ini Pemko Medan telah melakukan vaksinasi hampir 80 persen dari total 1,9 juta warga.
“Vaksinasi kita per hari ini nyaris 80 persen. Tadi data terakhir yang saya lihat, sudah 79 persen lebih. Target minimumnya kan 70 persen, jadi sudah lebih dari target sebenarnya. Tapi begitu pun kita kejar terus ini vaksinasinya, kita tak akan berhenti di angka 80 persen, lanjut terus sampai semaksimal mungkin,” kata dr Mardohar Tambunan MKes kepada Sumut Pos saat ditemui di Balai Kota Medan, Senin (6/12).
Apalagi, kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Medan itu, saat ini angka vaksinasi untuk masyarakat Lanjut Usia (Lansia) belum juga mencapai target. Sebab khusus Lansia, ditargetkan sudah harus divaksin sebanyak 60 persen, namun hingga kini masih terealisasi 50 persen. “Kalau umum kan minimal 70 persen, kalau lansia minimal 60 persen, sedikit lebih rendah targetnya. Tapi Alhamdulillah realisasi vaksinasi lansia kita sudah 50 persen, akan kita kejar terus supaya minimal 60 persen bahkan lebih,” ujarnya.
Mardohar menjelaskan, pihaknya terus mengimbau dan mengajak seluruh masyarakat Kota Medan khususnya lansia untuk mengikuti vaksinasi dan menegaskan bahwa vaksin tersebut aman bagi mereka. Namun hal lain yang menjadi kendala adalah ketika masyarakat lansia dan pihak keluarga tidak mengizinkan untuk dilakukan vaksinasi. “Kami terus memberikan informasi baik itu fungsi maupun manfaat dari vaksinasi. Alhamdulillah masih ada masyarakat lansia yang mau mendapatkan vaksinasi. Saat ini jumlah lansia yang sudah divaksin 50 persen, tentunya kita akan terus berupaya agar persentase lansia terus meningkat,” katanya.
Diterangkan Mardohar, salah satu upaya lainnya adalah memastikan seluruh instansi, khususnya layanan publik dan layanan umum untuk menggunakan aplikasi Peduli Lindungi sesuai dengan arahan Wali Kota Medan, Bobby Nasution. “Melalui upaya ini dapat diketahui dan dipastikan seluruh masyarakat sudah mendapatkan suntikan vaksin. Artinya dengan aplikasi Peduli Lindungi, kita berharap dapat menjaring seluruh Lansia di Kota Medan yang belum divaksin,” terang Mardohar.
Ia juga menuturkan, bahwa pihaknya juga terus berkolaborasi dengan Kecamatan, Kelurahan dan Kepala lingkungan dengan cara door to door untuk mengajak masyarakat lansia agar mau divaksin.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Medan Bobby Nasution terus melakukan percepatan capaian vaksinasi khususnya kepada warga lansia, sebab target vaksinasi terhadap lansia di Kota Medan belum tercapai. Vaksinasi yang terus masif dilakukan ini dilakukan, sebagai upaya untuk mempercepat terwujudnya Herd Immunity (kekebalan massal) agar dapat melindungi warganya dari virus Covid-19.
Guna meningkatkan persentase vaksinasi lansia, Bobby mengaku terus berupaya dan melakukan langkah percepatan vaksinasi dengan berkolaborasi antara Pemko Medan, TNI/POLRI dan stakeholder lainnya. Selain itu, Pemko Medan juga telah melakukan vaksinasi sampai ke tingkat paling rendah di masyarakat.
“Saya sudah minta Dinas Kesehatan dan Kecamatan, Kelurahan serta Kepala Lingkungan untuk menjadikan vaksinasi lansia sebagai catatan yang harus segera dilaksanakan. Turun langsung ke tingkat yang paling rendah di masyarakat guna memastikan warga lansia mendapatkan suntikan vaksin,” kata Bobby.
Selain itu, Bobby juga meminta setiap instansi layanan publik untuk menerapkan dan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi guna memastikan seluruh warga Lota Medan termasuk lansia sudah di vaksin. “Artinya, kita dorong terus instansi pelayanan publik agar benar-benar penggunaan aplikasi Peduli Lindungi ini diterapkan. Jika benar diterapkan, maka ini akan menjadi upaya untuk meningkatkan capaian vaksinasi lansia. Sebab melalui aplikasi Peduli Lindungi, nantinya akan diketahui warga lansia yang belum mendapatkan suntikan vaksin,” pungkasnya.
Vaksinasi Booster Mulai Januari 2022
Sementara, Pemerintah Indonesia saat ini terus mendorong percepatan vaksinasi terhadap masyarakat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun juga meminta agar vaksin booster atau vaksin ketiga untuk dilaksanakan.
Hal tersebut dikatakan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Vaksinasi tersebut diharapkan dapat dilaksanakan pada Januari 2022 mendatang. “Presiden minta agar kegiatan booster vaksinasi dipersiapkan pada bulan Januari,” ungkap dia dalam telekonferensi pers, Senin (6/12).
Sebab, saat ini banyak negara juga yang merekomendasikan untuk vaksinasi dilakukan hingga tiga kali dosis. Hal ini dilakukan guna menekan penyebaran Covid-19 di masyarakat. “Di berbagai negara sudah memberikan rekomendasi termasuk juga dari lembaga-lembaga internasional kesehatan untuk vaksinasi efektif, untuk varian-varian baru, termasuk omicron,” tutur dia.
Adapun dikatakan bahwa pemberian vaksin ketiga ini akan dibagi dalam dua kategori. Pertama adalah mereka yang merupakan Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan dan non-PBI.
Saat ini, pemerintah pun tengah menyelesaikan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) perihal pelaksanaan program vaksinasi tersebut. “Nanti akan diatur dalam Permenkes dalam waktu tidak terlalu lama,” tandas Airlangga. (ris/map/bbs)